Tambang Emas Grup Salim dan Bakrie (BRMS) Umumkan Raup Laba US$ 13 juta
Tempias.com, JAKARTA – PT Bumi Resources Minerals Tbk. (IDX: BRMS) mengumumkan meraup laba US$ 13 juta atau sekitar Rp 195 miliar sepanjang 2022 lalu.
Tambang emas milik Grup Bakrie dan Crazy Rich Anthony Salim itu menyebutkan kenaikan laba disokong pendapatan lain lain, melonjaknya produksi, dan kenaikan harga emas dunia.
Secara terperinci, anak usaha BRMS, PT Citra Palu Minerals di Palu, Sulawesi, memproduksikan emas sebesar 174 kg (5.415 oz). Produksi emas ini meningkat 25 persen dibandingkan periode 2021 yakni 139 kg (4.328 oz).
BRMS juga mengerek rata-rata harga jual emas yang diproduksi menjadi $ 1.795 /oz dari $ 1.768 /oz.
Meski demikian, pendapatan terbesar yang menjadi laba, berasal dari pendapatan lainnya yakni keberhasilan penerimaan pembayaran dari operator proyek tambang emas baik dalam tunai maupun saham.
Herwin Hidayat, Direktur & Chief Investor Relations Officer, menyebutkan BRMS membukukan Pendapatan Lain-Lain pada 2021 sebesar US$118 juta yang sebagian besar terdiri dari penyelesaian tagihan oleh pihak ketiga terhadap anak usaha perusahaan.
“[Penyelesaian tagihan] sebesar US$ 90 juta dalam bentuk tunai & kepemilikan 80% atas PT Suma Heksa Sinergi (operator proyek tambang emas Kerta di Lebak, Banten,” jelas Herwin.
Dari transaksi ini, Herwin mengingatkan BRMS masih berada dalam posisi rugi yakni dari Pendapatan Lain-Lain berupa Penghapusan Utang dan Penilaian Inventory (Ore Stock Pile). Pada 2021, pos ini membuat perusahaan meraih laba bersih sebesar US$ 69 juta.
“Namun demikian, tanpa adanya pelunasan tagihan melalui kepemilikan atas nilai aset tambang emas Kerta sebesar US$ 90 juta tersebut, BRMS akan membukukan Rugi Bersih ( Net Loss) sebesar US$ 69 juta – US$ 90 juta atau minus (US$21 juta). Adapun Laba Bersih Perusahaan yang dibukukan di tahun 2022 adalah sebesar $ 13 juta,” katanya.
Kenaikan Produksi BRMS
Herwin juga menjelakan setelah pabrik kedua di Palu beroperasi pada November 2022, perusahaan telah meningkatkan produksi menjadi pengolahan 700 ton bijih per hari. Yakni kapasitas penuh pabrik pertama sebesar 500 ton bijih per hari dan 200 ton bijih per hari di pabrik baru.
Kapasitas pengolahan ini masih akan terus dipacu hingga mencapai produksi 4.000 ton bijh per hari. Kapasitas produksi maksimal ini diperkirakan dapat tercapai pada pertengahan 2023.
Sementara dari bisnis emas saja, sepanjang tahun lalu BRMS membukukan kenaikan penjualan sebesar 27 persen atau dari US$ 7,9 juta menjadi $ 10,1 juta pada akhir 2022. Laba usaha juga mengalami kenaikan 23 persen dari US$ 862 ribu pada 2021 menjadi US$1 juta akhir tahun lalu.
Selain itu, BRMS juga mecatatkan proyek tambang emas Kerta memiliki cadangan mineral yang cukup besar senilai 18 juta ton bijih dan sumber daya mineral senilai 75 juta ton bijih. “Kandungan emas dari cadangan mineralnya juga cukup tinggi yaitu sekitar 1,07 g/t. Kami yakin aset ini akan berdampak positif terhadap kinerja Perusahaan dimasa mendatang, ” katanya.
Agus Projosasmito, Direktur Utama & Chief Executive Officer BRMS menambahkan pada tahun lalu pihaknya juga berhasil menemukan tambahan cadangan mineral baru sebesar 18 juta ton bijih dan tambahan sumber daya mineral baru sebesar 20 juta ton bijih. “Saat ini total cadangan mineral dan sumber daya mineral di Palu masing-masing senilai 22 juta ton bijih dan 28 juta ton bijih dengan rata-rata kandungan emas 2,4 g/t,” katanya. (Putra, O. Permana)