Prospek IPO 2025: Sebanyak 3 Emiten Jumbo Sudah Antre
Bursa Efek Indonesia (BEI) optimistis menghadapi tahun 2025 dengan target 66 perusahaan baru melantai di bursa melalui Initial Public Offering (IPO). Target tersebut lebih tinggi dibandingkan realisasi 2024 yang hanya mencapai 41 perusahaan, meski tetap berada di bawah proyeksi awal sebanyak 62 emiten.
Hingga akhir 2024, terdapat 21 perusahaan dalam antrean IPO, termasuk 3 perusahaan yang dikategorikan sebagai lighthouse IPO dengan aset besar di atas Rp250 miliar. Pipeline ini mencerminkan optimisme pemulihan minat IPO di tahun depan.
Direktur Penilaian BEI I Gede Nyoman Yetna menjelaskan bahwa faktor internal dan eksternal memengaruhi pencapaian IPO pada 2024. Dari sisi internal, kesiapan perusahaan dalam aspek keuangan dan tata kelola menjadi tantangan. Sementara itu, dari sisi eksternal, ketidakpastian makroekonomi global, kebijakan pemerintah, serta dinamika politik, termasuk Pemilu di lebih dari 70 negara, turut menahan laju minat IPO.
“Untuk permohonan pernyataan pendaftaran saham secara umum tidak mengalami penurunan sepanjang tahun 2024 namun beberapa perusahaan mengalami pembatalan pencatatan saham berupa penundaan dari calon perusahaan tercatat, maupun penolakan dari bursa sehubungan dengan concern bursa dari segi kondisi keuangan, operasional dan aspek hukum, termasuk going concern Perusahaan.,” ungkap Nyoman, Selasa, 31 Desember 2024.
Namun, Nyoman tetap optimistis. Stabilitas politik pasca-pelantikan Presiden dan Wakil Presiden baru diharapkan memulihkan kepercayaan investor dan memacu perusahaan untuk IPO. Hal ini sejalan dengan tren regional yang juga menunjukkan pemulihan meskipun jumlah IPO di Asean tahun ini turun 35% dan nilai dana yang dihimpun menyusut 51%.
Sepanjang 2024, sektor Consumer Cyclicals menjadi kontributor utama dengan 13 perusahaan menghimpun dana Rp5,7 triliun. Sektor Basic Materials dan Energy menyusul dengan masing-masing 8 dan 6 perusahaan yang mencatatkan saham.
Nyoman menilai sektor-sektor ini memiliki prospek cerah di 2025, didukung stabilitas ekonomi domestik dan permintaan yang konsisten terhadap produk-produk dari sektor tersebut. Meski realisasi 2024 lebih rendah dari target, BEI tetap menaikkan proyeksi IPO untuk 2025. Nyoman menyebutkan bahwa kebijakan pemerintah baru, stabilitas politik, dan proyeksi positif makroekonomi menjadi landasan utama.
BEI juga memperkuat edukasi pasar, meningkatkan kualitas proses due diligence, serta memperbarui regulasi agar lebih adaptif.
