Lifestyle

Telur Infertil Ramai di Media Sosial, Ketahui 5 Fakta Penting Ini

telur infertil

TEMPIAS.COM- Pembicaraan mengenai telur infertil belakangan ramai beredar di media sosial. Beberapa situs berita pun banyak menulis mengenai bahaya telur infertil ini. Telur Infertil atau telur ayam HE (hatched egg) menjadi ramai dibahas karena sekarang banyak beredar di pasaran.

Telur ayam infertil adalah telur ayam yang gagal menjadi anakan. Telur infertil sebenarnya sudah dibuahi namun tidak ditetaskan. Bahaya telur infertil

Fenomena telur ayam infertil ini sebenarnya sudah lama ada. Namun, belum banyak yang terlalu memperdulikannya. Bahkan, banyak juga yang memburu telur ini di pasaran karena harganya yang relatif lebih murah dibanding telum ayam rasa biasa.

Di desa, fenomena telur ayam infertile ini juga sering ditemui. Kadangkala, rumah tangga yang memelihara ayam di rumahnya menemukan fenomena adanya telur ayam infertile dan tetap dikonsumsi. Bedanya, telur ayam infertile yang berasal dari ayam ras lebih tidak layak dikonsumsi karena tidak berproses secara alami seperti yang terjadi pada telur ayam infertile dari hasil telur ayam kampung.

Sebelum kamu terlanjur ikut tergiur membeli telur ayam infertile ini di pasar karena harganya yang murah, ketahui lebih dulu 5 fakta penting berikut ini:

Telur Infertil Dilarang Beredar

Jenis telur ayam HE ini sebenarnya sudah mendapat larangan untuk diperjual belikan oleh Kementerian Pertanian (Kementan). Telur HE yang beredar di pasar biasanya merupakan telur yang berasal dari ayam perusahaan pembibitan atau breeding.

Adanya larangan memperjualbelikan telur HE ini sudah diatur dalam Permentan Nomor 32 Tahun 2017 tentang Penyediaan, Peredaran dan Pengawasan Ayam Ras dan Telur Konsumsi. Secara lebih spesifik, dalam Bab III pasal 13 disebutkan bahwa pelaku usaha integrasi, pembibit GPS, pembibit PS, pelaku usaha mandiri dan koperasi dilarang memperjualbelikan telur tertunas dan infertil sebagai telur konsumsi.

Telur Infertil Adalah Telur Gagal

Jadi sebenarnya, telur HE ini merupakan telur yang tak digunakan atau produk yang tak terpakai dari perusahaan breeding untuk pembibitan anakan ayam atau day old chick (DOC) ayam broiler atau ayam pedaging. Telur infertil adalah produk buangan atau residu dari breeding ayam broiler, atau dari telur-telur yang tidak bisa ditetaskan.

Selain dari telur ayam infertil, telur HE juga bisa berasal dari telur fertil atau telur tertunas (sudah dibuahi pejantan) namun tak ditetaskan perusahaan breeding. Biasanya telur-telur ini tidak ditetaskan karena suplai anakan ayam atau DOC yang sudah terlalu banyak, sehingga biaya menetaskan telur lebih mahal dari harga jual DOC.

Telur infertile memiliki ciri fisik berbeda dari telur ayam ras

Pada umumnya, sangat mudah untuk mengenali telur infertil atau telur HE ini. Telur infertil memiliki  cangkang telur yang berwarna pucat atau putih. Sedangkan telur ayam ras yang bisa dikonsumsi berwarna agak kecoklatan. Meski telur ayam ras ada juga yang agak keputihan biasanya jumlahnya sangat sedikit.

Saat diteropong, telur ayam infertile juga akan terlihat berbeda saat diteropong. Bila dilihat dengan cahaya senter akan terlihat ada binting hitam atau merah di dalam telur tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa telur sudah mengalami proses pembuahan.

Telur Ayam
Kepala BPOM

Telur Infertil Cepat membusuk

Apakah telur ayam infertil layak dikonsumsi? Menurut catatan kementerian pertanian, telur infertile sebenarnya layak dikonsumsi. Hanya saja tidak direkomendasikan karena telur jenis HE ini lebih cepat busuk. Karena cepat busuk itulah maka telur infertile dilarang untuk diperdagangkan.

Alasan kementan memberikan larangan memperdagangkan telur infertil karena biasanya butuh waktu berhari-hari bagi telur selama rantai distribusi mulai dari peternak sampai ke konsumen. Belum lagi, beberapa konsumen tidak langsung mengkonsumi telur yang dibeli sesaat setelah dibeli.

Telur infertil biasanya hanya tahan maksimal 1 minggu saja. Melewati waktu tersebut ia akan cepat busuk. Bisa jadi karena memang cangkang telur infertil yang lebih tipis dibanding dengan telur ayam ras biasanya.

Harga telur infertil lebih murah

Di pasaran, harga telur infertil biasanya bisa setengah dari harga ayam ras biasa. Bila harga normal telur ayam ras di pasar di kisaran Rp20.000,- sampai Rp24.000,- maka telur infertil bisa dihargai sekitar Rp 10.000,- saja untuk setiap kilonya.

Harga telur infertil yang murah ini pulalah yang membuat telur ini dilarang diperjualbelikan karena dikhawatirkan bisa merusak harga telur di pasaran.

Penjualan telur infertile memang telah dilarang. Makanya jangan heran bila pemerintah melalui kementan pun menegaskan akan menindak tegas setiap oknum yang kedapatan menjual telur infertil ini di pasaran. Konsumen pun juga diimbau untuk tidak membelinya.

Bagaimana dengan telur infertile yang ada di desa? Kalau telur tersebut merupakan telur ayam kampung yang diternak sendiri tentu saja petani dan keluarga bisa mengkonsumsinya. Sayangkan kalau telur yang ada dibuang padahal sebenarnya tetap bisa dikonsumsi.

Tetaplah menjadi konsumen yang cerdas yang kawan.

Redaksi

Dukung kami untuk terus menyajikan konten bermanfaat dan memberi insight. Hubungi kami untuk konten di redaksi@theeconopost.com. Untuk kerja sama iklan dan promosi lainnya ke marketing@theeconopost.com

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Untuk mengcopy teks yang dibutuhkan hubungi marketing@theeconopost.com