IPO Widodo Makmur Perkasa (IDX: WMPP), Cek 10 Fakta Penting untuk Investor
Tempias.com, JAKARTA – November akan berjalan lebih menarik di lantai bursa. Sejumlah emiten dijadwalkan akan melantai dan menjadi penghuni baru Bursa Efek Indonesia. Salah satunya adalah PT Widodo Makmur Perkasa (IDX: WMPP).
Widodo Makmur Perkasa merupakan perusahaan yang bergerak di bidang peternakan hewan khususnya sapi dan ayam. Sebelumnya anak usaha perusahaan yaitu Widodo Makmur Unggas telah lebih dulu melantai di bursa dengan kode ticker WMPP.
Pelaksanaan IPO memberi ruang kepada calon investor untuk bisa terlibat. Apalagi dalam IPO ini Widodo Makmur memberi porsi cukup besar dengan melepas 25 persen saham kepada publik.
Untuk calon investor yang ingin mengikuti penawaran umum perdana WWPP, berikut tim Tempias.com telah menyarikan 10 hal penting terkait calon emiten peternakan ini. Informasi disarikan dari prospektus ringkas perusahaan, informasi website perusahaan dan dari hasil paparan publik perusahaan pada Rabu, 27 Oktober 2021.
1. Saham IPO WMPP
Pada pelaksanaan penawaran umum perdana ini Widodo Makmur Perkasa menawarkan sebanyaknya 8,33 miliar lembar saham biasa. Jumlah ini setara dengan 25 persen dari saham portepel dengan nilai nominal Rp 20.
Pada penawaran umum perusahaan menawarkan harga pelaksanaan antara Rp 160 – Rp 220. Penentuan harga final akan tergantung dari minat investor pada saat book building. WMPP memperkirakan akan meraup dana sebanyaknya Rp 1,83 triliun dari pelaksanaan IPO.
Pada saat bersamaan perusahaan juga melaksanakan program ESA dengan jumlah sebanyaknya 7,5 persen atau sebanyaknya 625 juta. Perusahaan juga menyetujui program MSOP dengan jumlah sebanyaknya 1,02 persen dari jumlah modal ditempatkan dan disetor penuh setelah Penawaran Umum Perdana atau setara 343 juta.
2. Pemegang Saham
Widodo Makmur didirikan pada 2003. Berdasarkan akta notaris pendirian pemegang saham awal pada saat pendirian terdiri dari pengendali utama Widodo Makmur adalah Tumiyana dengan kepemilikan 67 persen saham. Sebanyak 7 persen dimiliki Sunarna, 13 persen Warsini, 10 persen Suyatmi dan 3 persen atas nama Sri Rahayu.
Tumiyana merupakan mantan direktur utama PT Wijaya Karya (IDX: WIKA). Nama Tumiyana sempat digadang menjadi calon pemimpin badan pengelola ibu kota baru. Sebelumnya ia pernah menjadi Dirut PT Pembangunan Perumahan (Persero) atau PTPP.
Selanjutnya sebagai persiapan IPO, Tumiyana membeli saham dari pemilik lain sehingga komposisi kepemilikan saham menjadi Tumiyana sebanyak 95,6 persen, Warsini 0,4 persen dan Tumiyana sebanyak 4 persen.
Setelah IPO nanti selanjutnya komposisi kepemilikan saham Tumiyana akan menyusut menjadi 71,7 persen. Selanjutnya kepemilikan saham Warsini menjadi 3 persen dan Mega Nurfitriyana menjadi 0,3 persen. Sedangkan publik akan menggenggam 25 persen saham.
3. Prospek Usaha WMPP
Widodo Makmur merupakan salah satu perusahaan peternakan terintegrasi dan terbesar di Indonesia. Usaha fokus pada ternak sapi dan unggas. Perseroan memulai bisnis Perseroan di peternakan sapi pada 1996, dan telah berkembang ke berbagai bisnis lain termasuk perdagangan komoditas pertanian dan perkebunan, dan pengolahan daging.
Pada 2006, WMPP memperluas peternakan sapi dan pabrik pakan. Selanjutnya di tahun yang sama perusahaan membangun rumah potong hewan untuk memasok produk daging di Indonesia pada 2013. Untuk mendukung peternakan sapi dan peternakan unggas terintegrasi, dan menawarkan berbagai makanan olahan yang komprehensif, Perseroan terus memperluas operasi hilir seperti rumah potong hewan.
