HeadlineIHSGKamus Bursa

Surat Tahunan Warren Buffett 2025, Ini 7 Saran Investasi yang Perlu Dicermati

TheEconopost.com, Sepak terjang investor kawakan Warren Buffett, pemilik Berkshire Hathaway, kembali jadi sorotan. Dengan gaya khas, Buffett menjadi anomali di dunia saat pasar saham runtuh di tengah perang dagang yang diumumkan Amerika. Buffett menjadi salah satu investor yang mengalami kenaikan kekayaan.

Berdasarkan Forbes Real Time Billionaires per 7 April 2025, kekayaan Buffett melonjak menjadi US$154,4 miliar, naik tajam dari posisi 10 Januari 2025 yang mencapai US$141,1 miliar.

Bandingkan dengan para orang terkaya dunia lainnya, Elon Musk sebagai yang terkaya di dunia dalam periode yang sama mengalami penurunan kekayaan menjadi US$362,5 miliar dari posisi US$416,2 miliar.

Selanjutnya, Jeff Bezos, pemilik Amazon dan orang terkaya kedua di dunia, dengan aset US$236 miliar pada Januari, turun menjadi US$189,4 miliar pada tanggal yang sama. Sedangkan Mark Zuckerberg di peringkat ketiga, kekayaannya turun dari US$211,1 miliar menjadi US$174,9 miliar.

Lalu bagaimana sikap investasi Buffett di Berkshire Hathaway dalam menghadapi perubahan dunia? Pasalnya, sejak akhir 2024 lalu, investor yang dijuluki Oracle of Omaha itu terpantau rutin menumpuk uang tunai dengan melepaskan sebagian saham yang dimiliki, dengan kelolaan mencapai US$325,21 miliar alias sekitar Rp5.400 triliun.

Arah investasi Buffett terpantau di surat tahunan untuk para pemegang saham 2025 atas kinerja 2024 yang diterbitkan Februari 2025 lalu. Berbagai topik—dari investasi jangka panjang hingga jenis saham andalan yang dimiliki.

Berikut tujuh poin petuah investasi menarik yang patut kamu tahu dari surat tahunan Buffett 2025:

  • Investasi Bisa Salah

Buffett menyebut dalam enam puluh tahun berinvestasi, dia juga melakukan kesalahan. Baik ketika mengakuisisi sebagian atau seluruh perusahaan.

Kesalahan investasi lainnya pernah terjadi dalam merekrut sumber daya manusia. Buffett menyebut kekecewaan atas kesalahan perekrutan lebih menyakitkan, melebihi dampak keuangan yang diderita perusahaan.

Atas kondisi ini, Buffett mengutip mendiang Charlie Munger bahwa kesalahan tidak dapat dihilangkan. “Masalah membutuhkan tindakan, betapapun tidak mengenakkannya,” pesan Buffett.

Buffett juga memberi sinyal bahwa surat tahunan Berkshire Hathaway ini akan segera berganti pengirim. Ia akan menarik diri dan menyerahkan kendali kepada Greg Abel. Profil Greg Abel mencantumkan bahwa ia adalah CEO Berkshire Hathaway Energy dan Wakil Ketua Operasi Non-Asuransi Berkshire Hathaway sejak Januari 2018.

  • Ingatkan Belajar dari Pete Liegl

Buffett memuji dirinya karena berhasil menemukan Pete Liegl saat mengakuisisi 100% pabrik recreational vehicle (“RV”) Forest River. Ia menyebut Pete sebagai orang yang tidak banyak berbasa-basi, terus terang, dan mengajukan penilaian yang wajar.

Akuisisi ini juga mendatangkan kekayaan miliaran dolar bagi pemegang saham Berkshire Hathaway. Ia menyebut, 19 tahun sejak akuisisi pada 2005, perusahaan ini terus tumbuh dengan gemilang.

Buffett menyebut dari pengalaman investasinya selama puluhan tahun bahwa satu keputusan yang tepat dapat membuat perbedaan yang luar biasa seiring berjalannya waktu. “Kesalahan akan hilang dengan sendirinya; pemenang dapat terus berkembang,” katanya.

Dalam surat tahunannya itu, Buffett juga menekankan bahwa yang utama dalam merekrut adalah kapasitas orang—bukan latar pendidikan.

