Semester I/2022, Rugi Bukopin (IDX: BBKP) Membengkak 2.353 Persen
PT Bank KB Bukopin Tbk. (IDX: BBKP) mengumumkan membukukan rugi komprehensif tahun berjalan konsolidasi negatif Rp3,37 triliun per 30 Juni 2022. Capaian ini berbalik dari periode yang sama tahun sebelumnya dimana BBKP membukukan untung Rp 149,79 miliar atau terjadi pemburukan kinerja sebesar 2.353 persen.
Dalam laporan keuangan yang dipublikasikan Jumat, 29 Juli 2022, BBKP tercatat membukukan pendapatan bunga konsolidasi Rp 1,99 triliun. Turun dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 2,20 triliun.
Saat yang sama, beban bunga yang harus dibayar BBKP mencapai Rp 1,36 triliun. Dengan kondisi ini maka pendapatan bunga bersih Bank Bukopin pada semester I/2022 menjadi Rp 631,08 miliar. Lebih baik dari periode tahun sebelumnya yang hanya membukukan Rp 458,9 miliar meski pendapatan bunga lebih tinggi.
Penyebab kerugian BBKP muncul pada pos Pendapatan Operasional Lainnya, tercatat pos ini mengalami lonjakan beban dari sebelumnya hanya negatif Rp225,44 miliar menjadi negatif Rp 4,85 triliun. Terutama dari kerugian penurunan aset yang mencapai Rp 3,92 triliun dari sebelumnya hanya Rp 15,6 miliar.
Kerugian BBKP menjadi sedikit menurun disebabkan adanya pendapatan pajak tangguhan konsolidasi sebesar Rp 930 miliar. Dengan capaian semester I/2022 ini, maka secara konsolidasi rugi bersih per lembar saham mencapai negatif Rp 49 dari sebelumnya Rp 5 per lembar.
Kerugian juga membuat aset konsolidasi Bank Bukopin menyusut dari Rp 89,21 triliun pada paruh 2021 menjadi Rp 88,94 triliun per 30 Juni 2022. Ekuitas BBKP akibat kerugian ini menjadi turun tajam dari Rp 13,2 triliun pada paruh 2021 menjadi Rp 9,83 triliun paruh 2022 ini.
Sedangkan kredit konsolidasi yang diberikan untuk konvensional turun dari Rp 54,23 triliun menjadi Rp 46,57 triliun.Sedangkan penyaluran kredit syariah naik dari Rp 4,27 triliun menjadi Rp 4,84 triliun.
Sebelumnya, dalam pernytaan tertulis pada awal Juli 2022, Direktur Keuangan KB Bukopin Seng Hyup Shin menyebutkan pihaknya tengah merealisasikan langkah menjadi bank yang bebas dari bad loan.
BACA JUGA: RUPSLB KB Bukopin (IDX: BBKP) & Jalan Terang Menuju Bank Digital
Jelang menutup kinerja Semester I/2022, KB Bukopin pada 21 Juni 2022 telah menjual Non-Performing Loan (NPL) dan kredit berisiko (Loan at Risk/ LAR) 180 debitur dengan nilai Original Pricipal Balance (OPB) sebesar Rp 4,14 Triliun. Harga jual tagihan itu setara Rp 2,65 Triliun atau equivalen US$ 183,08 Juta (kurs 1US$ = Rp 14.500). Transaksi ini bernilai sebesar 31,31% dari nilai buku ekuitas KB Bukopin per 31 Desember 2021.
“Dalam rangka melakukan perbaikan kinerja KB Bukopin, maka pelaksanaan Transaksi tersebut akan menurunkan tingkat Aset Tertimbang Menurut Risiko (ATMR) dan sekaligus menurunkan tingkat NPL. NPL gross dan NPL Net akan turun dari 10,66 persen dan 4,91 persen pada posisi Desember 2021 menjadi 5,94 persen dan 3,60 persen pada posisi Desember 2022. Sehingga diharapkan KB Bukopin bisa meningkatkan kemampuan dalam penyaluran kredit baru yang lebih berkualitas,” katanya saat itu.
Skema yang digunakan yakni KB Bukopin akan mengalihkan kepemilikan portofolio aset bermasalah kepada Special Purpose Company (SPC) di Singapura. Selanjutnya SPC meneruskan obligasi senilai US$ 180 Juta sebagai pembayaran. KB Kookmin Bank akan menerbitkan Stand-by Letter of Credit (SBLC) sebesar USS185 juta tanpa syarat dan tidak dapat dibatalkan serta menyediakan Fasilitas Kredit Revolving (RCF) kepada SPC.
Meski menjual ke SPC, kredit bermasalah maupun berisiko ini masih menjadi agen koleksi dan bertanggung jawab atas penagihan, dan penegakkan atas nama SPC.
“KB Bukopin akan memiliki struktur keuangan yang lebih sehat dan menjadi lebih layak dengan profil risiko yang lebih baik, sehingga dimasa depan KB Bukopin dapat berkonsentrasi dan mengalokasikan sumber daya untuk mengembangkan kompetensi dan mempercepat pertumbuhan bisnis, serta memberikan nilai tambah bagi semua pemangku kepentingan” tutup Shin.
Tahun ini KB Bukopin memang sangat fokus menciptakan bank yang bebas dari bad loan menjadi clean bank pada tahun 2023. KB Bukopin berencana memperkuat fungsi special assset management sehingga ke depannya diharapkan akan dapat menangani kredit bermasalah secara cepat. (Ira Guslina)