BBYB Gelar RUPSLB: Menanti Gebrakan Ekosistem Alibaba dan Aksi Right Issue (Lagi)
Tempias.com, JAKARTA- PT Bank Neo Commerce Tbk (IDX: BBYB) akan menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa. Rapat terbuka untuk seluruh pemegang saham yang namanya tercatat sebagai daftar pemegang saham pada Jumat, 27 Agustus 2021.
“Perseroan akan mengadakan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang selanjutnya disebut Rapat, pada hari Senin, tanggal 20 September 2021,” tulis direksi BBYB dalam keterbukaan informasi yang dikutip, Selasa, 17 Agustus 2021.
Meski belum memerinci mata acara yang akan dibahas dalam RUPSLB, namun salah satu agenda kuat yang dibahas adalah pengesahan Akulaku menjadi pengendali utama saham BBYB. Hal ini seperti tertuang dalam dokumen pengambilalihan saham BBYB oleh PT Akulaku Silvrr Indonesia atau Akulaku pada akhir Juli lalu.
Dalam dokumen pengambilalihan disebutkan bahwa BBYB sudah memperoleh persetujuan OJK berdasarkan Surat Nomor SR-16/PB.1/2021 tertanggal 26 Juli 2021. Pengambilalihan saham membuat Akulaku menjadi pemegang saham terbesar sekaligus pengendali BBYB.
BACA JUGA: Saham Gocap Yusuf Mansur Bangun dari Tidur, Beda Nasib REAL, BABP dan BEBS
Jumlah dan nilai saham BBYB yang dimiliki oleh Akulaku sebesar 1,66 juta lembar saham atau senilai Rp166 miliar. Jumlah ini meliputi 24,98 persen kepemilikan saham. Selanjutnya juga ada kepemilikan saham Rockcore Financial Technology Co. Ltd., yang merupakan satu kelompok usaha dengan Akulaku sebesar 261 juta lembar saham dengan nilai Rp26 miliar atau setara 3,92 persen saham.
Pengesahan Akulaku sebagai pengendali sekaligus menjadi pengesahan masuknya ekosistem Alibaba pada bank yang dulu bernama Bank Yudha Bhakti ini. Akulaku dan Rockore merupakan perusahaan yang terafiliasi dengan raksasa bisnis Alibaba.
Masuknya Alibaba lewat Akulaku menjadi angin segar bagi BBYB. Apalagi Bank yang kini bernama Bank Neo Commerce itu tengah gencar membangun ekosistem digital. Berdasarkan keterangan di keterbukaan, alasan dan tujuan Akulaku melakukan pengambilalihan adalah untuk memanfaatkan teknologi tinggi yang dimiliki untuk membantu BBYB dalam melakukan transformasi digital. Fokus utama adalah meningkatkan layanan perbankan dan membawa BBYB ke tingkat baru dengan teknologi canggih dan transparansi yang lebih baik. ‘
“Kemitraan strategis antara Akulaku dan BBYB dipercaya akan meningkatkan literasi keuangan dan akses masyarakat Indonesia kepada lembaga keuangan, khususnya perbankan, sehingga baik individu dan bisnis memiliki akses terhadap produk dan jasa keuangan yang bermanfaat dan terjangkau yang memenuhi kebutuhan mereka yang disampaikan dengan cara yang bertanggung jawab dan berkelanjutan.”
BACA JUGA: KB Bukopin (IDX: BBKP) Bukukan Laba Rp 139,8 Miliar, Bagaimana Prospek Saham?
Menjelang penguasaan ekosistem Alibaba di tubuh BBYB, bank mini ini pun kini terlihat gencar melakukan pengembangan usaha. BBYB disebut-sebut tengah menggandeng Huawei dan Tencent untuk pengembangan keamanan digital.
Kerjasama itu meliputi perlindungan untuk server dan network perangkat atau firewall bersama Huawei, memanfaatkan sistem pengelolaan data dari Tencent Cloud serta pemanfaatan Tencent Distributed Database (TDSQL) yang bisa meningkatkan keamanan dari data breaching di sisi sistem bank. Tencent dan Huawei merupakan raksasa teknologi dari Cina.
Right Issue Lagi
Rencana ekspansi BBYB menjadi perbankan digital juga diikuti dengan penambahan modal. Saat ini BBYB telah merilis prospektus ringkas Penawaran Umum Terbatas (PUT) V penerbitan saham baru dengan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) alias rights issue.
Rencananya, pada Right Issue kalil ini BBYB akan menerbitkan 5 Miliar saham dengan nominal Rp 100. Meski begitu belum diumumkan berapa harga pelaksanaan yang akan ditetapkan. Right Issue lewat PUT V ini akan efektif dimulai pada 9 September 2021 dengan periode perdagangan HMETD 23-30 September 2021.
Aksi right issue yang dilakukan BBYB kali ini belum berjarak jauh dengan pelaksanaan PUT IV pada Juni lalu. Pada right issue itu, BBYB mengantongi dana Rp 249,82 miliar yang berasal dari penjualan 832.724.404 saham pada harga pelaksanaan Rp 300 per saham. Bahkan saat PUT IV ini BBYB mengalami kelebihan permintaan (oversubscribed) hingga 426 juta saham atau setara Rp 127,9 miliar.
Menurut prospektus right issue yang telah diterbitkan, dana yang terkumpul lewat PUT V nantinya akan setelah dikurangi biaya-biaya emisi akan digunakan seluruhnya untuk modal kerja pengembangan usaha. Apalagi BBYB kini tengah berupaya meningkatkan penyaluran kredit dan kegiatan operasional perbankan lainnya.
“Apabila Perseroan bermaksud mengubah penggunaan dana dari hasil PUT V ini, maka rencana tersebut harus dilaporkan terlebih dahulu kepada OJK dengan mengemukakan alasan beserta pertimbangannya dan harus mendapat persetujuan dari Pemegang Saham dalam RUPS,” tulis manajemen BBYB.
BACA JUGA: Rambah Bisnis Voucher, Pieter Tanuri Genggam 30 Juta Saham UVCR
Saat ini kepemilikan saham Bank Neo Commerce (BBYB) masih dipegang oleh PT Gozco Capital dengan kepemilikan 18,94 persen, PT Akulaku Silvrr Indonesia dengan kepemilikan 24,9 persen saham, PT Rockcore Financial Technology, Ltd dengan 6,12 persen dan Yellow Brick Enterprise Ltd dengan 11,1 persen kepemilikan saham dan Asabri 10,09. Sedangkan masyarakat memiliki porsi 28,76 persen.
Bila melihat kinerja keuangan, hingga 31 Mei 2021 BBYB mencatatkan aset dengan total senilai Rp 6,67 triliun. Sementara jumlah liabilitas dan ekuitas juga mencapai Rp 6,6 triliun. Meski begitu pada Mei 2021 perusahaan mencatatkan rugi usaha Rp 64,3 miliar. Sedangkan rasio CAR 26,02 persen dan NPL (nett) 3,47 persen.
Masusknya ekosistem Alibaba menjadi pengendali selanjutnya menjadi harapan baru bagi BBYB di tengah persaingan bank digital. Apalagi saat ini OJK tengah menyiapkan aturan yang lebih detil soal pelaksanaan bank digital di tengah masyarakat. Salah satunya adalah rencana penempatan modal inti bank digital yang disebut-sebut sekitar Rp 10 triliun.