  • Asuransi Jadi Bisnis Utama, Utilitas Penting

Berkshire Hathaway masih menempatkan asuransi umum sebagai sumber utama pendapatan. Buffett memiliki perusahaan asuransi terbesar kedua di AS yakni GEICO. Ia menjelaskan kereta api dan utilitas menjadi sumber kekayaan kedua. Bahkan perusahaan melakukan peningkatan modal pada perusahaan utilitas dengan menyuntikkan uang tunai jumbo dalam saham Seri B.

  • Patuh Bayar Pajak, Urungkan Bayar Dividen agar Dapat Diinvestasikan Kembali

Buffett juga menegaskan pentingnya kepatuhan membayar pajak. Ia bahkan mengulang kisah kesalahan akuisisi dengan membeli Berkshire Hathaway dari emiten pemintal benang kapas terintegrasi yang gagal lalu mengubahnya menjadi perusahaan investasi.

Dalam suratnya juga disebut pentingnya menanam kembali setiap pendapatan yang dihasilkan dan tidak membagikan dividen. Pembayaran dividen sebesar 10 cent per saham pada 1967 dianggap Buffett sebagai mimpi buruk karena uang yang sama seharusnya diinvestasikan untuk mendapatkan hasil lebih besar.

  • Rencana Investasi Ambidextrous

Dijelaskan bahwa dalam berinvestasi, Buffett menyebut menggunakan prinsip ambidextrous. Dalam istilah kedokteran, sikap ambidextrous adalah kemampuan menggunakan kedua belah tangan, kiri dan kanan, sama baiknya.

Ia menyebut memiliki 189 anak perusahaan yang dikendalikan langsung. Pada saat yang sama, juga berinvestasi di selusin perusahaan sangat besar dan menguntungkan. Buffett menyebut pihaknya memiliki saham Apple, American Express, Coca-Cola, hingga Moody’s.

“Bisnis yang benar-benar luar biasa sangat jarang ditawarkan secara keseluruhan, tetapi sebagian kecil dari permata ini dapat dibeli dari Senin hingga Jumat di Wall Street dan, sangat jarang, dijual dengan harga murah,” katanya.

Dalam memutuskan investasi, Buffett selalu menekankan untuk bersikap netral. Investasi yang dipilih adalah yang dapat menawarkan keuntungan masa depan terbaik.

  • Tetap Memilih Investasi Saham, Bukan Kas

Buffett menyebut, meski telah menumpuk uang tunai dengan mengurangi porsi saham terbuka dari US$354 miliar menjadi US$272 miliar per akhir 2024, jumlah kekayaan Berkshire Hathaway tetap terkonsentrasi di saham tertutup dan terus bertumbuh.

“Berkshire tidak akan pernah lebih memilih kepemilikan aset setara kas daripada kepemilikan bisnis yang baik, baik yang dikendalikan atau hanya dimiliki sebagian. Nilai uang kertas dapat menguap jika kecerobohan fiskal terjadi,” katanya.

  • Alasan Berkshire Tingkatkan Investasi di Jepang

Dijelaskan juga bahwa sudah enam tahun terakhir, Berkshire meningkatkan kepemilikan di lima perusahaan Jepang: Itochu, Marubeni, Mitsubishi, Mitsui, dan Sumitomo. Pemilihan investasi ini murni berdasarkan kinerja keuangan dibandingkan harga saham. Selanjutnya, faktor dividen, pilihan para manajer dalam berinvestasi, dan sikap terhadap investor turut menjadi pertimbangan utama.

Selain itu, Buffett juga mengingatkan pertemuan tahunan Omaha tetap akan dilakukan meski sedikit bergeser. Pada tahun ini akan dilakukan pada 3 Mei 2025. Selain menjual ragam produk perusahaan, pertemuan ini akan meluncurkan buku Almanack Poor Charlie dan 60 Tahun Berkshire Hathaway.

Redaksi

Dukung kami untuk terus menyajikan konten bermanfaat dan memberi insight. Hubungi kami untuk konten di redaksi@theeconopost.com. Untuk kerja sama iklan dan promosi lainnya ke marketing@theeconopost.com

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Untuk mengcopy teks yang dibutuhkan hubungi marketing@theeconopost.com