Sosok

Profil Supramu Santosa, Crazy Rich Geothermal yang Bisnisnya Dibeli Astra (UNTR) Hingga Prajogo Pangestu (BERN)

PT United Tractors Tbk (UNTR), anak usaha Astra International (ASII) telah mengumumkan rencana akuisisi PT Supreme Energy Rantau Dedap (SERD), perusahaan yang bergerak di bidang energi panas bumi. Akuisisi ini dilakukan melalui anak usaha UNTR, PT Energia Prima Nusantara (EPN).

Kesepakatan transaksi ditandatangani pada Selasa, 15 Oktober 2024, dengan penyesuaian harga berdasarkan hasil audit laporan keuangan. Corporate Secretary UNTR, Sara K Loebis, menyatakan dalam keterbukaan informasi, Kamis (17/10/2024), bahwa terdapat perubahan total nilai transaksi, yaitu berkurang US$ 108.740 atau sekitar Rp1,69 miliar. Dengan perubahan ini, total nilai transaksi menjadi US$ 80,58 juta atau setara Rp 1,25 triliun.

Sebelumnya, EPN telah membeli 49,6 persen saham SERD senilai US$ 51,87 juta, dengan penutupan transaksi dilakukan pada 27 Desember 2023. Sara menyebutkan bahwa akuisisi ini adalah bagian dari upaya UNTR dalam mengembangkan bisnis energi terbarukan, khususnya pembangkit listrik tenaga panas bumi.

Lalu siapakah pemilik Suprame Energy yang memiliki 3 lapangan geothermal di Indonesia? Pemilik Suprame Energy adalah Supramu Santosa.

Terima Kasih Sudah Membaca Berita Premium di The Econopost!

Konten yang Anda baca merupakan konten premium. Dukung kami dengan melakukan pembayaran melalui QRIS senilai Rp 5.000. Cukup scan QR code yang tersedia, dan terus nikmati informasi terbaru yang kami sajikan khusus untuk Anda.

Kontribusi Anda sangat berarti bagi kami untuk terus menghadirkan informasi tajam, terpercaya, dan eksklusif sesuai kebutuhan.


Best Regard

Nama ini merupakan sosok pelopor dan pendiri Suprame Energy. Nama Supramu juga perintis awal Star Energy. Perusahaan yang kemudian, pada 2007, diakuisisi oleh Prajogo Pangestu dan menjadi IPO paling sukses pada 2023 lalu (BERN).

Majalah Globe Asia pada 2008 menempatkan Supramu sebagai salah satu orang kaya baru di Indonesia dengan pundi-pundi saat itu US$ 75 juta.

Profil Supramu Santosa di Industri Energi

Dalam nukilan wawancara di Noise pada Februari 2021, Supramu menyebut dirinya membangun bisnis dari bawah. Dia memulai pendidikan dasar di desa bersama neneknya. Awal kehidupan yang telah membentuk karakter kerja. Pengaruh dari budaya lokal seperti wayang kulit dan tembang Jawa turut membentuk pandangannya terhadap kehidupan.

Perjalanan hidupnya mulai berliku ketika sang ayah, Santoso, meninggal ketika Supramu masih SMA. Dia kemudian harus pindah ke Surabaya untuk menyelesaikan SMA dengan menumpang ke salah satu pamannya.

Tak memiliki biaya untuk kuliah, Supramu mulai bekerja di sebuah bank pasar setamat SMA. Pekerjaan ini menuntutnya untuk menempuh perjalanan 30 kilometer dengan sepeda setiap hari bolak balik ke Waru dari Surabaya.

Selain bekerja di bank, Supramu memberikan les matematika kepada anak-anak tetangganya. Kesempatan besar datang ketika salah satu anak yang dia ajar, merupakan pejabat Pertamina. Melihat kemampuan Supramu, dia mendorong agar kuliah. Namun karena alasan biaya, dia memfasilitasi Supramu pindah bidang dan menawarkan pekerjaan di proyek pengeboran minyak lepas pantai. Tawaran ini menjadi awal perjalanannya di industri energi.

