HeadlineIHSGSaham IPO

IPO Blibli (IDX: BELI) Incar Rp 8 Triliun, Masih Rugi Rp 2,5 Triliun

Tempias.com, JAKARTA – IPO Blibli memasuki tahapan penjajakan ke publik alias book building. Dalam prospektus yang diterbitkan hari ini, Senin, 17 Oktober 2022, PT Global Digital Niaga Tbk akan menggunakan kode saham BELI. Global Digital Niaga identitas perusahaan Blibli akan melepas 15 persen saham yang dimiliki atau setara 17,77  miliar lembar.

Harga IPO Blibli sendiri disiapkan dalam rentang Rp 410 s/d Rp 460 per lembar. Dengan estimasi ini, maka sebanyak-banyaknya perusahaan akan meraup dana segar dari publik sebesar Rp 8,17 triliun. 

Bersamaan dengan IPO, juga dirancang kepemilikan saham oleh karyawan (ESA) sebanyak 0,31 persen serta MESOP 2,99 persen.

“Saham yang Ditawarkan dalam Penawaran Umum Saham Perdana Perseroan [IPO Blibli] seluruhnya merupakan saham yang berasal dari portepel,” tulis manajemen BELI dalam prospektus awalnya. 

 

BACA JUGA: Blibli Akuisisi Supra Boga Lestari (IDX: RANC), Jadi Pengendali Baru Ranch Market

 

Bertindak sebagai pelaksana emisi efek entitas Group Djarum ini adalah BCA Sekuritas (kode broker: SQ) dan BRI Danareksa Sekuritas (kode broker: OD). Sedangkan penjamin emisi efek akan diumumkan bersamaan dengan penetapan harga pelaksanaan IPO Blibli. 

 

Rencana Penggunaan Dana IPO Blibli

Dalam prospektusnya, perusahaan menyebutkan sebagian besar dana IPO, yakni Rp 5,5 triliun akan digunakan untuk membayar utang di bank. Sedangkan sisanya, sekitar Rp 2,6 triliun akan digunakan oleh perseroan dan entitas anak sebagai modal kerja untuk mendukung kegiatan utama termasuk pembaharuan teknologi.

Sejarah Blibli

PT Global Digital Niaga yang menjadi entitas hukum Blibli didirikan pada 12 Maret 2010 di Jakarta Barat. Perusahaan ini mulanya dimiliki oleh PT Global Digital Prima (99,99 persen) dan PT Sapta Prima Persada (0,01 persen). 

Anggaran perusahaan telah berubah beberapa kali dengan posisi terakhir per 2 Juni 2022 menjadi PT Global Investama Andalan (98,4 persen), Kusumo Martono (0,04 persen), Honky Harjo (0,03 persen), Lisa Widodo (0,002 persen), Hendry (0,002 persen), Andy Untono (0,001 persen) serta 163 nama lainnya sebesar 1,45 persen.

 

BACA JUGA: Membaca Ulang Rencana IPO Startup Djarum, Blibli

 

Pemilik terakhir dari PT Global Investama Andalan adalah duo orang terkaya Indonesia Bambang Hartono (49 persen) dan Robert Budi Hartono (51 persen) di PT Lingkarmulia Indah, entitas pemilik 99,99 persen PT Global Digital Prima (GDPR). Sementara GDPR adalah pengendali (98,4 persen) entitas induk Blibli.

Blibli sendiri melaporkan aset perusahaan mencapai Rp 16,88 triliun per Juni 2022. Naik 88 persen dari posisi akhir 2020 sebesar Rp 8,9 triliun. Kenaikan tajam setelah perusahaan merampungkan akuisisi PT Supra Boga Lestari Tbk. (IDX: RANC). 

Sementara dari pendapatan, Blibli melaporkan kenaikan pendapatan neto dari Rp 4,2 triliun pada 2020 menjadi Rp 8,8 triliun pada 2021. Sedangkan dalam paruh 2022 ini, per 30 Juni perusahaan melaporkan pendapatan Rp 6,7 triliun.

 

BACA JUGA: Blibli.com Milik Grup Djarum Akuisisi RANC, Backdoor Listing di Bursa?

 

Saat pendapatan tumbuh, Blibli masih terus membukukan rugi tahun berhalan yakni Rp 2,4 triliun pada 2020, menjadi Rp 3,3 triliun pada 2021. Sedangkan paruh 2022 membukukan rugi tahun berjalan Rp 2,5 triliun.

Jadwal IPO Blibli sementara

Dengan diterbitkannya prospektus awal ini, Blibli menunggu pernyataan efektif dari OJK untuk IPO. Meski demikian BELI telah merancang ancang ancang pencatatan saham perdana pada 7 November 2022. 

  (Putra O Permana)

Redaksi

Dukung kami untuk terus menyajikan konten bermanfaat dan memberi insight. Hubungi kami untuk konten di redaksi@theeconopost.com. Untuk kerja sama iklan dan promosi lainnya ke marketing@theeconopost.com

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Untuk mengcopy teks yang dibutuhkan hubungi marketing@theeconopost.com