Bukan Kaleng-kaleng, Ada Petinggi Grup Salim di Balik Agung Sedayu Akuisisi PANI
Perubahan nasib PT Pratama Abadi Nusa Industri Tbk (IDX: PANI) dari perusahaan pembuat kaleng menjadi calon raksasa emiten properti di Bursa Efek Indonesia terjadi begitu cepat.
Dalam suratnya kepada Bursa Efek Indonesia, Sekretaris Perusahaan PANI Prilli Budi Pasravita Soetantyo mengatakan pengendali baru mereka yakni PT Multi Artha Pratama (MAP) akan mengembangkan bisnis di bidang properti. Diversifikasi usaha ini secara tidak langsung mengkonfirmasi adanya backdoor listing atas akuisisi karena berubahnya fokus bisnis perusahaan.
“PT MAP melalui perseroan [PANI] berencana untuk melakukan investasi dan mengembangkan bisnis pada perusahaan real estate,” ulas Prilli dalam surat bertanggal 13 Oktober 2021.
Menurut Investopedia, backdoor listing merupakan strategi alternatif yang digunakan perusahaan tertutup untuk menjadi perusahaan terbuka. Langkah yang ditempuh dengan mengakuisisi perusahaan publik yang ada, dan kemudian terus beroperasi di bawah ticker perusahaan yang diakuisisi

Prilli merupakan salah satu pemegang saham yang melepas kepemilikannya di PANI ke MAP. Dia juga memastikan MAP telah merancang rencana tender offer bagi investor publik. Jadwal pelaksanaan tender offer PANI sendiri dalam dokumen yang diserahkan ke OJK pada rentang 11 November 2021 sampai dengan 10 Desember 2021.
Petinggi Salim Group
Lebih jauh, Prilli menjelaskan sosok di belakang MAP. Perusahaan real estate itu didirikan pada 2002. Pemegang saham MAP terdiri dari PT Agung Sedayu dan PT Tunas Mekar Jaya dengan kepemilikan masing-masing 50 persen.
Bidang usaha MAP adalah pengembang properti sebagai solusi bisnis dan one stop living. Dalam konglomerasi Agung Sedayu, seluruh proyek MAP hanya berfokus pada kawasan Pantai Indah Kapuk (PIK) yang meliputi pengembangan township, ruko, apartemen, office tower, mall, hingga hotel.
BACA JUGA: Blak-Blakan Agung Sedayu & Rencana Besar untuk PANI
Bila diperinci, dokumen mengungkapkan pengendali PT Agung Sedayu terdiri dari dua entitas yakni melalui PT Cahaya Bintang Sejahtera dan PT Cahaya Kusuma Abadi Sejahtera. Kepemilikannya masing-masing 50 persen dari PT Agung Sedayu.
Pemegang saham Cahaya Bintang Sejahtera adalah Owner Agung Sedayu Grup, Sutanto Kusumo dengan kepemilikan 99,61 persen. Sisanya 0,39 persen dimiliki oleh Steven Kusumo. Selanjutnya pada entitas Cahaya Kusuma Abadi Sejahtera, kepemilikan saham tersebar kepada Luvena Katherine Halim, Richard Halim Kusuma, Alexander Halim Kusuma dan Sugianto Kusuma (Aguan) dengan kepemilikan masing-masing memiliki 25 persen saham.
Jika pemilik di belakang PT Agung Sedayu tersebar, pengendali PT Tunas Mekar Jaya berafiliasi dengan petinggi Grup Salim. Perseroan dimiliki oleh Hindarto Budiono (99,9995 persen) dan Harris Then (0,0005 persen).
Hindarto Budiono merupakan mitra Anthoni Salim dalam sejumlah entitas konglomerasi Salim Grup. Laporan tahunan Bank Ina (IDX: BINA) 2020 menunjukkan Hindarto bersama Anthoni Salim menjadi pemegang saham PT Indolife Pensiontama. Pengendali akhir BINA. Laporan per 31 Desember 2020 itu mencatat Hindarto memiliki 49,73 persen saham Indolife melalui PT Lintas Sejahtera Langgeng.
