Unilever Indonesia (IDX: UNVR) Buka Suara Soal Saran Delisting Sukarela, Simak Penjelasannya
Tempias.com- JAKARTA- PT Unilever Indonesia Tbk (IDX: UNVR) buka suara soal adanya pandangan agar UNVR memilih delisting sukarela atau go privat. Direktur dan Sekretaris Perusahaan UNVR, Reski Damayanti mengatakan saran tersebut sebagai hal biasa.
“Kami sangat menghormati dan menghargai setiap pendapat, analisa, dan masukan terkait kinerja perseroan dari berbagai pemangku kepentingan,” jelas Reski kepada Tempias.com, Rabu, 23 Februari 2022.
Sebelumnya wacana delisting sukarela Unilever mundul dalam riset yang dilakukan oleh Nilzon Capital. Riset yang dikendalikan oleh Frizon Akbar Putra dan John Octavianus itu menyebutkan nilai investasi investor publik terus menurun akibat Unilever PLC terus menjadikan Unilever Indonesia sebagai sumber pemasukan.
Pada saat yang sama, peran lebih besar agar nilai saham publik terjaga tidak dilakukan. Hal ini terlihat harga saham Unilever saat ini sudah mendekati nilainya 10 tahun lalu. Dalam perhitungan yang lebih pendek dari 1 Januari 2018 hingga awal Februari 2022, kinerja harga saham UNVR berada di bawah kinerja IHSG dan indeks LQ45.
“Saham UNVR tersebut sekarang diperdagangkan dengan diskon -66 persen dari puncaknya di awal 2018 atau -62 persen jika disesuaikan dengan pembayaran dividen,” tulis riset bertanggal 22 Februari 2022 itu.
BACA JUGA: Unilever (IDX: UNVR) Disarankan Delisting Sukarela, Ini Penyebabnya
Menurut Reski hasil riset yang dikeluarkan oleh Nilzon itu tidak mempengaruhi kinerja perusahaan. Unilever akan terus mengupayakan agar setiap aksi dan keputusan bisnis diambil secara profesional. Perusahaan juga akan terus mengutamakan kepentingan publik dan pemangku kepentingan yang lebih luas, termasuk para investor.
Lebih jauh ia mengatakan, saat ini fokus Unilever adalah untuk terus mengakselerasi pertumbuhan secara konsisten, kompetitif, menguntungkan dan bertanggung jawab. Untuk memastikan kinerja, UNVR memiliki lima prioritas strategis pada 2022.
Reski menjelaskan, strategi pertama adalah memperkuat dan unlock potensi penuh dari brand-brand besar dan produk utama. Caranya dengan tetap melakukan inovasi terdepan untuk menstimulasi konsumsi konsumen;
Prioritas kedua adalah memperluas dan memperkaya portfolio ke value dan premium segment; Selanjutnya memperkuat kepemimpinan di channel utama (GT dan Modern Trade) dan channel masa depan (e-Commerce);
Prioritas keempat adalah memimpin di bidang digital & data driven capabilities; Sedangkan prioritas kelima adalah tetap menjadi yang terdepan dalam mewujudkan bisnis yang berkelanjutan.
Berbagai prioritas yang disiapkan perusahaan menurut Reski akan terus dilakukan. Apalagi saat ini UNVR telah menginjak tahun ke 88 beroperasi di Indonesia.
“Perseroan terus memegang kuat komitmen kami untuk tumbuh bersama masyarakat Indonesia. Kami optimis bahwa seiring dengan membaiknya perekonomian Indonesia, semakin besar juga peluang bagi Perseroan untuk mengakselerasi pertumbuhan bisnis yang konsisten, kompetitif, menguntungkan, dan bertanggung jawab,” jelas Reski. (Ira Guslina)
Ko Delisting ngasih Sarannya ga bagus. Investasi kalau mau untung saja jangan masuk di Saham.
Mending di buy back biar naik lagi harga saham nya
Pingback: Unilever (IDX: UNVR) Disarankan Delisting Sukarela, Ini Penyebabnya – The Econopost