Tiga Regulasi Pasar Modal 2025 Segera Meluncur, Saham Energi Pimpin Kenaikan 2024

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat pada perdagangan terakhir 2024 dengan kenaikan 0,62% ke level 7.079,905, naik 43,334 poin dibandingkan penutupan sebelumnya di 7.036,571. Sepanjang tahun, kinerja IHSG mencatatkan penurunan sebesar -2,65% secara year-to-date (YTD) alias per 30 Desember 2024.

Pada perdagangan Senin (30/12/2024), IHSG mencapai level tertinggi harian di 7.079,905 dan level terendah di 6.993,072. Sektor Teknologi menjadi penopang utama dengan kenaikan harian 3,01%, meski tetap mencatatkan penurunan YTD sebesar -9,87%.

Sementara itu, sektor Energi mencatatkan cuan terbaik YTD dengan kenaikan signifikan 28,01%. Sebaliknya, sektor Transportasi dan Logistik mengalami penurunan YTD terdalam sebesar 18,78%.

Pada indeks lainnya, IDX30 turun 14,48% secara YTD, sedangkan PEFINDO25 mencatatkan kenaikan 9,80%, menjadi salah satu indeks dengan kinerja terbaik sepanjang tahun.

Volume perdagangan mencapai 25,73 miliar saham dengan nilai transaksi Rp12,39 triliun. Kapitalisasi pasar IHSG mencapai Rp7.079 triliun, setara dengan USD763 miliar berdasarkan kurs Bank Indonesia (BI) Rp16.161 per dolar AS. Dengan perdagangan ini, kapitalisasi pasar IHSG berada pada angka Rp12.336 triliun.

3 Regulasi Baru utuk Pasar Modal 2025

Sementara itu Otoritas Jasa Keuangan (OJK) segera meluncurkan tiga Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) baru sebagai tindak lanjut amanat Undang-Undang Pengembangan dan Penguatan Sektor Keuangan (UU P2SK). Saat ini, ketiga regulasi tersebut berada dalam tahap pengundangan di Kementerian Hukum dan HAM.

Regulasi pertama, POJK Nomor 32 Tahun 2024 mengatur tentang Pengembangan dan Penguatan Transaksi serta Lembaga Efek. Regulasi ini bertujuan memperkuat kerangka kerja dan efisiensi transaksi di pasar modal. Kedua, POJK Nomor 33 Tahun 2024 menitikberatkan pada Pengembangan dan Penguatan Pengelolaan Investasi di Pasar Modal, guna meningkatkan tata kelola dan perlindungan investor. Ketiga, POJK Nomor 45 Tahun 2024 difokuskan pada Pengembangan dan Penguatan Emiten serta Perusahaan Publik, mendukung peningkatan kualitas laporan dan tata kelola perusahaan.

Selain itu, OJK akan memprioritaskan pengembangan pasar modal melalui peningkatan kualitas Perusahaan Tercatat, penguatan Anggota Bursa dan Manajer Investasi, serta perluasan produk dan layanan baru. Langkah ini diharapkan menjadi pilar utama dalam mendukung pertumbuhan ekonomi nasional.

Pada tahun 2024, Bursa Efek Indonesia (BEI) bersama KPEI dan KSEI mencatatkan sejumlah pencapaian, seperti peluncuran produk derivatif baru, yaitu Kontrak Berjangka Saham (KBS) atau Single Stock Futures (SSF) dan Kontrak Berjangka Indeks Asing (KBIA) dengan underlying MSCI Hong Kong Listed Large Cap. Dari sisi penghimpunan dana, total nilai mencapai Rp251,04 triliun melalui 187 penawaran umum, termasuk 35 emiten baru.

“Pencapaian ini menunjukkan respons positif terhadap inisiatif dan upaya mendukung transisi menuju ekonomi rendah karbon yang berkelanjutan,” kata Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif, dan Bursa Karbon OJK Inarno Djajadi dalam keterangan tertulis 30 Desember 2024.

OJK juga melaporkan peningkatan jumlah investor pasar modal dengan penambahan 2,6 juta investor baru sepanjang 2024, sehingga totalnya mencapai 14,81 juta. Mayoritas investor berasal dari generasi muda di bawah usia 40 tahun, menunjukkan potensi besar dalam pertumbuhan pasar modal di masa depan.