HeadlineIHSG

Perusahaan Kakak Hary Tanoe (ZBRA) Ungkap IKN Berdampak Pada Penghentian Bisnis Logistik di Kalimantan

PT Dosni Roha Indonesia Tbk. (ZBRA), yang dikendalikan oleh Bambang Rudijanto Tanoesoedibjo atau Rudy Tanoe melalui PT Trinity Healthcare (THC), memastikan tidak lagi melayani bisnis logistik di Kalimantan pada 2024. Penghentian operasi di Kalimantan ini disebutkan sebagai ekses pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara. Rudy sendiri adalah kakak Hary Tanoe, pengendali bisnis jaringan MNC Group.

Ida Widayani, Sekretaris Perusahaan ZBRA dalam keterbukaan mengenai paparan publik yang diselenggarakan pada akhir Januari lalu menjelaskan perusahaan beroperasi di Kalimantan sebagai jasa logistik pengangkutan kayu. Lini logistik ZBRA ini melayani kontrak dengan anak perusahaan RAPP yakni IHM.

“Produksi kayu IHM di Kalimantan sudah menurun drastis karena lokasi penanaman dan pemanenan kayu kini sudah menjadi lokasi pembangunan IKN,” tulis Ida dalam surat bertanggal hari ini, Senin, 12 Februari 2024.

Dengan kondisi terdampak IKN ini, DNS Logistics memutuskan untuk fokus di bisnis pengangkutan kayu RAPP di Kerinci, Riau.

“Perseroan tidak terlibat dalam proyek pembangunan IKN,” jelas Ida menjelaskan hasil Pubex yang diselenggarakan akhir Januari lalu.

Lebih lanjut disebutkan bahwa ZBRA mengestimasi membukukan pendapatan Rp1,5 triliun.

Perusahaan menyebutkan bahwa tahun politik tidak berpengaruh terhadap kegiaran perseroan. “Bisnis berjalan seperti biasa dan tidak ada perlakukan khusus untuk mendapatkan peluang dari tahun politik,” dijelaskan lebih lanjut.

Sementara itu, dalam laporan keuangan yang dipublikasikan perusahaan, per akhir September 2023 tercacat Dosni membukukan pendapat Rp1,1 triliun. Turun tajam dibandingkan capaian September 2022 sebesar Rp 2,25 triliun.

Perusahaan juga mengungkap mengalami kerugian pada periode ini sebesar -Rp 80,12 miliar. Melonjak dari kerugian periode September 2022 sebesar -Rp 66,98 miliar.

Meski rugi tambah besar, aset perusahaan terpantau bertambah menjadi Rp 3,33 triliun berbanding Rp 3,15 triliun.

Pos aset ini tercatat didominasi oleh piutang usaha, persediaan, piutang lain-lain, dan aset lancar lainnya.

Perusahaan dengan aset jumbo ini mencatatkan uang kas Rp27,61 miliar. Tumbuh dari Rp 17,15 miliar.

Redaksi

Dukung kami untuk terus menyajikan konten bermanfaat dan memberi insight. Hubungi kami untuk konten di redaksi@theeconopost.com. Untuk kerja sama iklan dan promosi lainnya ke marketing@theeconopost.com

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Untuk mengcopy teks yang dibutuhkan hubungi marketing@theeconopost.com