Manuver DMMX: Antara Aksi Pemegang Saham & Tambah Anak Usaha
Tempias.com, JAKARTA – Saham PT Digital Mediatama Maxima Tbk (IDX: DMMX) bergerak tak biasa dalam perdagangan satu bulan terakhir. Berdasarkan gerak saham di Bursa Efek Indonesia, dalam 1 bulan terakhir saham DMMX turun 560 poin atau setara 16,97 persen.
Pada perdagangan Rabu 25 Agustus 2021 harga saham DMMX ditutup pada Rp 3.300. Sedangkan pada penutupan perdagangan Jumat, 24 September 2021 saham emiten yang bergerak di bidang advertising digital ini ditutup pada Rp 2.740. Harga terendah terjadi pada Kamis, 23 September 2021 pada Rp 2.610.
Penurunan harga saham DMMX dalam perdagangan sebulan terakhir berbanding terbalik dengan neraca perdagangan sebelumnya. Sejak awal tahun, saham DMMX telah naik 1.051 persen dari semula Rp 234 pada 5 Januari 2021. Saham DMMX naik drastis seiring berbagai aksi korporasi dan pengembangan usaha yang dilakukan perusahaan. Namun trend kenaikan melambat sejak digelarnya Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa, 27 Juli 2021 lalu.
Melorotnya harga saham DMMX di lantai bursa ternyata berbarengan dengan aksi jual atau profit taking dari para pemegang saham mayoritas Berdasarkan data Kustodian Sentral Efek Indonesia, sepanjang Agustus 2021 para pemilik saham mayoritas yaitu PT Jaya DIstribusi Ritel, PT Soteria Wicaksana Investama dan Bank of Singapore secara bergantian melego saham DMMX.
BACA JUGA: Saham Digital Mediatama (IDX: DMMX), Bidang Usaha, Prospek dan Profil Pengendali
PT Jaya Distribusi Ritel tercatat melakukan penjualan pada 2 Agustus, 12 Agustus, 16 Agustus,19 Agustus, 23 Agustus dan 27 Agustus. Dengan serangkaian aksi jual itu kepemilikan saham Jaya Distribusi berkurang dari 22,38 persen pada 2 Agustus 2021 menjadi 21,08 pada 20 September 2021.
Selanjutnya Soteria Wicaksana Investama melakukan penjualan pada 5 Agustus, 13 Agustus, 25 Agustus, dan 10 September 2021. Aksi ini membuat kepemilikan saham Soteria Wicaksana berkurang dari 12,09 persen pada 4 Agustus 2021 menjadi 10,36 persen pada 10 September 2021.
Sedangkan Bank of Singapore melanjutkan aksi jual yang telah dilakukan pada Juli 2021. Sepanjang Agustus 2021 Bank of Singapore tercatat melepas saham DMMX pada 4 dan 27 Agustus. Pada 16 dan 20 September, kembali melakukan penjualan saham sehingga kepemilikan berkurang dari 5,95 persen menjadi 5,18 persen.
Di tengah aksi jual para pemegang saham, PT SIcepat Ekspress Indonesia yang juga pemegang saham di atas 5 persen perusahaan justru melakukan akumulasi atau penambahan saham. Pada Rabu, 22 September 2021, Sicepat melakukan pembelian sebanyak 5 juta lembar saham pada harga Rp 2.830.
Saat dikonfirmasi mengenai aksi pemegang saham DMMX dan aksi beli saham yang dilakukan SiCepat sebagai pemegang saham, Sekretaris Perusahaan DMMX Ima Finnegan belum memberikan penjelasan. Begitu juga dengan pertanyaan apakah akan ada aksi korporasi perusahaan dalam waktu dekat.
“Pertanyaan-pertanyaan akan saya tampung dulu ya,” ujar Ima pada Tempias.com, Kamis, 23 September 2021..
Meski begitu, dalam keterbukaan informasi yang disampaikan kepada bursa, Direktur Utama DMMX, Budiasto Kusuma mengatakan tujuan transaksi yang dilakukan adalah investasi dengan status kepemilikan langsung.
“Jumlah saham dan persentase kepemilikan saham sebelum dan sesudah transaksi adalah sebelum transaksi 436.955.300 lembar menjadi 441.955.300 sesudah transaksi,” tulis Budiasto Kusuma dalam keterbukaan informasi.
Dengan pembelian saham ini, kepemilikan saham SiCepat naik dari 5,68 persen menjadi 5,75 persen. Untuk transaksi ini, SiCepat merogoh kocek hingga Rp 14,15 miliar.
Menurut Budiasto, tujuan transaksi yang dilakukan adalah investasi dengan status kepemilikan langsung. Sejak bergabung menjadi pemegang saham DMMX, SiCepat dan perusahaan memperkuat kerjasama dengan fokus pada pengembangan smart dan modern retail untuk menghadirkan layanan logistic di jaringan retail DMMX.
