Sah! BNI Caplok Bank Mayora, Ini Skema Akuisisi & Nasib Karyawannya
Tempias.com, JAKARTA – PT Bank Negara Indonesia (persero) Tbk. (IDX: BBNI) resmi menandatangani rancangan pengambilalihan PT Bank Mayora.
Dalam prospektus yang diumumkan hari ini, Sabtu, 22 Januari 2022, naskah pengambilalihan telah ditandatangani pada pekan lalu, (12 Januari 2022).
Mekanisme pengambilalihan dilakukan dengan dua cara, yakni injeksi modal melalui right issue serta private placement dari pengendali.
Melalui mekanisme pertama, Bank Mayora akan menerbitkan sebanyak 1,02 miliar lembar saham baru. Jumlah ini setara dengan 54,9 persen saham yang ditempatkan dan disetor penuh dan diserap sepenuhnya oleh BNI.
Selanjutnya BNI akan mengambil 169,07 juta lembar saham yang telah ada.
BACA JUGA: BNI (IDX: BBNI) Gelontorkan Rp 53 Miliar, Akuisisi Bank Mayora Makin Dekat
Gabungan pembelian dan injeksi modal ini membawa BNI menjadi pemegang 63,92 persen saham Bank Mayora setelah aksi korporasi rampung dijalankan.
Setelah BNI melakukan right issue di Mayora dan menyerap saham pemilik awal, maka struktur pemegang saham baru Bank Mayora menjadi PT Mayora Inti Utama (36,08 persen) dan PT Bank Negara Indonesia (persero) Tbk. (63,92 persen).
Sebelum dicaplok oleh BBNI, struktur pemegang saham Bank Mayora terdiri dari PT Mayora Inti Utama dengan kepemilikan saham 676,31 juta lembar atau 80 persen. Sebanyak 20 persen lainnya, dimiliki oleh International Finance Corporation atau setara sebanyak 169,07 juta lembar.
“Rencana pengambilalihan yang akan dilakukan oleh BNI adalah sebagai berikut, (a). Mengambil bagian sepenuhnya atas penerbitan sebanyak-banyaknya 1.029.151.550 lembar Saham baru oleh Bank Mayora. (b.) Mengambilalih sebanyak 169.078.288 lembar Saham yang dimiliki IFC,” tulis manajemen BNI dalam prospektusnya.
BACA JUGA: Fix, BNI (IDX: BBNI) Bakal Akuisisi Bank Mini Begini Penjelasan Manajemen
STATUS KARYAWAN MAYORA SETELAH AKUISISI
Tidak disebutkan nilai akuisisi saham IFC ini, meski demikian disebutkan modal ditempatkan dan disetor Mayora adalah Rp 845,39 miliar atau setara Rp 1.000 per saham. Laporan keuangan perusahaan menunjukkan, terdapat tambahan modal disetor Rp 121,28 miliar dan saldo laba ditahan Rp 273,2 miliar per 31 Juni 2021. Sehingga total ekuitas Bank Mayora per sebesar Rp 1,23 triliun.
Dengan asumsi akuisisi 1x nilai buku, maka BNI diestimasi membayar Rp 169,07 miliar ke IFC jika menggunakan acuan nominal saham hingga Rp 247 miliar jika menggunakan ekuitas. Meski demikian sejauh ini belum diumumkan nilai buku yang ditetapkan dalam akuisisi. Sebagai perbandingan, akusisi Bank Permata oleh Bangkok Bank 1,6 kali nilai buku.
Dalam aksi mencaplok Bank Mayora ini, BNI menyebutkan akan menggunakan dana internal.
“Rencana pengambilalihan Bank Mayora oleh BNI akan didanai melalui pendanaan internal BNI dari dana yang tersimpan sebagai laba ditahan (retained earnings) atau kekayaan BNI,” tulis manajemen dalam prospektusnya.
BNI juga akan melakukan injeksi tambahan paling sedikit Rp1,8 triliun jika mengejar modal inti Bank Mayora sebesar Rp3 triliun. Meski demikian jika BNI memasukkan Bank Mayora sebagai kelompk usaha bank (KUB), maka modal inti yang dibutuhkan minimal Rp 1triliun dan sudah terpenuhi dengan ekuitas yang ada.
Sedangkan untuk setelah bank ini menjadi entitas anak BNI, disebutkan tidak ada perubahan status bagi manajemen. “Tidak ada perubahan status, hak dan kewajiban Direksi dan Dewan Komisaris Bank Mayora sampai dengan transaksi Pengambilalihan selesai dilakukan,” ulas manajemen.
Meski demikian, setelah transaksi rampung dilakukan, BNI dapat mengubah komposisi direksi dan komisaris Bank Mayora sewaktu-waktu bila diperlukan.
Bagi karyawan, syarat dan ketentuan hubungan kerja dengan Bank Mayora tidak akan dipengaruhi oleh akuisisi ini.
“Bank Mayora akan tetap menghormati hak karyawan sesuai dengan dan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Seluruh hak dan kewajiban karyawan akan diselesaikan dan dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku termasuk Undang-Undang Ketenagakerjaan.”
TUJUAN AKUISISI BANK MAYORA OLEH BNI
Akuisisi Bank Mayora oleh BNI ini disebutkan sebagai antisipasi munculnya produk-produk digital dalam industri perbankan di Indonesia. Para pesaing BNI melakukan pengembangan bank digital melalui aksi organik maupun langkah anorganik yang tujuan akhirnya memudahkan masyarakat dan memenangkan persaingan.
“Saat ini BNI tengah melakukan program transformasi yang salah satu inisiasinya adalah memperkuat kapabilitas digital guna memenuhi kebutuhan dan ekspektasi pelanggan,” tulis manajemen dalam prospektusnya.
Nantinya layanan digital dari BNI ini memiliki keunggulan internasional, mendukung transaksi digital masyarakat dan juga sejalan dengan transformasi perusahaan. “BNI akan membentuk suatu bank digital melalui strategi anorganik yaitu pengambilalihan Bank Mayora yang selanjutnya akan ditransformasi menjadi bank digital.”
Segmen yang akan digarap oleh Bank Digital BNI itu adalah usaha mikro kecil dan menengah (UMKM). Kelompok ekonomi yang memegang peranan penting dalam perekonomian Indonesia.
“Hal ini menjadikan segmen UMKM sebagai potensi yang besar dan menarik untuk dikembangkan oleh Bank Mayora dengan pendekatan sinergi pemanfaatan ekosistem BNI dan penjual. Bank Mayora akan menghadirkan solusi digital berbasis ekosistem khususnya untuk membantu UKM dalam mengakomodir kebutuhan layanan perbankan dan bisnis UKM.”
Sedangkan bagi pemegang saham Mayora, penjualan ke BNI sebagai langkah pemenuhan modal yang diamanatkan oleh Otoritas Jasa Keuangan.
Pingback: Kocok Ulang Allo Bank (IDX: BBHI) & Ambisi Besar Chairul Tanjung – The Econopost
Pingback: Adu Besar Gaji Direksi – Komisaris BBRI, BMRI, BBNI, & BBTN, Siapa Paling Tajir? – The Econopost