FokusHeadlineIHSG

Ada Grup Salim dalam Tarian Global? Manajemen Bumi Resources (IDX: BRMS) Beri Penjelasan

Tempias.com, JAKARTA – PT Bumi Resources Minerals Tbk. (IDX: BRMS) angkat suara terkait masuknya Grup Salim melalui Emirates Tarian Global sebagai pemegang saham pengendali.

Dalam dokumen risalah RUPS Luar Biasa yang disampaikan perusahaan, hari ini, Rabu, 24 November 2021, manajemen BRMS menyebutkan pihaknya hanya objek transaksi.

“Siapapun [termasuk kelompok Salim atau bukan], entitas dapat membeli atau menjual saham BRMS di pasar saham,” tulis manajamen dalam risalah rapat.

Dijelaskan lebih lanjut, manajemen BRMS hanya mengetahui nama-nama pemegang saham berdasarkan laporan Biro Administrasi Efek.

“Kami tidak mengetahui siapa saja di belakang semua entitas [pemegang saham], yang kami ketahui pemegang saham langsung dari BRMS [yang disampaikan oleh biro administrasi efek]. Dan sebagaimana telah disampaikan sebelumnya, siapapun dan entitas manapun dapat membeli atau menjual saham BRMS di lantai bursa tanpa meminta persetujuan manajemen BRMS.”

BACA JUGA: Pengendali Tambang Emas Bumi Resources Minerals (IDX: BRMS) Berubah, Ada Salim?

Berdasarkan laporan Ficomindo Buana Registra yang menjadi biro administrasi efek BRMS, pemegang saham tambang emas Grup Bakrie itu per Oktober 2021 terdiri dari Emirates Tarian Global Ventures Spc yang beralamat di Cayman dengan kepemilikan 20,82 persen, CSAgsing-FFCL Longhaul dengan alamat di Republic Seychelles (12,07 persen), Wexler Capital dengan alamat di Singapura (11,94 persen), Bumi Resources (IDX: BUMI) dengan kantor pusat di Jakarta (5,31 persen), CIMB Securities Limited dengan alamat di Hongkong (5,6 persen), dan Sugiman Halim (6,67 persen).

Sugiman sendiri dilaporkan pada 10 November 2021 lalu kembali menaikkan kepemilikannya menjadi 7,09 persen.

Pemegang saham ini menunjukkan terjadinya perubahan besar-besaran dalam kepemilikan. Pasalnya dalam laporan registrasi per September 2021 pemegang saham BRMS terdiri dari Wexler Capital (15,74 persen), CSAgsing-FFCL Longhaul (15,17 persen), Emirates Tarian Global Ventures Spc (15,74 persen), PT Bumi Resources Tbk. atau BUMI (6,68 persen), Biofeul Indo Sumatra (7,13 persen) dan Fountain City Investment (5,32 persen).

Manajemen BRMS yang hadir dalam paparan publik terdiri dari Direktur Utama Suseno Kramadibrata, Fuad Helmy, Herwin W. Hidayat, Febriansyah Marzuki dan Muhammad Sulthon.

 

PROYEKSI KINERJA BRMS 2022

Dalam kesempatan yang sama, manajemen BRMS memperkirakan mampu memproduksi 15.000-20.000 ons emas pada 2022. Jumlah ini diproyeksikan terus naik pada 2023 dan 2024 seiring beroperasinya pabrik kedua dan ketiga. Jumlah produksi ini dengan asumsi pabrik yang sedang diusahakan berdiri selambat-lambatnya Juni 2022. Sedangkan jadwal operasi diperkirakan pada September 2022.

Pembangunan pabrik baru ini sendiri masih menunggu modal dari aksi right issue II yang tengah diupayakan perusahaan. Pasalnya, BRMS telah mengajukan proposal PUT II dari Agustus 2021 dan menunggu pernyataan efektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

BACA JUGA: Jejak Sugiman Halim-Hartman, Pemborong Saham BRMS Jelang Right Issue

Sementara itu, pada 2021 ini BRMS baru mengoperasikan 1 pabrik dengan kapasitas 500 ton bijih per hari. Sampai dengan Juni 2021, produk emas yang diproduksi mencapai 52 kilogram. Sehingga diperkirakan hingga akhir 2021 jumlahnya mencapai 100 kilogram lebih.

Untuk pendapatan 2021 diperkirakan akan konsisten seperti yang tergambar hingga semester I/2021. Dimana perusahaan membukukan penjualan US$ 6,1 juta dengan pendapat bersih US$ 3,6 juta.

“Tidak ada surprising significant increase tapi consistent growth dari kinerja semester tahun ini,” jelas manajemen. (Ira Guslina) 

Putra

Editor In Chief https://www.theeconopost.com/ Hubungi saya di redaksi@theeconopost.com

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Untuk mengcopy teks yang dibutuhkan hubungi marketing@theeconopost.com