FinanceHeadline

Suku Bunga Acuan BI RDG Agustus 2022 Naik ke 3,75 Persen, Patahkan Rekor 17 Bulan

Tempias.com, JAKARTA – Suku bunga Bank Indonesia (BI) atau BI-7 Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) dalam rapat dewan gubernur (RDG) Agustus 2022 diputuskan naik menjadi 3,75 persen.

Level suku bunga BI yang mulai berlaku September 2022 ini berubah setelah bertahan selama 17 bulan terakhir di level 3,5 persen. 

Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menyebut bahwa ekonomi dunia terindikasi melambat. Penyebabnya, negara utama penggerak ekonomi dunia seperti Amerika Serikat, China hingga Eropa mengalami perlambatan konsumsi. 

“Kenaikan suku bunga tersebut sebagai foward looking,” kata Perry. 

Dia menyebutkan dengan kenaikan BI7DRRR naik +0,25 persen maka suku bunga deposito BI atau deposit facility naik 0,25 persen menjadi 2 persen. Sementara suku bunga pinjaman BI atau lending facility  naik menjadi 4,50 persen.

Kenaikan ini di sisi lain sebagai antisipasi tekanan inflasi global yang tinggi seiring dengan masih perang Rusia China serta naikknya tensi geopolitik serta proteksionisme dan gangguan pasok rantai global. Dampaknya, volume perdagangan dunia menjadi lebih rendah. Kondisi yang  mengakibatkan terbatasnya aliran modal asing dan menekan nilai tukar negara berkembang, termasuk Indonesia.

Disebutkan, keputusan Bank Indonesia (BI) menaikkan suku bunga termasuk untuk memitigasi risiko peningkatan inflasi inti dan ekspektasi inflasi akibat kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) nonsubsidi dan inflasi volatile food.

Disebutkan untuk memperkuat kebijakan stabilisasi nilai tukar Rupiah agar sejalan dengan nilai fundamentalnya serta tingginya ketidakpastian pasar keuangan global, Perry mengatakan Bank Indonesia terus memperkuat respons bauran kebijakan untuk menjaga stabilitas dan memperkuat pemulihan. 

Langkah Bank Indonesia menjaga stabilitas rupiah setelah menaikkan suku bunga acuan pada Agustus 2022 adalah: 

  1. Memperkuat operasi moneter melalui kenaikan struktur suku bunga di pasar uang sesuai dengan kenaikan suku bunga BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) tersebut untuk memitigasi risiko kenaikan inflasi inti dan ekspektasi inflasi;
  2. Memperkuat stabilisasi nilai tukar Rupiah sebagai bagian untuk pengendalian inflasi dengan intervensi di pasar valas baik melalui transaksi spot, Domestic Non Deliverable Forward (DNDF), serta pembelian/penjualan SBN di pasar sekunder;
  3. Melakukan pembelian/penjualan SBN di pasar sekunder untuk memperkuat stabilitas nilai tukar Rupiah dengan meningkatkan daya tarik imbal hasil investasi portofolio SBN jangka pendek dan mendorong struktur yield  SBN jangka panjang lebih landai, dengan pertimbangan tekanan inflasi lebih bersifat jangka pendek dan akan menurun kembali ke sasarannya dalam jangka menengah panjang;
  4. Memperkuat sinergi antara pusat dan daerah untuk menjaga stabilitas harga dan meningkatkan ketahanan pangan melalui Rapat Koordinasi Tim Pengendalian Inflasi (TPIP dan TPID), serta akselerasi pelaksanaan gerakan nasional pengendalian inflasi pangan (GNPIP);
  5. Mengimplementasikan kebijakan insentif bagi bank-bank yang menyalurkan kredit/pembiayaan kepada sektor prioritas dan UMKM dan/atau memenuhi target Rasio Pembiayaan Inklusif Makroprudensial (RPIM) berlaku 1 September 2022 sebagai berikut (Lampiran 1):
    1. Peningkatan besaran insentif kepada sektor prioritas menjadi maksimum 1,5% dari sebelumnya paling besar 0,5%, dan insentif pencapaian RPIM tetap paling besar 0,5%;
    2. Perluasan cakupan subsektor prioritas dari 38 subsektor prioritas menjadi 46 subsektor prioritas.
  6. Melanjutkan kebijakan transparansi suku bunga dasar kredit (SBDK) dengan pendalaman pada suku bunga berdasarkan segmen kredit (Lampiran 2);
  7. Memperkuat kebijakan sistem pembayaran untuk mendukung pemulihan ekonomi dan akselerasi digitalisasi terutama melalui perluasan layanan dan akses QRIS serta BI-FAST kepada berbagai lapisan masyarakat terutama dalam pemberdayaan UMKM dan pembelian produk dalam negeri. 

(Ira Guslina)

 

 

 

Redaksi

Dukung kami untuk terus menyajikan konten bermanfaat dan memberi insight. Hubungi kami untuk konten di redaksi@theeconopost.com. Untuk kerja sama iklan dan promosi lainnya ke marketing@theeconopost.com

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Untuk mengcopy teks yang dibutuhkan hubungi marketing@theeconopost.com