IPO Ketrosden Triasmitra (Kode Saham: KETR), Ini Rencana Perusahaan
Tempias.com, JAKARTA – PT Ketrosden Triasmitra Tbk (kode saham: KETR), resmi tercatat di Bursa Efek Indonesia hari ini, Kamis, 10 November 2022.
Ketrosden adalah perusahaan dengan bidang usaha pembangunan, penjualan dan pemeliharaan jaringan telekomunikasi kabel fiber optik. Perusahaan ini sudah beroperasi selama 27 tahun. Entitas ini juga memiliki afiliasi kepemilikan denga Mora Telematika Indonesia (kode saham: MORA) yakni Galumbang Menak. Sedangkan MORA terkait dengan grup Sinarmas dengan masuknya Smartfren (kode saham: FREN) melalui PT Smart Telecom dengan kepemilikan 18,32 persen di MORA.
Dalam IPO KETR ini, saham yang dilepas sejumlah 426,2 juta lembar. Besaran itu setara dengan 15 persen dari modal disetor dan ditempatkan Triasmitra. Harga IPO KETR sendiri ditetapkan Rp 300. Sedangkan broker untuk IPO KETR adalah PT Shinhan Sekuritas Indonesia
Titus Dondi, CEO Triasmitra Group, mengatakan dengan IPO KETR ini dapat menjadi langkah strategis yang dilakukan Triasmitra untuk pengembangan bisnis ke depan.
“Diharapkan dengan masuknya Triasmitra dalam Bursa Efek Indonesia, Triasmitra dapat meningkatkan ekspansi usaha, tata kelola, kapasitas pendanaan, dan prinsip keterbukaan Triasmitra lebih baik sebagai perusahaan publik,” katanya dalam pernyataan resmi.
Dana yang diperoleh dari IPO, oleh KETR akan digunakan untuk modal kerja Perseroan atau Entitas Anak. Modal kerja tersebut dalam bentuk pembelian material, pembelian peralatan proyek dan pembiayaan operasional usaha.
“Sebagai Negara berkembang, Indonesia memiliki potensi dan kesempatan yang besar untuk meningkatkan daya saing dengan negara-negara lainnya, yang salah satunya adalah melalui industri telekomunikasi dan infrastruktur pendukungnya. Beberapa hal yang harus ditingkatkan oleh Indonesia agar dapat bersaing dengan Negara-negara maju adalah akses informasi (connectivity) yang akan terkait erat dengan pemerataan jaringan telekomunikasi di seluruh wilayah Indonesia. Pemerataan jaringan
telekomunikasi ini tentu memerlukan pembangunan jaringan infrastruktur telekomunikasi yang masif”, ujar Titus. (Putra, O. Permana)