Negara Hendak Kendalikan Bank Syariah Indonesia (IDX: BRIS)? Ini Wanti-wanti Wapres Ma’ruf Amin
Tempias.com, JAKARTA – Pemerintah mengumumkan berupaya menjadi pemegang saham yang menentukan di PT Bank Syariah Indonesia Tbk. (IDX” BRIS).
Langkah itu ditandai dengan dilakukan penyertaan modal negara melalui skema penambahan saham Seri A Dwiwarna.
“Dalam rapat Penyertaan Modal Negara melalui Saham Dwiwarna pada PT Bank Syariah Indonesia Tbk, saya minta penyertaan saham diproses sesuai ketentuan yang berlaku dengan pengawasan yang dilakukan oleh Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP),” kicau Ma’ruf melalui akun Twitter resminya, Jumat, 25 Februari 2022.
BACA JUGA: Kode Transfer Bank Syariah Indonesia & Kode Swift Call Center Terbaru
Meski akan memperbesar pengaruh negara melalui saham Dwiwarna, Ma’ruf yang sebelum terbentuknya Bank Syariah Indonesia merupakan Dewan Pengawas Syariah di Bank BNI Syariah dan Bank Mandiri Syariah meminta pemegang saham pengendali tidak dirugikan.
Untuk diketahui, saat ini pemegang saham BRIS adalah bank pelat merah dan entitasnya. Perinciannya, PT Bank Rakyat Indonesia (persero) Tbk. (IDX: BRIS) memiliki 17,2 persen, PT Bank Negara Indonesia (persero) Tbk. dengan 24,8 persen dan PT Bank Mandiri (persero) Tbk. yang juga penerima konsolidasi memiliki 0,83 persen.
Sementara publik memiliki 6,14 persen.
“Saya juga mengingatkan agar upaya penyertaan modal negara tersebut tidak mengganggu permodalan dan merugikan posisi Pemegang Saham Pengendali (PSP) BSI, mengingat 3 (tiga) bank PSP ini merupakan perusahaan publik,” katanya.
Saham Dwiwarna walau cuma 1 lembar memiliki hak istimewa. Saham ini menjadi penentu kebijakan strategis seperti menyetujui hasil RUPS dan agendanya, hak untuk menyetujui anggaran dasar, hak menyetujui perubahan modal perusahaan serta hak untuk mengusulkan calon anggota direksi dan dewan komisaris.
Saat ini saham Dwiwarna terdapat di Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Meski demikian, sejumlah anggota holding seperti Pegadaian ataupun anggota holding lainnya yang statusnya diturunkan menjadi anak usaha juga memiliki saham dwiwarna.
“Secara strategi bisnis, opsi ini harus menguntungkan perusahaan dan membawa maslahat bagi negara dan masyarakat,” katanya.
BACA JUGA: Profil Hery Gunardi, Direktur Utama Bank Syariah Indonesia Tbk. (IDX: BRIS) Ahli Pengelola Kekayaan
PROSPEK WAJAR SAHAM BRIS 2021
PT Bank Syariah Indonesia Tbk (IDX: BRIS) menunjukkan perbaikan kinerja setelah tuntasnya proses merger pada 2021.
Berdasarkan laporan keuangan tahunan perusahaan yang dipublikasikan hari ini, Jumat, 28 Januari 2022, pada tahun buku 2021 BSI berhasil mencatatkan laba Rp 3,2 triliun. Nilai ini naik bila dibanding tahun buku 2020 sebesar Rp 2,1 triliun.
Naiknya laba disumbang peningkatan pendapatan dari penyaluran dana dari Rp 17,7 triliun pada 2020 menjadi Rp 18,6 triliun pada 2021. Dengan adanya kenaikan laba ini maka laba bersih per saham naik dari Rp 53,3 menjadi Rp 73,69,
Sebagai bank dengan basis bisnis syariah, sepanjang 2021 BSI juga mencatatkan pertumbuhan dalam penyaluran zakat dan wakaf. Penerimaan dana zakat naik dari Rp 177 miliar menjadi Rp 231,8 miliar (yoy). Sedangkan penyaluran dana zakat naik dari Rp 104 miliar menjadi Rp 127 miliar.
Dari sisi penerimaan dana wakaf naik year on year dari Rp 3 miliar menjadi Rp 4 miliar. Sedangkan untuk penyaluran naik dari Rp 3 miliar menjadi Rp 4 miliar.
Secara keseluruhan total aset BSI naik dari Rp 239 triliun menjadi Rp 265 triliun. Sedangkan rasio Return on Asset (ROA naik dari 1,38 persen menjadi 1,61 persen. Sedangkan Return on Equity (ROE) naik dari 11,1 persen menjadi 13,7 persen.
Untuk rasio Non Performing FInancing (NPF) turun dari 1,12 persen menjadi 0,87 persen. Selanjutnya rasio Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) turun dari 84,6 persen menjadi 80,4 persen.
Saat ini harga saham BRIS di lantai bursa pada penutupan perdagangan Sesi I, Jumat, 25 Februari 2022 adalah Rp 1.650. Nilai ini telah turun -8,3 persen dibanding perdagangan 28 Desember 2021 pada Rp 1.800.
Harga saham BRIS sempat mencapai rekor pada Januari 2021 saat proses merger bergulir. Harga saham BRIS pernah mencapai Rp 3.980. Sedangkan dalam 6 bulan terakhir harga tertinggi penutupan saham BRIS menyentuh Rp 2.250. (Ira Guslina)