Menurut Frost & Sullivan, Widodo Makmur memiliki kapasitas terbesar dengan 172.000 ekor per tahun dan kapasitas rumah potong terbesar dengan 300 ekor per hari pada Juli 2021. Pada 2020, Widodo Makmur memegang pangsa pasar sebesar 10 persen dari total impor sapi ke Indonesia, dan 5,5 persen dari sapi potong di dalam negeri.
Masih berdasarkan data Frost & Sullivan, Widodo Makmur memiliki fasilitas pemotongan unggas terbesar di satu lokasi di Giritontro, Wonogiri, dengan kapasitas 12.000 ekor per jam, per Juli 2021. WMPP juga memiliki fasilitas peternakan unggas terintegrasi.
Pada 2020, Widodo Makmur memegang pangsa pasar 1,1 persen dari total tonase daging broiler yang dijual ke pasar berdasarkan permintaan nasional Indonesia. Selain itu, potensi pertumbuhan perusahaan terbuka lebar dengan menimbang faktor demografi Indonesia yang memiliki populasi terbesar di Asia Tenggara dengan populasi 270,2 juta orang pada tahun 2020.
Di antara berbagai sumber protein di Indonesia, daging unggas merupakan pilihan daging yang lebih disukai. Konsumsi unggas per kapita di Indonesia telah mengalami pertumbuhan yang kuat dari 8,1 kg per kapita pada tahun 2015 menjadi 11,6 kg per kapita pada tahun 2020. Nilai ini diperkirakan akan meningkat menjadi 15,2 kg per kapita pada 2025.
Untuk konsumsi daging sapi, Indonesia adalah satu-satunya negara utama di Asia Tenggara yang mengalami pertumbuhan konsumsi per kapita dari 2,4 kg per kapita pada tahun 2015 menjadi 2,7 kg per kapita pada tahun 2020. Angka ini diproyeksikan menjadi 2,9 kg per kapita pada 2025.
Saat ini, Widodo Makmur memiliki lebih dari 1.400 karyawan di seluruh jaringan bisnis terintegrasi Perseroan, yang meliputi bisnis peternakan sapi terintegrasi, peternakan unggas terintegrasi, pengolahan daging, dan perdagangan komoditas pertanian dan perkebunan.
4. Penggunaan Dana IPO
Dana publik yang dihimpun dari pelaksanaan penawaran umum perdana atau IPO ini akan digunakan perusahaan untuk beberapa pos anggaran. Sekitar 11,43 persen dana digunakan untuk pengembangan kerjasama operasi export yard, logistik dan rumah potong hewan di Australia. Untuk kepentingan ini perusahaan akan bekerja sama dengan mitra di Australia.
Sekitar 19,05 persen dana IPO akan digunakan untuk membiayai pembangunan fasilitas peternakan terintegrasi. Perusahaan juga akan mengembangkan perkebunan jagung di Sumatera, Sulawesi dan Papua.
Selanjutnya 19,05 persen dana akan digunakan untuk pemberian modal kepada entitas anak perseroan. Salah satu entitas anak yang saat ini telah melantai di bursa efek indonesia adalah widodo Makmur Unggas (IDX; WMUU).
Sekitar 17,9 persen akan digunakan untuk pembayaran utang perseroan dan grup. Sedangkan sebanyak 32,57 persen dana akan digunakan untuk modal kerja perseroan terutama untuk pembelian bahan baku.
5. Risiko Usaha
Sebagai calon emiten yang bergerak di bidang peternakan dan perkebunan, Widodo Makmur Perkasa tak terlepas dari adanya risiko usaha. Salah satu risiko utama terbesar adalah adanya wabah penyakit yang dapat menimbulkan dampak kerugian yang signifikan.
Selain itu juga ada risiko persaingan usaha yang ketat dalam industri unggas. Kegiatan usaha saat ini terkonsentrasi yang mungkin membatasi distribusi produk dan ekspansi. Perusahaan juga memiliki usaha yang terkonsentrasi sehingga mungkin membatasi distribusi produk dan ekspansi Perseroan.
Hal lain yang tidak kalah penting adalah adanya risiko kegagalan memperoleh izin-izin penting dapat menimbulkan dampak signifikan terhadap operasi Perseroan. Juga ada risiko fluktuasi harga pasar produk di luar kendali Perseroan Kegiatan usaha Perseroan terkonsentrasi yang mungkin membatasi distribusi produk dan ekspansi Perseroan.
