Profil Pemilik RATU dan RAJA: Hapsoro Menantu Megawati hingga Medi Avianto
‘Happy’ Hapsoro Sukmonohadi melalui PT Rukun Raharja Tbk. (RAJA) bersiap mengantarkan entitas bisnisnya, PT Raharja Energi Cepu Tbk. (RATU), ke lantai Bursa Efek Indonesia. RATU akan melepas 20% saham dalam perusahaan dan menargetkan dapat menghimpun dana segar dari investor sebesar Rp624,46 miliar. IPO RATU dirancang efektif pada awal 2025 mendatang.
Dalam aksi korporasi ini, Hapsoro akan mendapatkan dua keuntungan sekaligus, yakni peningkatan modal dalam RATU sebesar Rp218,56 miliar melalui penerbitan 7% saham baru dan uang tunai untuk RAJA sebesar Rp405,9 miliar karena melakukan divestasi 13% saham RATU.
Dalam konglomerasi RAJA, bisnis RATU sendiri relatif kecil. Perusahaan ini adalah mitra di PT Petrogas Jatim Utama Cendana (PJUC). Sedangkan PJUC memiliki participating interest hanya 2,2423% di Blok Cepu.
RATU memiliki 49% saham PJUC, sedangkan BUMD Jawa Timur yakni PT Petrogas Jatim Utama memiliki 51% saham di perusahaan patungan ini.
Sebagai perkiraan kapasitas perusahaan, Kementerian ESDM merilis produksi rata-rata Blok Cepu sebesar 144.000 BOPD per hari. Dengan cakupan ini, hak RATU atas produksi Blok Cepu setara 1.582 BOPD per hari melalui PJUC.
Prospektus RATU yang dikutip Jumat, 27 Desember 2024, menjelaskan bahwa entitas Petrogas Jatim Utama Cendana (PJUC) menyumbang 42% dari laba perseroan.
Meski demikian, laporan keuangan PJUC dikonsolidasikan ke BUMD Jawa Timur, Petrogas karena memiliki saham lebih besar. Dampaknya, RATU tidak mengakui pendapatan dari entitas afiliasi ini.
Pendapatan RATU sepenuhnya ditopang dari anak usaha PT Raharja Energi Tanjung Jabung (RETJ), yang memiliki participating interest di Blok Jabung sebesar 8%.
Prospektus mengungkap produksi Blok Jabung selama periode Januari hingga Juni 2024 rata-rata sebesar 52.000 BOEPD dengan cadangan minyak dan gas bumi 2P (terbukti dan terukur) sebesar 292 MMBOE.
Dengan produksi ini, hak RATU adalah 4.160 BOEPD.
Pemegang konsesi lapangan minyak Jabung lainnya adalah PetroChina International Jabung Ltd., PT Pertamina Hulu Energi Jabung, Petronas Carigali Jabung Ltd., dan PT GPI Jabung Indonesia.
Profil Pemilik RAJA dan RATU
Prospektus perusahaan menempatkan empat nama sebagai pemilik akhir perusahaan, yakni Hapsoro, Djauhar Maulidi, Medi Avianto, dan Moh. Arsjad Rasjid Prabu (ARP) Mangkuningrat.
1. Hapsoro Sukmonohadi
‘Happy’ Hapsoro Sukmonohadi merupakan pengendali utama konglomerasi RAJA. Hapsoro memiliki 99% saham PT Basis Utama Prima. Perusahaan ini memiliki 11,90% saham RAJA. Hapsoro juga memiliki 28,518% saham RAJA atas namanya langsung.
Hapsoro juga pemilik PT Sentosa Bersama Mitra yang menggenggam 34,687% saham RAJA. Namun, dalam perusahaan patungan terakhir ini, prospektus tidak menjelaskan besaran kepemilikan Hapsoro.
Hapsoro sendiri adalah putra dari pengusaha properti, mendiang Bambang Sukmonohadi. Sosok ini menikahi Puan Maharani, putri Presiden ke-5 Megawati Soekarnoputri, pada 1998. Dari pernikahan dengan Puan, Hapsoro memiliki dua anak, yakni Diah Pikatan Orissa Putri Hapsari dan Praba Diwingkata Caraka Putra Soma.
Basis Utama Prima sendiri memiliki beragam bisnis, baik properti, telekomunikasi hingga pertambangan.
2. Djauhar Maulidi
Mitra bisnis Happy Hapsoro ini adalah alumni Fakultas Ekonomi Universitas Padjadjaran di bidang Ekonomi Internasional. Sosok ini memulai kariernya sebagai profesional keuangan di PT Bank Sumitomo Mitsui (1993–2006) dengan posisi terakhir sebagai Corporate Banking Head.
Peraih gelar Master of Business Administration di bidang Energi dari School of Business Management, Institut Teknologi Bandung ini pernah menjabat sejumlah posisi strategis, termasuk Direktur Finance and Business Development PT Bumi Hasta Mukti (2006–2009), Presiden Direktur PT Toha Sittah Salam, Direktur Finance and Administration RATU (2011–2017), dan Presiden Direktur PT Triguna Internusa Pratama (2015–2017).
Saat ini, Djauhar menjabat sebagai Direktur Utama PT Rukun Raharja sejak 2017. Ia juga menjabat sebagai Presiden Komisaris di beberapa perusahaan dalam konglomerasi RAJA.
3. Medi Avianto
Medi Avianto adalah salah satu pemilik RAJA yang telah lama berkecimpung dalam perseroan. Medi pernah menjadi komisaris di Basis Utama Prima saat konglomerasi Hapsoro mengakuisisi PT Singaraja Putra Tbk. (SINI). Medi juga menjabat sebagai direktur PT Red Planet Indonesia Tbk. (PSKT) pada 2013.
Alumnus Boston University (1994) ini memiliki pengalaman di berbagai perusahaan, seperti PT Laris Boga Dipa, PT Wendy Citrarasa, dan PT VLM System Indonesia.
4. Moh. Arsjad Rasjid Prabu (ARP) Mangkuningrat
Pada 2023, Arsjad Rasjid menyebut hanya memiliki 1% saham di Basis Utama Prima. Namun, dalam prospektus RATU disebutkan bahwa perusahaan tidak mengetahui besaran kepemilikan PT Mohammad Mangkuningrat di Basis Utama.
Saat ini, Arsjad Rasjid menjabat sebagai Komisaris RAJA. Ia meraih gelar Bachelor of Computer Engineering dari University of Southern California pada 1990 dan Bachelor of Science di bidang Administrasi Bisnis dari Pepperdine University pada 1993.
Arsjad juga dikenal sebagai Presiden Komisaris PT Asuransi Cakrawala Proteksi (2013–sekarang), Direktur Utama dan Group CEO PT Indika Energy Tbk. (2016–sekarang), serta Komisaris PT Kideco Jaya Agung (2017–sekarang).