Tanpa gelar sarjana, Supramu memulai karir di proyek pengeboran sebagai tenaga kasar. Setelah beberapa tahun, ia dipromosikan menjadi pengelola gudang, dan kemudian manajer seiring tekadnya yang sungguh-sungguh mau belajar dan mengambil tanggung jawab lebih dalam setiap kesempatan.

Pada tahun 1974, Supramu melanjutkan pendidikan di Amerika Serikat. Ia salah mengajukan kampus, dari niatnya University of California, Berkeley, dirinya justru terdaftar di Armstrong Berkeley. Menurutnya, itu menjadi jalan yang disiapkan Allah. Pasalnya kemampuan TOEFL bahasa Inggris Supramu baru 425.

Selama di Armstrong, dia banyak mengambil kelas umum dan kursus untuk mengejar level UC Berkeley. Akhirnya pada usia 26 tahun dia kuliah S1 di kampus elit itu. Namun baru 1 tahun, Supramu harus kembali ke Indonesia karena masalah keluarga.

Dia kemudian kembali di Indonesia selama 3 tahun. Setelahnya, dia kembali melanjutkan kuliah di Berkeley dan mendapatkan gelar S1 dan S2 di usia 31 tahun.

Setelah menyelesaikan pendidikan dan pulang ke Indonesia, Supramu bekerja di berbagai perusahaan energi. Beragam jabatan ia emban hingga level direksi.

Perubahan karir jadi pengusaha terjadi jelang peristiwa Bom Bali. Perusahaannya diakuisisi oleh Connoco Philips. Akan tetapi, kultur mikro management dalam payung baru membuat Supramu hengkang.

Dengan pengalamam sebagai profesional, Supramu menyiapkan perusahaan konsultan minyak bagi investor asing yang hendak masuk ke Indonesia sebagai jalan karirnya yang baru. Akan tetapi, mitra yang ditunggu dari Kanada tertunda akibat peristiwa bom bali.

Dalam periode ini, pertemuan dengan Menteri ESDM Kuntoro Mangunsubroto mengubah jalan hidupnya. Sosok kharismatik itu mendorong Supramu terlibat langsung di lapangan migas. Kuntoro juga membukakan jalan permodalan dengan mengenalkan ke Nusantara Kapital.

Bersama pemodal ini, Supramu mengakuisisi lapangan minyak dan geothermal yang ditinggal investornya dari Deutsche Bank. Kawasan inilah yang kemudian menjadi raksasa Start Energy. Perusahaan ini aktif mengembangkan lapangan minyak dan geothermal untuk kemudian dijual ke crazy rich Prajogo Pangestu pada 2007. Konglomerat ini kemudian mengantarkan PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN), yang membawahi Start Energy untuk IPO pada akhir 2023 lalu.

Petualangan Suprame berlanjut dengan fokus baru sejak 2008. Ia mendirikan PT Supreme Energy, dengan fokus pada pengembangan energi panas bumi. Perusahaan tersebut mengembangkan proyek di Sumatera Barat, Sumatera Selatan, dan Lampung. Ia menggaet sejumlah investor internasional yakni Sumitomo Co., Marubeni, Energia, hingga Tokohaku.

Berbeda dengan Star Energy yang penuh keberuntungan, Suprame Energy baru 12 tahun sejak izin diberikan bisa menyelesaikan proyek geothermal di Sumatra Barat dan 13 tahun di Sumatra Selatan. Sedangkan penjualan perusahaan baru terlaksana pada akhir 2023 lalu ke grup Astra.

Redaksi

Dukung kami untuk terus menyajikan konten bermanfaat dan memberi insight. Hubungi kami untuk konten di redaksi@theeconopost.com. Untuk kerja sama iklan dan promosi lainnya ke marketing@theeconopost.com

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Untuk mengcopy teks yang dibutuhkan hubungi marketing@theeconopost.com