HeadlineLifestyle

Google Doodle Hari Ini Mengenang Raja Ali Haji, Sastrawan Pencipta Gurindam 12

Tempias.com, JAKARTA – Mengenang (celebrating) Raja Ali Haji bin Raja Haji Ahmad menjadi tema Google Doodle hari ini,  Sabtu, 5 November 2022. 

Raja Ali Haji bin Raja Haji Ahmad ditampilkan Google Doodle sebagai pengganti huruf OO dalam logo Google. Sosok penyair Riau Lingga itu ditampilkan dalam buku yang memuat fotonya di halaman kanan dan sebuah naskah di sebelah kiri pendiri pusat pengkajian bahasa dan budaya Melayu di Pulau Penyengat, Riau itu. 

Dalam lamannya, Google menjelaskan penetapan Doodle Raja Ali Haji hari ini seiring penetapan sang tokoh sebagai Pahlawan Nasional Indonesia. Raja Ali Haji ditetapkan sebagai pahlawan pada 5 November 2004. 

Penetapan pahlawan ini seiring dengan karya dan kontribusinya pada bahasa, sastra, budaya Melayu, dan sejarah Indonesia. Karyanya yang paling terkenal adalah Tuhfat al-Nafis, atau “Hadiah Berharga”, yang dianggap sebagai sumber tak ternilai tentang sejarah Semenanjung Melayu. 

Karya lainnya seperti kamus Melayu, teks pendidikan tentang tugas raja, silsilah Melayu dan Bugis, antologi puisi dan banyak lagi.

Wikipedia merilis Tuhfat al-Nafis diawali dengan ringkasan yang diambil dari Sulalatus Salatin (Sejarah Melayu), dan kemudian menceritakan dengan lebih terperinci sejarah Kesultanan Johor-Riau. Figur dinamis dalam Tuhfat adalah para pangeran Bugis, yang dengan kecekatan militer dan diplomasi mereka berhasil meraih kedudukan penting di negeri-negeri Riau, Selangor, Sambas dan Matan-Sukadana.

Raja Ali Haji dan Isi Gurindam 12

Salah satu mahakarya Raja Ali Haji adalah petuah Gurindam dua belas yang sekarang diukir di batu nisannya untuk dibaca orang saat berkunjung. Berikut isi Gurindam 12 yang dikutip dari Kebudayaan Kemdikbud:

Berikut adalah susunan dan isi dari Gurindam 12

 

GURINDAM PASAL I

Ini gurindam pasal yang pertama

Barang siapa tiada memegang agama,

sekali-kali tiada boleh dibilangkan nama.

Barang siapa mengenal yang empat,

maka ia itulah orang ma’rifat

Barang siapa mengenal Allah,

suruh dan tegahnya tiada ia menyalah.

Barang siapa mengenal diri,

maka telah mengenal akan Tuhan yang bahari.

Barang siapa mengenal dunia,

tahulah ia barang yang terpedaya.

Barang siapa mengenal akhirat,

tahulah ia dunia mudarat.

 

GURINDAM PASAL II

Ini gurindam pasal yang kedua

Barang siapa mengenal yang tersebut,

tahulah ia makna takut.

Barang siapa meninggalkan sembahyang,

seperti rumah tiada bertiang.

Barang siapa meninggalkan puasa,

tidaklah mendapat dua temasya.

Barang siapa meninggalkan zakat,

tiadalah hartanya beroleh berkat.

Barang siapa meninggalkan haji,

tiadalah ia menyempurnakan janji.

 

GURINDAM PASAL III

Ini gurindam pasal yang ketiga:

Apabila terpelihara mata,

sedikitlah cita-cita.

Apabila terpelihara kuping,

khabar yang jahat tiadalah damping.

Apabila terpelihara lidah,

nescaya dapat daripadanya faedah.

Bersungguh-sungguh engkau memeliharakan tangan,

daripada segala berat dan ringan.

Apabila perut terlalu penuh,

keluarlah fi’il yang tiada senonoh.

Anggota tengah hendaklah ingat,

di situlah banyak orang yang hilang semangat

Hendaklah peliharakan kaki,

daripada berjalan yang membawa rugi.

 

GURINDAM PASAL IV

Ini gurindam pasal yang keempat:

Hati kerajaan di dalam tubuh,

jikalau zalim segala anggota pun roboh.

Apabila dengki sudah bertanah,

datanglah daripadanya beberapa anak panah.

Mengumpat dan memuji hendaklah pikir,

di situlah banyak orang yang tergelincir.

Pekerjaan marah jangan dibela,

nanti hilang akal di kepala.

Jika sedikitpun berbuat bohong,

boleh diumpamakan mulutnya itu pekong.

Tanda orang yang amat celaka,

aib dirinya tiada ia sangka.

Bakhil jangan diberi singgah,

itupun perampok yang amat gagah.

Barang siapa yang sudah besar,

janganlah kelakuannya membuat kasar.

Barang siapa perkataan kotor,

mulutnya itu umpama ketur.

Di mana tahu salah diri,

jika tidak orang lain yang berperi.

