HeadlineIHSG

Strategi Pemilik Cemindo Gemilang (IDX: CMNT) Martua Sitorus, Jual Semen Kuasai Jalan Tol

Jeritan Asosiasi Semen Indonesia (ASI) tentang ledakan produksi tidak mengganggu crazy rich Martua Sitorus untuk terus berekspansi dalam konglomerasinya. 

Sebelumnya, asosiasi semen menyebutkan pada 2021 lalu muncul dua pabrik semen baru yakni Semen Singa Merah dan Semen Grobogan. Kedua pabrik baru itu membawa total kapasitas industri semen Tanah Air menjadi 116 juta ton dari sebelumnya 111 juta ton. Padahal, asosiasi menyebut kebutuhan semen di dalam negeri saat ini sekitar 70 juta ton. Akibatnya terdapat kelebihan kapasitas sejumlah pabrik. 

Akan tetapi, realitas ini disikapi berbeda oleh crazy rich Martua Sitorus. Konglomerat yang awalnya dikenal dengan bisnis sawitnya itu justru melihat peluang dengan melakukan ekspansi jalan tol dan properti. Bisnis yang dikendalikan oleh putrinya Jacqueline Sitorus.  

 

Dalam properti, proyek yang dimiliki seperti East Jakarta City di Pulogadung yang mencakup 15 menara apartemen dan satu pusat perbelanjaan.Juga salah satu menara tertinggi di Indonesia Gama Tower. 

Gedung ini memiliki ketinggian arsitektural 288,6 meter dan pucuk 310 meter, dengan 69 lantai di Jakarta.

Lainnya, proyek properti grup ini adalah CitraLand Gama City di Medan, Sumatra Utara. Proyek perumahan elit ini dibangun di atas lahan seluas 211,57 hektare. 

 

BACA JUGA: Profil & Prospek Cemindo Gemilang (IDX: CMNT)

 

Martua merupakan salah satu crazy rich di Indonesia. Majalah Forbes menempatkan Martua Sitorus sebagai orang terkaya Indonesia ke-14 pada 2021. Kekayaannya ditaksir mencapai US$ 2,85 miliar atau sekitar Rp 40 triliun. 

Selain bisnis sawit, Martua juga berbisnis properti, jalan tol hingga pabrik semen. 

Dalam semen, Martua menguasai pabrik semen Cemindo (IDX: CMNT) menggunakan perusahaan cangkang WH Investments Pte Ltd., perusahaan asing ini tercatat memiliki 87,37 persen saham CMNT. Sedangkan sisanya sebanyak 12,63 persen dikuasai oleh masyarakat, termasuk di dalam saham publik itu entitas yang dikendalikan putrinya, PT Gama Group. 

Dalam WH Investments, kepemilikan terbagi menjadi lima entitas yang akhirnya mengarah pada Martua dan kemenakannya Darwin Indigo.

Darwin adalah putra kakak Martua, Ganda Sitorus. Gabungan nama kakak beradik ini disebut-sebut sebagai asal nama konglomerasi mereka setelah lepas dari Wilmar. Gama Group atau Ganda-Martua Group.  

Kembali ke pemilikan CMNT, WH investment dimiliki oleh Mutiara (0,29 persen), Darwin Indigo (0,29 persen), Agapier Development Ltd (0,97 persen), MRJS Incorporated Pte Ltd. (25,12 persen) dan Burlingham International Ltd (73,33 persen). 

 

BACA JUGA: Profil Theodore Permadi Rachmat, Crazy Rich Indonesia di Balik IPO Autopedia (IDX:ASLC)

 

Martua memiliki 100 persen Agapier dan MRJS. Sedangkan pada Burlingham, konglomerat ini memiliki 67 persen saham. Sisa saham dalam Burlingham dimiliki atas nama sang kemenkan Darwin Indigo.  

Dalam risalah Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) Cemindo Gemilang yang bukti tayangnya disampaikan hari ini, Rabu, 25 Januari 2022, pemegang saham CMNT menyetujui untuk menambah utang dengan menjaminkan sebagian besar atau seluruh aset Perseroan atau anak perusahaan kepada pihak perbankan atau lembaga keuangan lainnya terkait dengan rencana pembiayaan sesuai prospektus yang diterbitkan akhir Desember lalu. 