Sedangkan Anthoni Salim memiliki Indolife melalui Wahana Mulia Wiranusa dan Zamrud Indah Persada yang keduanya membentuk PT Cakra Intan Sakti (49,73 persen saham Indolife). Sisanya dimiliki Anthoni Salim langsung (0,54 persen).
Budiono juga Komisaris Utama Net Sekuritas. Pada perusahaan sekuritas ini pemegang saham tercatat terdiri dari Hindarto (59.5 persen) dan Wito (40,5 persen).
Dalam laman company profile perusahaan, Hindarto mencatatkan dirinya memulai karir sebagai staf administrasi pada Salim Group pada 1977-1988. Karirnya kemudian menanjak dalam konglomerasi dengan menjadi Asisten Manager Pembelian pada PT Aneka Karton Elok (1984-1986), Manager Marketing Semen Tiga Roda (1986-1987) dan direktur pada kerajaan otomotif Grup Salim Indomobil (IDX: IMAS). Dia menjadi direktur pada perusahaan anak yakni PT Central Sole Agency (1987-2000). Hindarto kemudian menjadi Presiden Komisaris Net Sekuritas sejak April 2000 sampai saat ini.
Indomobil pada laporan tahunan 2016 menyebutkan memborong saham Hindarto di salah satu entitas yakni PT Indojaya Tatalestar.
Sedangkan dalam prospektus righ issue DNET Mei 2013 menyebutkan pria kelahiran Purwodadi 1954 ini juga tercatat sebagai pengendali utama PT Indomarco Prismatama (Indomarco). Melalui right issue, saham perusahaan ini kemudian 40 persennya dimiliki oleh DNET. Indomarco menjalankan bisnis distribusi dalam jaringan untuk grup Salim termasuk ke Indomaret.
Duet Salim – Agung Sedayu
Masuknya petinggi Grup Salim dan Agung Sedayu ke dalam PANI juga bersamaan dengan rencana pengembangan pulau reklamasi Pantai Indah Kapuk (PIK) II meski belum ada penjelasan resmi keterkaitan keduanya.
Yang terang, laman website Agung Sedayu menyebutkan PIK II The New Jakarta City merupakan mahakarya terbaru persembahan dari Agung Sedayu dengan Salim Group. PIK2 dikonsep menjadi pengembangan besar-besaran yang akan mencapai sekitar 2.650 hektar.
Kawassan ini akan menjadi pusat kekuatan ekonomi baru Jakarta dengan daya tarik yang kuat bagi peluang dan investasi yang menguntungkan dalam berbagai pengembangan properti,
“Project Agung Sedayu group yang berkolaborasi dengan Salim adalah Pantai Indah Kapuk. Proyek ini terdiri dari PIK I yang dikembangkan sejak 2004 yang sekarang menjadi kawasan paling berkembang di utara Jakarta. Selain PIK 1 Agung Sedayu Group dan Salim Group juga mengembangkan pulau-pulau reklamasi pertama di Indonesia yaitu Golf Island dan Riverwalk. ” jelas manajemen seperti dikutip dari laman webiste PIK2.
Konsolidasi keduanya juga bukan hal baru. Pasalnya, Agung Sedayu dan Grup Salim juga sudah mengembangkan PIK I yang telah dibangun sejak 2004.
Meski demikian, belum disebutkan konsolidasi aset yang mana dari petinggi Grup Salim dan Agung Sedayu yang akan ditempatkan sebagai ekuitas PANI.
Pertanyaan yang diajukan kepada Direktur IV MAP Nono Sampono pada Kamis, 13 Oktober 2021 menunjukkan sudah terkirim dan dibaca. Sedangkan pertanyaan ulangan pada Minggu, 17 Oktober 2021 menunjukkan tanda sudah terkirim. Namun hingga berita ini diturunkan perusahaan belum memberikan respon.
Pingback: Right Issue PANI & Skenario Salim Grup-Agung Sedayu di Bisnis Properti – The Econopost
Pingback: Agung Sedayu Umumkan Tender Offer PANI, Ini Rencana Selanjutnya! – The Econopost