Rekor Harga Saham Centratama (CENT) Saat Masuk Bisnis Listrik dan Revalusi Aset
TheEconopost.com, Harga saham PT Centratama Telekomunikasi Indonesia Tbk. (CENT) terus melonjak setelah perusahaan mengumumkan penambahan bidang usaha ke sektor listrik dan melakukan revaluasi aset.
Harga saham CENT hari ini, 17 April 2025 pada pukul 10.07 WIB sudah bertengger di level Rp110 per lembar. Bandingkan dengan harga 8 April yang berada pada level Rp43 per lembar atau sudah naik 155% dalam sepekan terakhir.
Aksi penambahan bidang usaha ke listrik masih membutuhkan persetujuan. Sedangkan revaluasi aset telah membuat perusahaan meningkatkan aset signifikan sehingga menghapus tato ekuitas minus dari BEI.
Dikutip dari prospektus, CENT berencana memperluas kegiatan usahanya melalui dua anak perusahaan, PT Centratama Menara Indonesia (CMI) dan PT EPID Menara AssetCo (EMA), dengan menambahkan empat bidang usaha baru di sektor ketenagalistrikan.
Keempat bidang usaha tersebut meliputi pengoperasian instalasi penyediaan tenaga listrik (KBLI 35121), pengoperasian instalasi pemanfaatan tenaga listrik (KBLI 35122), instalasi listrik (KBLI 43211), serta aktivitas penunjang tenaga listrik lainnya (KBLI 35129). Rencana ini akan dimintakan persetujuan pemegang saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang dijadwalkan pada 23 Mei 2025.
“Penambahan Kegiatan Usaha Anak Perusahaan ini bukan semata-mata mengenai perluasan operasional Anak Perusahaan, melainkan juga terkait secara fundamental dengan manfaat yang lebih luas bagi Perseroan secara keseluruhan. Dengan Anak Perusahaan menjalankan kegiatan usaha barunya, Perseroan memperkuat fondasi operasionalnya, memaksimalkan efisiensi, dan meningkatkan profitabilitas secara keseluruhan,” tulis manajemen Centratama dalam prospektus bertanggal 15 April. Saat ini, industri telekomunikasi dinilai semakin membutuhkan pasokan daya listrik yang stabil untuk mendukung perangkat operasional pelanggan.
Hasil studi kelayakan yang dilakukan Kantor Jasa Penilai Publik Ferdinand, Danar, Ichsan, dan Rekan menunjukkan bahwa rencana ekspansi ini dinilai layak dari sisi teknis, pasar, finansial, hingga model manajemen. Proyeksi menunjukkan tambahan pendapatan bagi Perseroan mencapai Rp3,6 miliar pada tahun pertama, dan meningkat signifikan hingga Rp108 miliar pada 2035, dengan laba bersih yang diperkirakan mencapai Rp59,8 miliar pada akhir periode proyeksi.
Penambahan kegiatan usaha ini tidak membutuhkan pendanaan eksternal karena akan didanai dari kas internal perusahaan. Total belanja modal yang disiapkan hingga 2035 diperkirakan mencapai Rp382,4 miliar.
Saat ini, CMI dan EMA telah menyiapkan tenaga kerja bersertifikat sesuai standar Peraturan Menteri ESDM No. 5 Tahun 2021 untuk menjalankan usaha baru ini. Perseroan berharap, ekspansi ini akan memperkuat fondasi bisnis jangka panjang sekaligus meningkatkan nilai bagi pemegang saham.
KINERJA KEUANGAN CENT
Sementara dari laporan keuangan perseroan, CENT membukukan rugi bersih sebesar Rp1,77 triliun sepanjang tahun 2024, melonjak dua kali lipat dibandingkan rugi tahun sebelumnya yang tercatat sebesar Rp844,4 miliar.
Laporan keuangan konsolidasian Centratama mencatat total pendapatan sepanjang 2024 mencapai Rp2,46 triliun, sedikit menurun dari Rp2,49 triliun pada 2023. Sementara beban pokok pendapatan turun tipis menjadi Rp1,27 triliun dari sebelumnya Rp1,29 triliun, menghasilkan laba kotor Rp1,19 triliun.
Namun, beban lain-lain yang meningkat tajam menjadi Rp689,5 miliar dari Rp152,2 miliar menjadi salah satu penyebab anjloknya laba usaha menjadi hanya Rp152,2 miliar dari Rp1,02 triliun pada 2023. Ditambah lagi, beban keuangan yang mencapai Rp1,73 triliun turut memperdalam kerugian.
Dari sisi neraca, total aset Centratama meningkat signifikan menjadi Rp27,9 triliun pada akhir 2024, naik 39% dibandingkan posisi akhir 2023 yang sebesar Rp20 triliun. Peningkatan ini sebagian besar disumbang oleh revaluasi menara telekomunikasi yang tercermin dari lonjakan aset tetap menjadi Rp23 triliun dari Rp15,4 triliun.
Aset lancar perusahaan juga mengalami kenaikan menjadi Rp1,66 triliun dari Rp1,49 triliun. Di sisi lain, liabilitas perusahaan naik menjadi Rp23,5 triliun dari Rp21,5 triliun, terutama dari utang bank dan pinjaman pemegang saham.
Meski masih membukukan rugi tahun berjalan, Centratama mencatat total penghasilan komprehensif tahun berjalan sebesar Rp5,89 triliun berkat surplus revaluasi aset tetap senilai Rp7,67 triliun. Hal ini turut mengangkat posisi ekuitas dari defisit Rp1,47 triliun pada akhir 2023 menjadi positif Rp4,42 triliun per 31 Desember 2024.
| Bayar Sesuai Keinginan Anda Terima kasih telah membaca berita istimewa di The Econopost. Jika Anda menyukai jurnalisme kami—bebas klikbait, bebas tekanan politik, dan fokus pada hal-hal penting di pasar dan ekonomi—dukung kami dengan membeli berita yang Anda suka sesuai keinginan. Tak ada paywall. Tak ada sponsor yang mengatur isi. Hanya Anda yang membuat kami tetap independen. Berapapun dukungan Anda, sangat berarti. Mari jaga berita berkualitas tetap hidup dan bisa diakses semua orang. Bayar Sekarang – Sesuai Keinginan Anda!. ![]() Cukup scan QR code yang tersedia, dan terus nikmati informasi terbaru yang kami sajikan khusus untuk Anda. Kontribusi Anda sangat berarti bagi kami untuk terus menghadirkan informasi tajam, terpercaya, dan eksklusif sesuai kebutuhan. |

