HeadlineIHSG

Harapan Duta Pertiwi (IDX: HOPE) Paparkan Update Kinerja

Tempias.com, Jakarta – PT Harapan Duta Pertiwi Tbk (HOPE) menargetkan meraih penjualan Rp 100 miliar sepanjang 2022 ini. 

Kevin Jong, direktur utama HOPE mengatakan situasi terburuk sudah dilewati, yakni pelemahan ekonomi akibat pandemi Covid-19. Untuk itu dirinya optimis dapat membalikkan kinerja perusahaan menjadi untung. 

“Kami optimistis penjualan tahun 2022 akan lebih baik dibandingkan setahun sebelumnya. Perkiraan kami, marketing sales sekitar Rp 100 miliar,” kata Kevin dalam keterangan tertulis, Senin, 30 Mei 2022.

 

BACA JUGA: Prospek Saham IPO Mei 2021, Harapan Duta Pertiwi (IDX: HOPE) & Bidang Usahanya

 

Dalam rilisnya, Kevin menyebutkan hingga April 2022, nilai order yang masuk sudah mencapai Rp 43,5 miliar. Peningkatan bisnis ini disebutkan juga membawa perusahaan telah membukukan laba pada kuartal I/2022. 

“Target kami, kinerja perseroan pada 2022 akan jauh lebih baik dengan harapan meraih laba,” tegas Kevin.

Dia menyebutkan melonjaknya harga batu bara serta membaiknya perekonomian nasional turut mendorong optimisme perusahaan. “Menurunnya angka kasus Covid-19 dan membaiknya pemulihan ekonomi, serta harga komoditas dunia batu bara dan nikel yang melambung menambah optimisme kami pada 2022,” tutur dia.

 

BACA JUGA: IPO HOPE 2021, Ini Profil Kevin Jong Putra Mahkota Harapan Duta Pertiwi

 

Meski pesanan akan bak khusus kendaraan berat kembali pulih, dia mengatakan tantangan terbesar justru datang dari ketersediaan unit. “Sekalipun demikian [harga komoditas melonjak] kami juga menghadapi tantangan supply chain truck,” kata Kevin.

Kevin menjelaskan, pihaknya melakukan sejumlah upaya untuk meningkatkan pendapatan pada 2022. Jurus itu adalah dengan menjaga mutu produk sehingga mendapat repeat order dari customer. Lalu, menjaga ketepatan spesifikasi dan waktu delivery, karena pada masa ini ketersediaan barang memiliki nilai yang tinggi. “Kami juga mengoptimalkan pelayanan purna jual yang baik,” papar Kevin.

Harga saham HOPE sendiri di lantai bursa dibuka pada level auto rejection bawah (ARB) pada level Rp 181 per lembar. Meski demikian, nilai saham ini masih menguat jika dibandingkan nilai IPO pada  24 Mei 2021 yang dicatatkan pada level Rp 118 per lembar. Akan tetapi, dibanding level tertingginya di Rp 266 per lembar, nilai ini mencerminkan penurunan nilai 31,2 persen. (Ira Guslina)

Putra

Editor In Chief https://www.theeconopost.com/ Hubungi saya di redaksi@theeconopost.com

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Untuk mengcopy teks yang dibutuhkan hubungi marketing@theeconopost.com