BACA JUGA: ARB Saham GTS Internasional (IDX: GTSI) dan Kembalinya Mitra Lama
PERKUAT ANAK USAHA
Di tengah merosotnya harga saham DMMX di lantai bursa, perseroan justru tengah gencar melakukan sejumlah terobosan untuk meningkatkan kinerja usaha. Sesuai dengan hasil RUPSLB akhir Juli lalu, perusahaan akan melakukan sejumlah penambahan investasi untuk memperkuat anak usaha. Hingga akhir tahun nanti, DMMX akan optimistis bisa mendorong kinerja perusahaan melalui anak usaha.
“Menyetujui pelaksanaan penyertaan saham dan investasi di berbagai perusahaan oleh perseroan dan anak perusahaan termasuk melakukan pengambilalihan (akuisisi) dengan syarat dan ketentuan yang dipandang baik oleh Direksi Perseroan dengan memperhatikan anggaran dasar perseroan,” tulis perusahaan dalam risalah RUPSLB.
Sebagai realisasi dari RUPSLB, pada 20 Agustus 2021, DMMX mengumumkan pendirian anak usaha baru bernama PT DMMX Gamindo Global. Perusahaan memiliki 51 persen kepemilikan saham dengan nilai Rp 515 juta. Transaksi dilakukan untuk menunjang kegiatan usaha utama perseroan.
“Transaksi ini menunjang kegiatan usaha utama perseroan dan merupakan atau akan menjadi kegiatan usaha yang dijalankan dalam rangka menghasilkan pendapatan usaha dan dijalankan secara rutin, berulang atau berkelanjutan,” ujar Budiasto lagi.
Selanjutnya pada 13 September 2021, perusahaan melakukan perubahan modal pada PT Energi Selalu Baru dengan penerbitan saham baru. Dengan aksi ini kepemilikan perseroan meningkat menjadi 15 ribu lembar saham dengan total nilai Rp 1,5 miliar.
Tak cukup sampai di situ, pada tanggal yang sama DMMX juga melakukan pendirian anak usaha baru yaitu PT Niji Sicepat Gamindo. Pembentukan anak usaha baru dilakukan untuk percepatan kinerja perusahaan.
“Perseroan memiliki kepemilikan saham sebesar 40 persen atau sebanyak 4 ribu lembar saham dengan nilai Rp 4 miliar rupah,” ujar Budiasto.
Berbagai aksi korporasi yang dilakukan perusahaan sepanjang Agustus-September menjadi babak penentu bagi perusahaan untuk mengejar target pertumbuhan usaha hingga akhir 2021. Berdasarkan laporan keuangan interim perusahaan, pada Semester 1/2021 DMMX mencatatkan laba hingga Rp 115,9 miliar. Nilai ini naik signifikan dibanding periode yang sama 2020 dengan laba Rp18,1 miliar.
Kenaikan laba ini ditopang oleh peningkatan pendapatan dari Rp220 miliar pada Juni 2020 menjadi Rp 363 miliar pada Juni 2021. Selain itu, terdapat tambahan penghasilan dari laba investasi Rp 105 miliar.
Dalam penjelasan kepada bursa, perusahaan mengatakan investasi dilakukan pada PT Telefast Indonesia Tbk (IDX: TFAS) karena menilai prospek usaha TFAS terutama di bidang logistik menjanjikan karena didorong pertumbuhan e-commerce di Indonesia. Pembelian saham TFAS dilakukan sebanyak 50 juta lembar saham dengan harga Rp 800 per saham atau ekuivalen dengan nilai investasi sebesar Rp 40 miliar pada tanggal 18 Maret 2021.
“Selisih antara harga beli (Rp800/saham) dengan harga fair value (Rp2.900/saham berdasarkan harga penutupan pasar pada tanggal 30 Juni 2021) pada saat tutup buku Laporan Keuangan diakui sebagai Laba (Rugi) atas investasi lainnya,” jelas Budiasto.
BACA Juga: Final! Right Issue BBRI Tembus Rp 93 Triliun, Siap Kebut Holding Ultra Mikro
POJOK DIGITAL SRC
Dalam kesempatan terpisah, Budiasto Kusuma, Direktur Utama DMMX menyebutkan produk digital telah menjadi kebutuhan masyarakat dan digarap dengan serius oleh perusahaan. Saat diskusi bersama PT SRC Indonesia Sembilan (SRCIS), Jumat, 10 September 2021, Budiasto mengatakan DMMX berkomitmen menciptakan inovasi baru untuk memperkuat toko kelontong dalam Sampoerna Retail Community (SRC) yang menggunakan produk aplikasi Pojok Bayar dari DMMX.
“DMMX menjalin kerjasama dengan SRC dengan penyediaan Pojok Bayar sejak 2019,” kata Budiasto dalam diskusi yang disiarkan melalui kanal Youtube SRC Indonesia.
Dia mengatakan dukungan digital yang diberikan aplikasi Pojok Bayar memberi kemudahan toko kelontong sebagai pilihan dan bersaing dengan toko ritel modern. Dia berharap inovasi ini menjadi nilai tambah perusahaan ke depannya. (Ira Guslina)