Fitch Turunkan Rating Utang REIT Grup Lippo
Fitch Ratings telah menurunkan peringkat utang jangka panjang REIt milik Grup Lippo yakni Lippo Malls Indonesia Retail Trust (LMIRT) menjadi ‘C’ dari ‘CC’. Fitch juga menurunkan peringkat obligasi senior tanpa jaminan LMIRT yang jatuh tempo pada tahun 2024 dan 2026 menjadi ‘C’ dari ‘CC’, dengan Peringkat Pemulihan ‘RR4’. Surat utang tersebut diterbitkan oleh anak perusahaan yang sepenuhnya dimiliki LMIRT, LMIRT Capital Pte. Ltd., dan dijamin oleh Perpetual (Asia) Limited dalam kapasitasnya sebagai wali LMIRT.
Penurunan peringkat ini menyusul pengumuman LMIRT bahwa mereka akan melanjutkan penawaran pertukaran atas obligasi tanpa jaminan senilai USD138,4 juta yang akan jatuh tempo pada 19 Juni 2024. Fitch menyebut penawaran pertukaran ini merupakan distressed debt exchange (DDE) alias tukar-tukar utang, karena transaksi tersebut akan menyebabkan pengurangan jangka waktu yang signifikan. “Dan dalam pandangan kami, dilakukan untuk menghindari gagal bayar,” tulis Fitch dalam keterangan tertulisnya, Kamis 23 Mei 2024.
LMIRT mengumumkan bahwa pada 21 Mei 2024 pihaknya telah menerima tender yang sah dan akan menukarkan obligasi yang jatuh tempo pada Juni 2024 senilai USD40,8 juta (29,5% dari nilai nominal yang beredar) dengan imbalan tunai sebesar USD23,8 juta dan penerbitan obligasi baru sebesar USD17,6 juta. yang akan jatuh tempo pada bulan Februari 2026.
Atas langkah DDE Grup Lippo ini, Fitch akan menurunkan peringkat IDR LMIRT menjadi ‘Restricted Default’ (RD) pada saat penyelesaian transaksi. Meski demikian, peringkat ini akan dinilai kembali apakah sudah sejalan dengan struktur permodalan pasca restrukturisasi atau belum.
“Kami menganggap penawaran bursa LMIRT sebagai DDE, karena kami yakin ada pengurangan material dalam persyaratan awal dan bahwa transaksi dilakukan untuk menghindari gagal bayar tradisional, mengingat profil likuiditas perwalian yang tidak dapat dipertahankan,” tertulis dalam pengumuman.
Sebagai gambaran, LMIRT Lippo diperkirakan membukukan pendapatan properti bersih sebesar SGD123 juta pada tahun 2024 dan SGD130 juta pada tahun 2025; Selanjutnya perusahaan akan menggunakan belanja modal sebesar SGD34 juta pada tahun 2024 dan SGD13 juta pada tahun 2025.
“Kami berasumsi LMIRT akan dilikuidasi dalam keadaan bangkrut dan bukan melanjutkan kelangsungan usahanya, karena kami yakin kreditor cenderung memaksimalkan pemulihan dengan menjual properti investasi,” tulis peneliti Fed.