 

GURINDAM PASAL V

Ini gurindam pasal yang kelima:

Jika hendak mengenal orang berbangsa,

lihat kepada budi dan bahasa,

Jika hendak mengenal orang yang berbahagia,

sangat memeliharakan yang sia-sia.

Jika hendak mengenal orang mulia,

lihatlah kepada kelakuan dia.

Jika hendak mengenal orang yang berilmu,

bertanya dan belajar tiadalah jemu.

Jika hendak mengenal orang yang berakal,

di dalam dunia mengambil bekal.

Jika hendak mengenal orang yang baik perangai,

lihat pada ketika bercampur dengan orang ramai.

 

GURINDAM PASAL VI

Ini gurindam pasal yang keenam:

Cahari olehmu akan sahabat,

yang boleh dijadikan obat.

Cahari olehmu akan guru,

yang boleh tahukan tiap seteru.

Cahari olehmu akan isteri,

yang boleh menyerahkan diri.

Cahari olehmu akan kawan,

pilih segala orang yang setiawan.

Cahari olehmu akan abdi,

yang ada baik sedikit budi,

 

GURINDAM PASAL VII

Ini Gurindam pasal yang ketujuh:

Apabila banyak berkata-kata,

di situlah jalan masuk dusta.

Apabila banyak berlebih-lebihan suka,

itulah tanda hampir duka.

Apabila kita kurang siasat,

itulah tanda pekerjaan hendak sesat.

Apabila anak tidak dilatih,

jika besar bapanya letih.

Apabila banyak mencela orang,

itulah tanda dirinya kurang.

Apabila orang yang banyak tidur,

sia-sia sahajalah umur.

Apabila mendengar akan khabar,

menerimanya itu hendaklah sabar.

Apabila mendengar akan aduan,

membicarakannya itu hendaklah cemburuan.

Apabila perkataan yang lemah-lembut,

lekaslah segala orang mengikut.

Apabila perkataan yang amat kasar,

lekaslah orang sekalian gusar.

Apabila pekerjaan yang amat benar,

tidak boleh orang berbuat onar.

 

GURINDAM PASAL VIII

Ini gurindam pasal yang kedelapan:

Barang siapa khianat akan dirinya,

apalagi kepada lainnya.

Kepada dirinya ia aniaya,

orang itu jangan engkau percaya.

Lidah yang suka membenarkan dirinya,

daripada yang lain dapat kesalahannya.

Daripada memuji diri hendaklah sabar,

biar pada orang datangnya khabar.

Orang yang suka menampakkan jasa,

setengah daripada syirik mengaku kuasa.

Kejahatan diri sembunyikan,

kebaikan diri diamkan.

Keaiban orang jangan dibuka,

keaiban diri hendaklah sangka.

 

GURINDAM PASAL IX

Ini gurindam pasal yang kesembilan:

Tahu pekerjaan tak baik,

tetapi dikerjakan,

bukannya manusia yaituiah syaitan.

Kejahatan seorang perempuan tua,

itulah iblis punya penggawa.

Kepada segaia hamba-hamba raja,

di situlah syaitan tempatnya manja.

Kebanyakan orang yang muda-muda,

di situlah syaitan tempat berkuda.

Perkumpulan laki-laki dengan perempuan,

di situlah syaitan punya jamuan.

Adapun orang tua yang hemat,

syaitan tak suka membuat sahabat

Jika orang muda kuat berguru,

dengan syaitan jadi berseteru.

 

GURINDAM PASAL X

Ini gurindam pasal yang kesepuluh:

Dengan bapak jangan durhaka

supaya Allah tidak murka.

Dengan ibu hendaklah hormat

supaya badan dapat selamat.

Dengan anak janganlah lalai

supaya dapat naik ke tengah balai.

Dengan istri dan gundik janganlah alpa

supaya kemaluan jangan menerpa.

Dengan kawan hendaklah adil

supaya tangannya jadi kapil.

 

GURINDAM PASAL XI

Ini gurindam pasal yang kesebelas:

Hendaklah berjasa,

kepada yang sebangsa.

Hendaklah jadi kepala,

buang perangai yang cela.

Hendaklah memegang amanat,

buanglah khianat.

Hendak marah,

dahulukan hujjah.

Hendak dimalui,

jangan memalui.

Hendak ramai,

murahkan perangai.

 

GURINDAM PASAL XII

Ini gurindam pasal yang kedua belas:

Gurindam Dua Belas, pasal yang ke 11 dan ke 12

Raja mufakat dengan menteri,

seperti kebun berpagarkan duri.

Betul hati kepada raja,

tanda jadi sebarang kerja.

Hukum adil atas rakyat,

tanda raja beroleh inayat.

Kasihkan orang yang berilmu,

tanda rahmat atas dirimu.

Hormat akan orang yang pandai,

tanda mengenal kasa dan cindai.

Ingatkan dirinya mati,

itulah asal berbuat bakti.

Akhirat itu terlalu nyata,

(Putra, O. Permana)

Redaksi

Dukung kami untuk terus menyajikan konten bermanfaat dan memberi insight. Hubungi kami untuk konten di redaksi@theeconopost.com. Untuk kerja sama iklan dan promosi lainnya ke marketing@theeconopost.com

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Untuk mengcopy teks yang dibutuhkan hubungi marketing@theeconopost.com