Profil Arisudono Soerono, Direktur Utama Danareksa Pendorong Holding Namco
Tempias.com, JAKARTA – Pemerintah menunjuk Arisudono Soerono sejak Oktober 2020 sebagai Direktur Utama PT Danareksa (persero).
Tugas sosok yang biasa mengenalkan diri dengan nama Ari Soerono itu adalah mengawal transformasi Danareksa menjadi National Management Asset Company (NAMCO). Dengan status ini, Danareksa disiapkan menjadi holding atas 16 perusahaan BUMN skala menengah dan kecil dengan bisnis jasa keuangan, kawasan industri, sumber daya air, jasa konstruksi dan konsultansi konstruksi, manufaktur, media dan teknologi, serta transportasi hingga logistik melalui payung Peraturan Pemerintah No. 113/2021.
Lalu bagaimana profil Ari Soerono sehingga dia dipercaya menjadi pemandu dalam transformasi Danareksa ini?
Dilihat dari laman profil Danareksa dan Linkedin, Ari Soerono merupakan sarjana Teknik Kimia Institut Teknologi Bandung (1988-1994). Akan tetapi, meski bidang teknik yang dipelajari, karir Ari sepanjang perjalanannya saat ini lebih banyak berkutat di sektor keuangan.
Dia memulai karirnya sebagai Management Associate di Citibank. Karir ini dijalaninya singkat yakni hanya 1 tahun. Hengkang dari Citi, Ari kemudian berpindah fokus dengan menjadi konsultan di Accenture. Perusahaan yang bergerak di bidang konsultansi manajemen, pelayanan teknologi dan alih daya. Posisi ini dijalaninya pada 1995-1998.
Ari memutuskan mengambil master selepas dari Accenture di London Business School. Rampung studi dalam 2 tahun, perjalanannya berlanjut menjadi Associate – European Mergers & Acquisitions, Investment Banking Credit Suisse.
Bertahan 1 tahun, Ari meloncat menjadi EVP Strategy and Investments Cardig International (2001 – 2005). Jabatan direksi dimulai dengan menjadi Direktur Keuangan PT Pangansari Utama (2005-2009). Pangansari adalah salah satu perusahaan katering terbesar di Indonesia milik konglomerat Surya Paloh.
Karir Ari berlanjut dengan masuk ke perusahaan yang beririsan dengan bisnis Pangansari yakni Deputi CEO di PT Cardig Aero Services Tbk (CAS Group).
Posisi Direktur Keuangan kembali dijabat Ari di Blue Bird (BIRD) selama 1 tahun (2012-2013). Dia kemudian berkarir ke lingkungan pemerintah dengan bergabung sebagai Direktur Keuangan Indonesia Infrastructure Finance (IIF). Perusahaan patungan Bank Dunia dengan BUMN di bawah Kementerian Keuangan Sarana Multi Infrastruktur (SMI).
Menjabat 3 tahun sebagai direktur keuangan, Ari kemudian dipromosikan menjadi Presiden Direktur lembaga pembiayaan proyek infrastruktur perpanjangan tangan pemerintah itu.
Diganti pada 2018, Ari kemudian berlabuh ke Paiton Energy. Pembangkit listrik raksasa milik swasta yang dimotori oleh Saratoga (SRTG). Selama 10 bulan di Paiton, Ari kemudian menjadi Country Head vena Energy (2019-2020).
Alumni Pangudi Luhur Jakarta itu kembali masuk dalam lingkungan pemerintah menjadi CEO Perusahaan Pengelola Aset (PPA). Seiring rencana Namco pemerintah, Ari diminta memimpin Danareksa yang akan menjadi induk holding PPA serta 15 perusahaan lainnya.
Dalam perjalanan karirnya, Ari pernah mengikuti pelatihan Risk Management in Banking, INSEAD, Fontainebleau, Perancis (2016) dan Emerging Leaders Executive Leadership Program John F Kennedy School of Government Harvard University, Cambridge, Amerika Serikat (2014).