Sedangkan faktor risiko bagi Investor yang berhubungan dengan saham seperti penerbitan atau penjualan saham WMPP di masa yang akan datang dan adanya perubahan kebijakan dalam pembagian dividen.
6. Kebijakan Dividen
Terkait dengan kebijakan dividen, Widodo Makmur Perkasa menetapkan bahwa seluruh saham yang telah ditempatkan dan disetor penuh mempunyai hak yang sama dan sederajat termasuk hak atas pembagian dividen.
Saat ini Direksi WMPP berencana untuk membagikan dividen kepada pemegang saham dengan nilai sebanyaknya 30 persen dari laba bersih tahun buku yang bersangkutan. Kebijakan dividen ini akan mulai diberlakukan dari tahun 2023 berdasarkan laba tahun berjalan tahun buku 2022.\
7. Kinerja Keuangan
Berdasarkan laporan keuangan perusahaan, sepanjang 2021 perusahaan mencatatkan kinerja keuangan yang positif. Per 30 Juni 2021 total aset perusahaan adalah Rp 4,17 triliun naik dari jumlah aset pada Juni 2020 dengan total aset Rp 3,5 triliun.
Neraca penjualan sepanjang semester I/2021 penjualan neto perusahaan naik menjadi Rp 2,7 triliun dari Rp 1,5 triliun pada periode yang sama 2020. Sedangkan laba perusahaan setelah dikurangi pajak dan beban usaha pada Juni 2021 adalah Rp 125 miliar naik dibanding Juni 2020 dengan nilai laba Rp 43 miliar.
Secara keseluruhan sepanjang Januari – Juni 2021 pertumbuhan laba usaha bersumber dari peningkatan produksi dan penjualan di masing-masing segmen usaha. Dibanding periode yang sama tahun sebelumnya penjualan karkas naik 57,2 persen dari Rp 640 miliar menjadi Rp 1,54 triliun.
Selanjutnya penjualan Sapi meningkat 31,2 persen dari Rp 567 miliar menjadi Rp 845 miliar, penjualan beras 4,2 persen dari 88,99 menjadi Rp 112 miliar. Penjualan lain meliputi ayam umur sehari, ayam broiler komersial, pakan, kulit, telur, kedelai dan komoditi terkait lain.
8. Manajemen
Susunan Dewan Komisaris dan Direksi Perseroan pada tanggal Prospektus ini diterbitkan adalah sebagai berikut:
Dewan Komisaris
Komisaris Utama : Drs. Raden Marlan
Komisaris : Komjen Pol. (Purn.) Setyo Wasisto, S.H.
Komisaris Independen : Mayjen TNI (Purn.) Aswar Zulkarnain Siregar, M.Sc, MSee.
Direksi
Direktur Utama : Ir. Tumiyana MBA.
Direktur : Ir. Teddy Mulyawan Subekti
Direktur : Suyatmi MM.
Direktur : Eko Agmi Adriana SE.
Direktur : Ir. Nur Tjahjo MM.
9. Jadwal IPO
Masa Penawaran Awal : 27 Oktober – 9 November 2021
Perkiraan Tanggal Efektif : 18 November 2021
Perkiraan Masa Penawaran Umum Perdana Saham : 22 – 24 November 2021
Perkiraan Tanggal Penjatahan : 24 November 2021
Perkiraan Tanggal Distribusi Saham Secara Elektronik : 25 November 2021
Perkiraan Tanggal Pencatatan Pada Bursa Efek Indonesia : 26 November 2021
10. Pemesanan IPO
Pada IPO ini, Widodo Makmur Perkasa menggunakan empat perusahaan untuk penjamin pelaksana efek adalah PT BRI Danareksa Sekuritas, PT CIMB Niaga Sekuritas, PT DBS Vickers Sekuritas Indonesia, dan PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia.
Selanjutnya untuk pemesanan saham IPO dapat dilakukan dengan menyampaikan minat atas saham akan ditawarkan melalui Sistem Penawaran Umum Elektronik wajib disampaikan dengan:
- Secara langsung melalui Sistem Penawaran Umum Elektronik;
- Melalui Perusahaan Efek yang merupakan Partisipan Admin di mana pemodal yang bersangkutan menjadi nasabahnya.
- Melalui Perusahaan Efek yang bukan merupakan Partisipan Admin di mana pemodal yang bersangkutan menjadi nasabahnya.
Nah itu dia ya, 10 hal penting seputar IPO Widodo Makmur Perkasa. Saatnya para calon investor menentukan pilihan.
Ira guslina