Catat! Mulai Mei 2022 Korban PHK Tak Bisa Lagi Cairkan JHT BPJS Ketenagakerjaan
Tempias.com, JAKARTA – Pemerintah memutuskan pekerja yang terkena PHK ataupun mengundurkan diri tidak lagi dapat mencairkan Jaminan Hari Tua Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Ketenagakerjaan (JHT BPJS Ketenagakerjaan) terhitung Mei 2022 mendatang.
Penghentian pencairan JHT untuk karyawan kena PHK dan pengunduran diri ini seiring dengan terbitnya Peraturan Menteri Keuangan No. 2 tahun 2022 tentang Tata Cara dan Persyaratan Pembayaran Manfaat Jaminan Hari Tua.
BACA JUGA: Petisi Penolakan Aturan Baru Pencairan JHT BPJSTK Menggema, 20.317 Tanda Tangan Terkumpul
Dalam pasal 2 aturan teranyar itu, pencairan JHT hanya memenuhi 3 persyaratan yakni mencapai usia pensiun, mengalami catat total tetap atau meninggal dunia.
“Manfaat JHT bagi Peserta yang mencapai usia pensiun sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 huruf a diberikan kepada Peserta pada saat mencapai usia 56 tahun,” tulis Pasal 3 aturan yang diundangkan pada 4 Februari 2022 ini.
BACA JUGA: Ini Aturan Lengkap Pencairan JHT BPJS Ketenagakerjaan Terbaru per Mei 2022
Ketegasan bahwa JHT hanya bisa diambil setelah berusia 56 tahun juga ditegaskan dalam pasal 4. Disebutkan bahwa manfaat JHT dibayarkan pada usia pensiun termasuk bagi peserta yang berhenti bekerja.
Defenisi peserta yang berhenti bekerja itu termasuk dalam mengundurkan diri, pemutusan hubungan kerja (PHK) hingga peserta yang meninggalkan Indonesia untuk selama-lamanya.
BACA JUGA: Aturan Baru BPJS Ketenagakerjaan, Usia Pensiun 58 Tahun
Aturan ini mengubah peraturan Menteri Tenaga Kerja No. 19 tahun 2015. Dalam aturan terdahulu itu, pekerja yang terkena PHK, mengundurkan diri ataupun berakhirnya kontrak dapat segera mencairkan JHT-nya 1 bulan setelah resmi tidak bekerja. Peraturan ini resmi dicabut setelah aturan baru dinyatakan berlaku.
“Peraturan Menteri ini mulai berlaku setelah 3 (tiga) bulan terhitung sejak tanggal diundangkan,” tulis Pasal 15 Permenaker.
BACA JUGA: Cara Mengatasi Error Aplikasi BPJSTKU Milik BPJS Ketenagakerjaan
Tempias.com mengkonfirmasi aturan ini kepada Dita Indah Sari, Staf Khusus Menteri Tenaga Kerja atas kebijakan terbaru ini. Meski demikian sampai berita ini diturunkan, respon belum diperoleh.
uang uang kami para pekerja yang di potong setiap bulan nya , knp aturan seolah olah mempersulih untuk mengmbil hak kami , kami bukan meminta minta kepada pemerintah tapi kami hanya minta hasil tabungn kami yang di titipkn kepada bpjs tk di saat kami sdh tdk bekerja lagi di pabrik pabrik . knp hrs pada usia pensiun saja baru bisa di ambil ,cacat total, …. tolong di fikirkan dan di putuskn dngn bijak . jngn buat rakyat kecewa dan menjd marah kepara pemerintah . salam akal sehat .
Jadi kalo kita resegn di bawah umur 56kita gak dapat duit Jamsostek kita gitu?
Trs duit kita selama ini akan dilarikan kemana
Gak adil nie mempersulit hak pekerja ..
Tolong dipikir kan dengan bijak
Kenapa lagi buk apa salah kami buk kami tidak minta sama kalian buk itu hak kami/uang kami yg kami tabung buat kelak klo sdh tidak bekerja lagi bisa buat sehati n modal usaha klo nunggu umur 56 taon bearti saya harus nunggu 20 taon lagi donk biar bisa buka usaha ny lagian kan uda ada dana pensiun klo buat cair di umur 56 taon… Coba la buka hati nurani kalian buk kita cm rakyat biasa buk kalian mah enak buk cm ongkang2 kaki dpt semua dri tunjangan segala macem sampe urusan akomodasi dpt buk… Jgn menzholimi rakyat buk ingat akhirat buk gak selama ny kita ini hidup jd berbuat baik la selagi masih bernafas
kalau kaya gitu rusak-rusak.kalau sudah phk trus siapa yg ngasi modal buat usaha/berdagang.emang pemerintah siap untuk menyediakan dana talang.jadilah pemerintah yg bijaksana,jangan bikin aturan baru seenak-enak sendiri.kalau kaya gini,orang yg kena phk siap untuk berjihad untuk melawan aturan tidak jelas…