Dalam prospektus yang diterbitkan itu, bank yang dimaksud menjadi pemberi kredit kepada CMNT adalah PT Bank Negara Indonesia (persero) Tbk. Fasilitas yang diberikan senilai sekitar Rp 7,8 triliun. Perincian perpanjangan kredit modal kerja Rp 772,5 miliar, plafond LC Rp 250 miliar, treasury line US$ 100 juta atau sekitar Rp 1,4 triliun hingga kredit investasi dengan total pinjaman US$ 385,34 atau sekitar Rp5,4 triliun 

Penggunaan modal perbankan sendiri karena dana bersih yang diperoleh dari IPO sebesar Rp 1,12 triliun sudah hampir habis digunakan semuanya. 

Detailnya, per 31 Desember 2021, dana IPO CMNT digunakan untuk pembayaran utang sindikasi Rp 191,52 miliar, pembayaran utang kepada Sinoma Rp 123,92 miliar, pembayaran utang di Sinoma Engineering Rp 67,59 miliar, modal kerja Rp 653,42 miliar, belanja modal Rp 90,12 miliar. 

Sehingga sisa dana IPO CMNT yang disampaikan perusahaan pada 10 Januari lalu adalah Rp 18,36 miliar. 

 

MARTUA SITORUS EKSPANSI JALAN TOL

Saat bisnis semen CMNT dilakukan konsolidasi ke dalam, Gama Group justru ekspansi di jalan tol yang diperkirakan akan menggenjot penyerapan produk semen mereka sekaligus menjadikan mereka salah satu raksasa dalam bisnis tol. Bersaing dengan kelompok Salim, Astra hingga Bosowa. 

Beberapa bisnis tol yang dimiliki Gama Group seperti jalan tol Jogja-Solo-NYIA sepanjang 91,93 kilometer. Proyek prestisius yang didukung Presiden Joko Widodo itu diperkirakan menyerap investasi sekitar Rp 26,6 triliun. 

Operator jalan tol ini adalah  PT Jogjasolo Marga Makmur (JMM) dengan masa konsesi 40 tahun.

Dalam JMM ini pemegang sahamnya terdiri dari Gama Group bersama PT Daya Mulia Turangga (DMT) dengan pemilikan 51 persen, PT Jasa Marga (Persero) Tbk. (JSMR) dan PT Adhi Karya (Persero) Tbk. (ADHI) masing-masing 25 persen dan 24 persen.

Kongsi yang mirip menjejakkan kukunya dalam proyek tol Gedebage-Tasikmalaya-Cilacap sepanjang 206,65 kilometer. Investasi yang dibutuhkan tol ini sebesar Rp 56,2 triliun.

Konsorsium ini terdiri dari PT Jasa Marga (Persero) Tbk (32,5 persen), Kemitraan PT Daya Mulia Turangga–PT Gama Group–PT Jasa Sarana (27,5 persen), PT Waskita Karya (Persero) Tbk (20 persen), PT PP (Persero) Tbk (10 persen), dan PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (10 persen). Entitas gabungan yang akan mengelola jalan tol ini belum ditetapkan.  

Dengan mengacu saham yang dimiliki, maka konglomerasi Martua Sitorus memiliki konsesi jalan tol setara 100 kilometer lebih jika dipisah-pisah. Jumlah yang dapat naik jika progres pengerjaan fisik telah dimulai seiring kebijakan para BUMN konstruksi menjual konsesi yang dipegang setelah proyek selesai.

Harga saham CMNT pada penutupan perdagangan hari ini, Rabu, 25 Januari 2022 berada pada level Rp 1.085 per lembar. Atau melemah 0,85 persen secara harian. Meski demikian, harga saham CMNT dihitung dari IPO pada 8 September 2021 lalu di level Rp 680 per lembar, telah menguat 59,55 persen sejauh ini. 

 

Redaksi

Dukung kami untuk terus menyajikan konten bermanfaat dan memberi insight. Hubungi kami untuk konten di redaksi@theeconopost.com. Untuk kerja sama iklan dan promosi lainnya ke marketing@theeconopost.com

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Untuk mengcopy teks yang dibutuhkan hubungi marketing@theeconopost.com