MSCI Update Regulasi Konstituen Agustus, 3 Saham Prajogo Lolos Pengecualian
TheEconopoast.com, MSCI mengumumkan peningkatan perlakuan terhadap efek-efek yang tercatat dalam papan peringatan (watchlist) Indonesia dan Taiwan untuk Tinjauan Indeks Global Standard edisi Agustus 2025. Perubahan ini berdampak pada mekanisme migrasi segmen ukuran dan penambahan saham ke dalam indeks pasar investasi MSCI (IMI).
Langkah tersebut menyasar efek yang masuk dalam Dewan Watchlist Indonesia berdasarkan Kriteria 10 serta Dewan Disposisi Taiwan, dengan memperpanjang periode pemantauan. Mulai Agustus, MSCI tidak akan mempertimbangkan penambahan saham baru atau perpindahan antar segmen ukuran (Standard dan Small Cap) bagi efek yang tercatat di papan tersebut, selama periode dari cut-off date indeks sebelumnya hingga tiga hari kerja sebelum tanggal efektif indeks saat ini.
Kebijakan sebelumnya hanya menetapkan periode pemantauan sejak cut-off date indeks saat ini hingga tiga hari sebelum tanggal efektif.
MSCI menyebut langkah ini sebagai respons atas masukan dari pelaku pasar, yang menilai bahwa penerapan mekanisme pengawasan terhadap saham dengan status Unusual Market Activity (UMA) di Indonesia terlalu ketat jika digunakan sebagai dasar pengecualian selama 12 bulan penuh. Selain itu, terdapat dorongan untuk menyelaraskan perlakuan di Indonesia dengan pasar lain yang memiliki sistem serupa, seperti Taiwan.
Dalam konteks penyesuaian ini, MSCI juga memastikan bahwa tiga efek dari emiten Indonesia tidak lagi dikenai perlakuan luar biasa dalam Tinjauan Indeks Agustus 2025:
- Barito Renewables Energy (Kode MSCI: 56603.01)
- Petrindo Jaya Kreasi (Kode MSCI: 54851.01)
- Petrosea (Kode MSCI: 67890.01)
Ketiga efek yang dikendalikan oleh crazy rich Prajogo Pangestu tersebut akan kembali dinilai menggunakan metodologi standar MSCI Global Investable Market Indexes (GIMI), termasuk memperhitungkan perubahan yang diuraikan dalam pengumuman terbaru ini.
MSCI juga menyatakan bahwa dokumen metodologi GIMI akan diperbarui untuk mencerminkan perubahan tersebut, seraya menegaskan komitmen untuk terus mengevaluasi sistem peringatan serupa di berbagai pasar global.
