Laba Bank Permata (BNLI) Naik jadi Rp 2,58 Triliun
PT Bank Permata Tbk. (BNLI) mengumumkan meraih laba Rp 2,58 triliun pada 2023. Capaian laba ini melompat 28,4% dibandingkan periode 2022 sebesar Rp 2,01 triliun.
Sekretaris Perusahaan Bank Permata (BNLI) Katharine Grace dalam pengumuman yang disampaikan perusahaan, Selasa, 13 Februari 2024, menyampaikan laporan keuangan perusahaan yang memuat laba ini telah dilakukan oleh kantor akuntan publik PwC.
“Kami sampaikan laporan keuangan PT Bank Permata Tbk posisi 31 Desember 2023 telah diaudit oleh kantor Akuntan Publik Tanudiredja, Wibisana, Rintis, dan Rekan [member PwC],” jelas Katharine.
Sementara itu dikutip dari laporan keuangan, dengan capaian ini maka laba per saham Bank Permata naik dari Rp 56 per lembar menjadi Rp 71 per lembar.
Selanjutnya perusahaan mencatatkan pendapatan bunga naik tinggi dari Rp 11,21 triliun menjadi Rp 13,79 triliun. Pendapatan melonjak tinggi juga terjadi pada lini syariah, perusahaan membukukan pendapatan syariah naik dari Rp 1,6 triliun pada 2022 menjadi Rp 2,24 triliun pada akhir tahun lalu.
Meski pendapatan melonjak, beban bunga yang yang ditanggung perusahaan juga melonjak tajam. Kondisi ini seiring kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia yang membuat kenaikan beban yang harus dibayar untuk deposito hingga tabungan nasabah.
Beban bunga tercatat melonjak daro Rp 3,52 triliun menjadi Rp 5,59 triliun. Selanjutnya beban syariah juga melonjak dobel digit dari Rp 533,6 miliar menjadi Rp 828,14 miliar.
Dalam laporan keuangannya, BNLI mencatatkan peningkatan beban penurunan nilai aset menjadi Rp 2,52 triliun dari sebelumnya Rp 2,31 triliun. Perusahaan juga mencatatkan kerugian penjualan efek untuk investasi sebesar -Rp 52,15 miliar.
Juga terdapat kenaikan gaji dan tunjangan dari Rp 3,03 triliun menjadi Rp 3,33 triliun.
Alhasil secara total beban operasional Bank Permata pada 2023 sebesar Rp 8,22 triliun, naik dari posisi Rp 7,95 triliun.
Sorotan PwC dalam Laporan Keuangan Bank Permata 2023 yang Telah diaudit
Sementara dalam laporan audit, M. Jusuf Wibisana sebagai penanggung jawab pemeriksaan laporan keuangan BNLI dari PwC menyebut memberikan opini wajar dalam semua hal yang material pada posisi keuangan tanggal 31 Desember 2023.
Meski demikian, dalam pertimbangan profesional, PwC memberi sorotan atas Kerugian Kredit Ekspektasian (KKE) – Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (CKPN) atas kredit yang diberikan.
Wibisana menjabarkan jumlah kredit yang diberikan BNLI mencapai Rp 142,97 triliun. Sedangkan CKPN yang diakui bank sebesar Rp 11,74 triliun.
“Kami berfokus pada area ini karena besarnya nilai tercatat kredit yang diberikan, yang mewakili 51% dari jumlah aset pada tanggal 31 Desember 2023, dan besarnya nilai cadangan kerugian penurunan nilai yang dibentuk atas kredit tersebut,” tulis Wibisana.
Sebagai perbandingan, pada 2022 BNLI menyalurkan kredit Rp 137,03 triliun, sedangkan CKPN yang dibentuk mencapai Rp 10,21 triliun.
Atas pembentukan cadangan ini, Wibisana menyebut secara keseluruhan, berdasarkan prosedur yang telah dilakukan, pihaknya memandang bahwa model, parameter utama, serta pertimbangan dan asumsi signifikan yang diadopsi dalam pengukuran KKE bersama dengan hasil perhitungannya dapat didukung oleh bukti-bukti yang tersedia.
Selanjutnya pada NPL bruto Bank Permata tercatat mengalami penurunan dari 3,13 persen menjadi 2,88%. Sementara itu, NPL Neto mengalami kenaikan dari 0,36% menjadi 0,38%.
Untuk diketahui, saat ini pemegang saham Bank Permata (BNLI) adalah Bangkok Bank Public Company Limited dengan 98,71% serta masyarakat 1,29%.