Akrobat Tarian Global Jelang RUPS Bumi Resources (IDX: BRMS), Jalan Terang Masuknya Salim?
Kepemilikan saham Emirates Tarian Global Ventures spc terus membengkak jelang pelaksanaan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa PT Bumi Resources Minerals Tbk (IDX: BRMS). Perusahaan menjadwalkan RUPSLB berlangsung pada 4 Maret 2022.
Berdasarkan data Kustodian Sentral Efek Indonesia per 28 Januari 2022, Emirates kini menjadi pemegang saham dengan porsi terbesar yaitu 25,10 persen. Sedangkan PT Bumi Resources Tbk yang menjadi pengendali hanya memiliki 4,86 persen saham BRMS.
Pemegang saham BRMS lainnya yaitu 1ST Financial Company Limited dengan kepemilikan 10,06 persen diikuti oleh Sugiman Halim dengan kepemilikan 7,09 persen. Sedangkan pemegang saham lainnya adalah Wexler Capital Pte Ltd, Cimb Securities limited, dan masyarakat 41,32 persen.
Menjelang pelaksanaan RUPS, Tarian Global aktif melakukan penambahan saham. Sepanjang 17-21 Januari 2022, Emirates Tarian Global rutin memborong saham BRMS sehingga kepemilikan naik dari 24,19 menjadi 25,1 persen.
Berikut data transaksi Tarian Global di BRMS selama sepakan menurut data KSEI
Tanggal | Transaksi | Persentase |
17 Januari 2022 |
| 24,33 persen |
18 Januari 2022 |
| 24,55 persen |
19 Januari 2022 |
| 24,9 persen |
20 Januari 2022 |
| 24,96 persen |
21 Januari 2022 |
| 25,1 persen |
Penambahan saham secara signifikan yang dilakukan Tarian Global jelang pelaksanaan RUPSLB ini sempat didahului dengan aksi jual saham. Sepanjang pekan pertama dan kedua, Tarian Global justru terlihat rajin melego saham BRMS.
Setelah memborong saham BRMS sebanyak 5.2 miliar saham pada 3 januari 2022 atau setara 2,86 persen, selanjutnya Tarian Global tercatat tiga kali melakukan penjualan. Aksi jual terjadi pada 4 Januari 2022 sebanyak 296 juta saham (0,2 persen), 5 Januari 2022 sebanyak 0,58 persen, dan pada 10 Januari sebanyak 0,14 persen.
Tak hanya Tarian Global, menurut data KSEI sepanjang Januari Sugiman Halim juga turut menambah kepemilikan saham. Sugiman tercatat melakukan pembelian pada 4 Januari 2022 sebanyak 530 juta 90,28 persen), 5 Januari sebanyak 775 juta (0,39 persen).
Sedangkan pada 10 Januari 2022 Sugiman menjual sebanyak 0,04 persen saham. Dengan begitu per 28 Januari 2022 berdasarkan data KSEI jumlah kepemilikan saham Sugiman adalah 7,09 persen.
BACA JUGA: Jejak Sugiman Halim-Hartman, Pemborong Saham BRMS Jelang Right Issue
Jalan Terang Masuknya Salim di BRMS?
Penambahan saham yang dilakukan Tarian Global jelang pelaksanaan RUPSLB Bumi Resources pada 4 Maret 2022 ini sekaligus memberi sinyal makin terangnya Grup Salim di BRMS.
Meski saat ini manajemen BRMS belum mengumumkan agenda yang akan dibahas dalam pelaksanaan RUPSLB, namun kabar yang beredar salah satu agenda yang akan dibahas dalam rapat adalah pengesahan susunan baru jajaran komisaris dan direksi BRMS.
Tarian Global yang disebut-sebut merupakan entitas lanjutan Grup Salim dikabarkan akan mencalonkan petinggi PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT) untuk masuk di jajaran direksi. Amman merupakan reinkarnasi dari PT Newmont Nusa Tenggara (NNT).
Masuknya petinggi AMNT ini merupakan lanjutan kongsi Salim dan Bakrie di BRMS yang mulai terjalin sejak Bakrie menjual kawasan eks tambang emas PT Newmont Minahasa Raya (NMR) di Minahasa Tenggara, Sulawesi Utara kepada PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC). Saat itu Medco mengakuisisi 50 persen saham PT Amman Mineral Investama. Perusahaan yang memiliki 82,2 persen PT Newmont Nusa Tenggara (NNT).
Salim sendiri telah berada di balik Medco dengan menggenggam 21,46 persen saham melalui Diamond Bridge Pte. Ltd. Kepemilikan Salim sendiri masih dapat meningkat di Medco hingga 60 persen karena memberikan utang kepada entitas Medco yang mengakuisisi perusahaan minyak yang IPO di Inggris namun wilayah kerjanya di Indonesia, Ophir Energy Plc
Meski demikian, dalam suratnya kepada bursa, pengendali Medco menyebutkan belum akan melakukan aksi korporasi di waktu dekat sehingga mengubah pengendali perusahaan.
Emirates Tarian Global yang beralamat di Cayman menguatkan kukunya di BRMS lewat right issue II dengan menebus 4,78 miliar saham Bumi Minerals. Pembelian jumbo ini membuat Emirates Tarian Global menggenggam 20,26 persen saham BRMS. Kepemilikan ini terus bertambah seiring akrobat Tarian Global yang rajin memborong saham BRMS.
