Right Issue Bank Banten Rampung, Saham BEKS Ditebus 6,1 Miliar Lembar
Tempias.com, JAKARTA – PT Bank Pembangunan Daerah Banten Tbk. (IDX: BEKS) merealisasikan penambahan modal melalui right issue VII sebanyak 6,01 miliar lembar.
Dengan harga pelaksanaan right issue sebesar Rp 77 per lembar, maka dari aksi korporasi ini Bank Banten mendapat tambahan modal sebesar Rp 470,06 miliar.
Lusiany Lugina, Direktur PT Raya Saham Registra, biro administrasi efek yang menangani right issue Bank Banten menyampaikan pada hari terakhir right issue yakni 21 Oktober 2021, investor yang melaksanakan penebusan saham Bank Banten sebanyak 3,1 miliar lembar.
Capaian rights issue Bank Banten ini jauh di bawah target yang diincar perusahaan yakni menerbitkan saham baru sebanyak 23,38 miliar lembar atau setara Rp 1,83 triliun.
“Jumlah HMETD yang belum dilaksanakan 17,28 miliar [atau setara dengan Rp 1,33 triliun],” kata Lusiany dalam pengumumannya bertanggal Jumat, 22 Oktober 2021.
BACA JUGA: RUPSLB Bank Banten (IDX BEKS) Sepakati Jadi BUMD, Serius Urus Bank Digital
Dengan tambahan ini, maka total jumlah saham BEKS setelah pelaksanaan right issue menjadi 49,5 miliar lembar.
Meski terjadi transaksi dalam jumlah relatif besar atas saham BEKS, data pemegang saham di atas 5 persen yang diterbitkan KSEI untuk transaksi per 21 Oktober 2021 tidak memunculkan nama pemegang saham baru.
Satu-satunya pemegang saham BEKS di atas 5 persen menurut KSEI dalam pengumuman yang disampaikan Senin, 25 Oktober 2021, Pemerintah Provinsi Banten melalui PT Banten Global Development kepemilikannya susut dari 74,68 persen menjadi 67,77 persen. Meski persentase kepemilikan susut, jumlah lembar saham pemerintah tetap sama sebanyak 33,85 miliar lembar.
BACA JUGA: (Terbaru) Ini Saham LQ45 Paling Banyak Diburu Asing Ytd, Sudah Punya?
PROSPEK DAN KINERJA BANK BANTEN (IDX: BEKS)
Realisasi penambahan modal sebesar Rp 470 miliar ini belum membuat BEKS masih membutuhkan aksi korporasi lanjutan. Otoritas Jasa Keuangan menargetkan seluruh bank di Tanah Air memiliki modal inti tier I paling sedikit Rp 2 triliun pada 31 Desember 2021 nanti. Selanjutnya kembali dinaikkan menjadi Rp 3 triliun pada akhir tahun 2022.
BEKS sendiri dalam laporan keuangan per 30 Juni 2021 menyebutkan modal inti tier I kembali berada di bawah Rp 1 triliun atau tepatnya Rp 960,8 miliar. Dengan penambahan modal Rp 470 miliar dikurangi biaya emisi, maka estimasi modal tier I BEKS baru RP 1,53 triliun. Kurang dari Rp 2 triliun yang direncanakan.
Dalam laporan bulanan yang disampaikan perusahaan dalam websitenya, per Agustus 2021, total kredit yang diberikan BEKS pada Agustus 2021 sebesar Rp 3,07 triliun, tidak banyak berubah dibandingkan periode Juli 2021 sebesar Rp 3,06 triliun. Meski demikian aset perusahaan secara bulanan turun dari Rp 6,98 triliun menjadi Rp 6,52 triliun.
BACA JUGA: Saham Eastparc Hotel (IDX: EAST), Antara Prospek Bidang Usaha & Keyakinan Pendiri
Dalam capaian kinerja ini, BEKS tercatat mengalami pembengkakan kerugian tahun berjalan dari Rp 114,2 miliar pada Juli 2021 menjadi Rp 131,73 pada Agustus 2021. Rugi ini memperbesar pos laba-rugi karena tahun-tahun lalu BEKS telah membukukan kerugian sebesar Rp 2,39 triliun.
Pada perdagangan akhir pekan lalu, saham BEKS ditutup melemah 1,28 persen secara harian ke level Rp 77 per lembar.Dengan level harga ini, saham BEKS sudah melemah 7,33 persen semenjak awal tahun.