Profil Theodore Permadi Rachmat, Crazy Rich Indonesia di Balik IPO Autopedia (IDX: ASLC)
Tempias.com, JAKARTA – Crazy rich Indonesia Theodore Permadi Rachmat atau Teddy Rachmat mengantarkan cucu usahanya PT Autopedia Sukses Lestari Tbk. (IDX: ASLC) mencatatkan saham perdana (initial public offering) di Bursa Efek Indonesia, Selasa, 24 Januari 2022.
Autopedia adalah perusahaan dengan bidang usaha lelang mobil dan motor, jual beli mobil online, jasa inspeksi, dan penyedia data harga mobil dan motor.
Dalam pelepasan saham IPO ini, Autopedia menetapkan harga pelaksanaan Rp 256 per lembar dengan total saham yang dijual ke publik sebanyak 2,54 miliar lembar. Dengan aksi ini maka dana yang dikumpulkan perusahaan mencapai Rp 652,61 miliar.
Setelah IPO maka pemegang saham ASLC adala PT Adi Sarana Armada Tbk. (IDX:ASSA) dengan 77,6 persen, masyarakat (20 persen), Prodjo Sunarjanto Sekar, Jany Candra dan Hindra Tanujaya. Tiga nama yang disebutkan terakhir memiliki masing-masing 0,8 persen.
BACA JUGA: Autopedia Sukses Lestari (IDX: ASLC) IPO, Investor Simak 5 Fakta Wajib Tahu Ini
Dengan komposisi ini jumlah saham ASLC yang ditempatkan dan disetor penuh adalah 446,05 miliar lembar.
Lalu siapa pemilik akhir dari perusahaan ASLC? Prospektus perusahaan mengungkapkan pemilik manfaat akhir dari Autopedia adalah crazy rich Theodore Permadi Rachmat.
Pebisnis senior ini menggenggam Autopedia melalui PT Adi Sarana Armada Tbk. (IDX: ASSA)
Pada ASSA yang memiliki bidang usaha rental mobil, transportasi dan logistik ini, Teddy Rachmat memiliki 4,97 persen saham secara langsung.
BACA JUGA: IPO Triputra Agro (IDX: TAPG), Pemegang Saham Terakhir Istri TP Rachmat Serta Meity Subianto
Selanjutnya Teddy menguasai ASSA menggunakan Adi Dinamika Investindo (23,02 persen) dan PT Daya Adicipta Mustika (18,28 persen).
Pada Adi Dinamika, bos Triputra Group ini memiliki saham atas namanya pribadi sebesar 62,19 persen. Sisanya, saham tersebar ke kalangan anak dan cucunya.
Sedangkan pada Adicipta Mustika, Teddy menguasai langsung 24,61 persen. Sisanya tersebar kepada jaringan keluarganya.
Melalui tiga jalur penguasaan ini maka saham Teddy Rachmat dan keluarga atas ASSA secara langsung adalah 47,17 persen.
Sisanya, saham ASSA dimiliki oleh Prodjo Sunarjanto Sekar Pantjawati (9,54 persen), Tjung Suyanto (0,13 persen), Hindra Tanujaya (0,67 persen), Jany Candra (0,55 persen), Erida (3,05 persen) dan masyarakat 38,89 persen. Meski demikian, dalam saham masyarakat ini tidak dijelaskan apakah terdapat penguasaan dari pihak keluarga TP Rachmat melalui entitas langsung maupun tidak langsung.
BACA JUGA: Inilah 4 Keluarga Crazy Rich Pemilik Adaro (IDX: ADRO) & Adro Minerals (IDX: ADMR)
Lalu siapa Teddy? Majalah Forbes 2021 menempatkan Teddy sebagai orang terkaya ke-15 di Indonesia. Kekayaan bersihnya secara pribadi ditaksir mencapai US$ 3 miliar atau sekitar Rp 42 triliun.
Teddy sendiri merupakan keponakan dari pendiri Astra William Soeryadjaya. Karir dan kekayaannya dimulai dari grup paling berpengaruh dalam industri otomotif Indonesia itu. Teddy menjalankan peran sebagai salesman di Astra saat perusahaan mulai berkembang.
Dia bergabung pada raksasa otomotif itu setelah menamatkan pendidikan sarjananya di Institut Teknologi Bandung jurusan Teknik Mesin pada 1968.
Peran sentral yang diambil Teddy dalam konglomerasi itu membuat pamannya mempercayakan Astra kepada Teddy sejak 1984. Bahkan saat Astra mengalami krisis kepemilikan dan William terlempar sebagai pemilik, Teddy tetap bertahan sebagai Presiden Direktur hingga 1998.
Keyakinan investor akan sosok Teddy membuat pria kelahiran Majalengka 1943 itu tidak pernah benar-benar jauh dari Astra. Selepas menjadi Direktur Utama, pada 1998 hingga 2000 dia dipercaya menjadi komisaris.
BACA JUGA: Prospek IPO Saham Autopedia (IDX: ASLC), Emiten Balai Lelang Crazy Rich TP Rachmat
Teddy bahkan kembali menjadi Presiden Direktur ASSI pada 2000-2002 saat perusahaan ini telah disita pemerintah melalui Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN). Setelahnya Teddy masih dipercaya menjadi Presiden Komisaris ASII pada 2002 hingga 2005.
Seiring beralihnya pengendalian ASII pada 1998, Teddy kemudian membangun perusahaannya sendiri, Triputra Group. Konglomerasi ini terus berkembang dengan merambah berbagai sektor mulai dari tambang bersama sepupunya Edwin Soeryadjaya –yang mendirikan Saratoga (SRTG)– di Adaro (IDX: ADRO), tambang emas MDKA hingga ESSA.