Adapun pembeli siaga dalam right issue II itu berdasarkan prospektus adalah Summer Ace Ventures Limited dan Hartman International Pte. Ltd.
Dalam prospektus awal, Summer Ace Ventures Limited dipimpin oleh Tan Hang Huat. Sosok ini dalam Interflour Group, salah satu sayap produsen terigu dalam bisnis investasi Grup Salim.
“Hang Huat telah bergabung dengan KMP Private Ltd, anak perusahaan Salim Group, sejak tahun 1990 dan telah memegang beberapa posisi di berbagai unit operasi Grup seperti Komisaris, CEO, Direktur Eksekutif dan Direktur Non-Eksekutif dalam beragam aktivitas bisnis mulai dari produksi ternak, pengolahan dan distribusi di industri makanan, serta berbagai industri lainnya,” tulis manajemen Interflour dalam laman profil Hang.
Sedangkan pejabat pucuk di Hartman International adalah Jenny Pe Peck Hoon dan Hendri Kris Hartanto.
Meski menjadi pembeli siaga, kedua entitas ini kini tidak lagi muncul sebagai pemegang saham. Di saat yang sama Emirates Tarian Global terus memperbesar kepemilikan.
Saat dikonfirmasi, Direktur dan Chief Investor Relations Officer BRMS Herwin H Hidayat menyatakan belum menjelaskaan langkah strategis yang disiapkan perusahaan atas membesarnya kepemilikan saham Tarian Global di BRMS. Perusahaan masih akan menunggu pelaksanaan RUPSLB.
“Nanti kami akan umumkan agenda RUPSLB ke publilk pada waktunya,” ujar Herwin pada Tempias.com. Sedangkan mengenai akrobat Tarian Global menjelang pelaksaaan RUPSLB ini, Herwin tidak memberi penjelasan lebih lanjut.
Sebelumnya, manajemen BRMS dalam dalam dokumen risalah RUPS Luar Biasa yang disampaikan akhir November 2021 telah merespon soal masuknya Salim Group lewat Tarian Global ini. Dalam risalah itu, manajemen BRMS menjelaskan pihaknya hanya objek transaksi.
“Siapapun [termasuk kelompok Salim atau bukan], entitas dapat membeli atau menjual saham BRMS di pasar saham,” tulis manajamen dalam risalah rapat.
Dijelaskan lebih lanjut, manajemen BRMS hanya mengetahui nama-nama pemegang saham berdasarkan laporan Biro Administrasi Efek.
“Kami tidak mengetahui siapa saja di belakang semua entitas [pemegang saham], yang kami ketahui pemegang saham langsung dari BRMS [yang disampaikan oleh biro administrasi efek]. Dan sebagaimana telah disampaikan sebelumnya, siapapun dan entitas manapun dapat membeli atau menjual saham BRMS di lantai bursa tanpa meminta persetujuan manajemen BRMS.”
BACA JUGA: Ada Grup Salim dalam Tarian Global? Manajemen Bumi Resources (IDX: BRMS) Beri Penjelasan
Proyeksi Kinerja BRMS
Akhir 2021 lalu, BRMS baru saja merampungkan proses Penawaran Umum Terbatas kedua. Perusahaan mencatat bisa meraup dana Rp 1.65 triliun dari gelaran right issue.
Direktur Utama BRMS Suseno Kramadibrata mengatakan BRMS berencana menggunakan dana hasil PUT2 untuk membangun pabrik pengolahan bijih emas dengan kapasitas 2000 ton bijih/hari di Gorontalo.
“Kami juga akan mengalokasikan Sebagian dana dari PUT2 untuk menyelesaikan konstruksi infrastruktur yang diperlukan (jalan tambang, peralatan berat dan transportasi), dan konstruksi fasilitas pendukung tambang (power supply, waste dump, sediment pond, tailing dam, detoxification plant, dll),” ujar Suseno dalam keterangan resmi pada bursa.
Selanjutnya dana hasil right issue juga akan digunakan untuk pemboran di dua prospek emas di lokasi Motomboto, Gorontalo. Pemboran dilakukan untuk menambah jumlah cadangan bijih emas sebesar 10 juta ton bijih. Perusahaan memperkirakan pada 2024 proyek tambang emas Gorontalo dapat mulai berproduksi secara komersial.
“Selain itu tentunya kami juga berharap bahwa proyek emas Palu sudah dapat mengoperasikan 3 pabrik pengolahan bijih emas dengan total kapasitas sebesar 8.500 ton bijih per hari di kuartal pertama tahun 2024,” lanjut Suseno.
Sebelumnya, BRMS memperkirakan mampu memproduksi hingga 20 ribu ons emas pada 2022. Jumlah ini diproyeksikan terus naik pada 2023 dan 2024 seiring beroperasinya pabrik kedua dan ketiga.
Jumlah produksi ini dengan asumsi pabrik yang sedang diusahakan berdiri selambat-lambatnya Juni 2022. Sedangkan jadwal operasi diperkirakan pada September 2022. (Ira Guslina)
Pingback: Profil Agoes Projosasmito, Dirut Baru BRMS dari Lingkaran Grup Salim – The Econopost