TOWR Incar Himpun Dana Rp5,5 Triliun Lewat Rights Issue, Dwimuria Tawar Premium
TheEconopost.com, PT Sarana Menara Nusantara Tbk. (IDX: TOWR) mengumumkan rencana Penambahan Modal dengan Memberikan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMHMETD I) dengan target dana sebesar Rp5,5 triliun. Dana hasil aksi korporasi ini akan digunakan untuk meningkatkan kepemilikan di anak usaha utama, PT Profesional Telekomunikasi Indonesia (Protelindo).
Dalam prospektus tambahan yang dirilis hari ini, 2 Juli 2025, TOWR akan menerbitkan sebanyak 8,08 miliar saham baru dengan harga pelaksanaan Rp680 per saham. Jumlah ini setara dengan 13,91% dari modal disetor penuh setelah rights issue. Rasio HMETD ditetapkan 100:619, artinya setiap 619 saham lama memperoleh 100 HMETD.
Harga penawaran ini premium karena saham TOWR dibuka Rp494 per lembar pada perdagangan 2 Juli 2025.
Induk konglomerasi Grup Djarum yakni PT Dwimuria Investama Andalan (DIA), pemegang 8,33% saham TOWR, menyatakan akan mengeksekusi seluruh HMETD yang menjadi haknya, sekaligus bertindak sebagai pembeli siaga (standby buyer) untuk sisa saham yang tidak diambil investor lain. Sebaliknya, pemegang saham utama PT Sapta Adhikari Investama (SAI), yang menguasai 52,46% saham, memilih tidak melaksanakan HMETD-nya.
Masa perdagangan dan pelaksanaan HMETD berlangsung mulai 14–18 Juli 2025 di Bursa Efek Indonesia (BEI). Saham baru hasil rights issue akan tercatat di BEI pada 14 Juli 2025.
Struktur permodalan TOWR setelah rights issue akan berubah signifikan. Apabila DIA menyerap seluruh saham baru, porsi kepemilikannya bisa meningkat hingga 20,86%. Sementara itu, porsi kepemilikan publik diperkirakan turun, tergantung tingkat partisipasi mereka dalam HMETD.
TOWR menyatakan bahwa seluruh dana bersih akan dialokasikan untuk menambah penyertaan modal di Protelindo, entitas anak yang bergerak di bisnis penyewaan menara dan layanan konektivitas melalui fiber optik. Langkah ini sejalan dengan strategi ekspansi infrastruktur digital perusahaan.
Per akhir 2024, TOWR mencatat total aset Rp77,83 triliun dan laba bersih Rp3,36 triliun. Meski margin laba bersih menurun tipis ke 26,42% dari 28,14% di tahun sebelumnya, kinerja operasional tetap solid, ditopang oleh pertumbuhan sewa menara dan peningkatan permintaan layanan data.
Kinerja keuangan juga menunjukkan peningkatan kas dari aktivitas operasi menjadi Rp9,34 triliun, naik 4,88% secara tahunan. Namun, arus kas investasi membengkak hingga Rp8 triliun akibat akuisisi PT Inti Bangun Sejahtera Tbk dan dua entitas lainnya.
Bayar Sesuai Keinginan Anda Terima kasih telah membaca berita istimewa di The Econopost. Jika Anda menyukai jurnalisme kami—bebas klikbait, bebas tekanan politik, dan fokus pada hal-hal penting di pasar dan ekonomi—dukung kami dengan membeli berita yang Anda suka sesuai keinginan. Tak ada paywall. Tak ada sponsor yang mengatur isi. Hanya Anda yang membuat kami tetap independen. Berapapun pembayaran Anda, sangat berarti. Mari jaga berita berkualitas tetap hidup dan bisa diakses semua orang. Bayar Sekarang – Sesuai Keinginan Anda!. ![]() Cukup scan QR code yang tersedia, dan terus nikmati informasi terbaru yang kami sajikan khusus untuk Anda. Kontribusi Anda sangat berarti bagi kami untuk terus menghadirkan informasi tajam, terpercaya, dan eksklusif sesuai kebutuhan. |