HeadlineIHSGSaham IPO

IPO Moratelindo (IDX: MORA), Ini Kinerja dan Pemilik Perusahaan

Tempias.com, Jakarta – Seremoni PT Mora Telematika Indonesia Tbk (IDX: MORA) atau Moratelindo resmi mencatatkan saham perdananya hari ini, Senin, 8 Agustus 2022.

IPO MORA ditetapkan dengan harga pelaksanaan batas atas yakni Rp396. Dalam bookbuilding perseroan menawarkan saham MORA dalam rentang Rp 368- Rp 396.

Henry R Rumopa, Corporate Secretary MORA menyebutkan perusahaan merupakan entitas yang sedang bertumbuh dengan kinerja keuangan yang meningkat. Pada tahun 2021, katanya, MORA membukukan pendapatan usaha sebesar Rp 4,18 triliun naik 11 persen dibandingkan kinerja yang dicapai pada tahun 2020 sebesar Rp 3,76 triliun.

Pada Maret 2022, Perseroan mencatat pendapatan usaha sebesar Rp 1,02 triliun, naik sekitar 5 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2021 sebesar Rp 981 miliar.

 

BACA JUGA: Perusahaan Afiliasi Smartfren (IDX: FREN), Moratelindo (IDX: MORA) Akuisisi Indo Pratama Teleglobal

 

Pada tahun 2021, Perseroan membukukan EBITDA sebesar Rp2,08 triliun naik sekitar 8 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya sebesar Rp1,93 triliun. Sedangkan Per Maret 2022, EBITDA tercatat sebesar Rp 570 miliar naik lebih dari 9 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 522 miliar.

“Pada 2021 Perseroan membukukan laba tahun berjalan sebesar Rp 671 miliar sedangkan tahun 2020 sebesar Rp 679 miliar. Pada Periode per Maret 2022, laba tahun berjalan tercatat sebesar Rp 183 miliar, naik sekitar 0,9 persen pada periode yang sama tahun 2021 sebesar Rp182 miliar,” ulasnya melalui pernyataan tertulis.

Lebih lanjut disebutkan dari sisi aset, MORA hingga akhir 2021 memiliki total aset sebesar Rp 14,56 triliun, sedangkan total aset pada tahun 2020 sebesar Rp 13,39 triliun. Pada periode Maret 2022 total aset sebesar Rp 14,41 triliun.

Dari aset ini, liabilitas perseroan pada 2021 mencapai Rp 10,01 triliun sedikit turun dari posisi liabilitas pada tahun 2020 yang sebesar Rp 10,18 triliun. Pada periode Maret 2022 total liabilitas sebesar Rp 9,67 triliun.

Sementara itu IPO yang melepas 2.525.464.300 lembar saham ini, MORA membukukan total perolehan dana sebesar Rp 1 triliun.

Lebih lanjut Perseroan menyampaikan, bahwa pada masa Penawaran Umum, IPO Perseroan mengalami kelebihan permintaan alias oversubscribed hingga 227,35 kali berdasarkan system E-IPO. Sebelum IPO, MORA telah memiliki perjalanan di BEI sejak 2017 dengan menerbitkan Obligasi, Sukuk melalui Penawaran Umum Berkelanjutan pada tahun 2019, tahun 2020 dan tahun 2021.

Pemilik dan Struktur Modal Moratelindo Sesudah IPO

Setelah IPO, susunan pemegang saham MORA adalah PT Gema Lintas Benua sebanyak 30,17 persen, PT Candrakarya Multikreasi sebanyak 40,83 persen, PT Smart Telecom (18,32 persen), Masyarakat (10,65 persen).

Moratelindo sendiri didirikan pada tahun 2000 dengan bidang usaha penyedia layanan internet dan kartu telepon. Kemudian, para Moratelindo bidang usaha MORA diubah menjadi penyedia jasa infrastruktur telekomunikasi dengan membangun jaringan kabel serat optik sepanjang 7,5 km di Pulau Jawa.

Pada 2008 Moratelindo mendirikan perusahaan anak di Singapura serta membangun kabel laut Moratelindo International Cable-System One (MIC-1) yang menghubungkan Jakarta dengan Singapura. Di tahun 2009, Moratelindo aktif mengembangkan jaringan internasional dengan membangun jaringan kabel serat optik bawah laut BDM (Batam-Dumai-Malaka).

Selanjutnya pada 2010, Pemerintah Singapura memberikan lisensi Facilities-Based Operations (FBO) sebagai gateway untuk layanan leased line internasional. Di tahun yang sama, Moratelindo memperkuat jaringannya dengan membangun Sumatera Backbone serta dipercaya untuk membangun dan mengoperasikan pusat data nasional yaitu Nusantara Internet Exchange (NIX).

Untuk mendukung kegiatan usaha, pada 2012 Moratelindo mendirikan enam pusat data Nusantara Data Center (NDC) dengan standard design Tier 2, yang saling terintegrasi di Medan, Batam, Palembang, Jakarta, Surabaya, Bali. Seluruh NDC Moratelindo terhubung dengan ratusan PoP dan High Rise Building serta seluruh jaringan Moratelindo.

Di tahun yang sama, Moratelindo juga mengembangkan jaringan internasional kabel serat optik bawah laut B3JS (Jakarta-Bangka-Bintan-Batam-Singapura) sebagai proyek ke-3 (kabel laut). MORA juga menjadi penyelenggara Proyek Palapa Ring Barat dan Palapa Ring Timur pada 2016.. Proyek Palapa Ring Paket Barat telah beroperasi sejak Maret 2018, sedangkan Palapa Ring Paket Timur beroperasi sejak Agustus 2019.

Setelah sukses melaksanakan proyek Palapa Ring, melalui KSO BPS-MORATELINDO yang merupakan joint operation dibentuk pada tanggal 6 Desember 2019 antara Perseroan dengan PT Bhumi Pandanaran Sejahtera (Perseroda) milik Pemerintah Kota Semarang untuk bekerja sama dalam proyek pembangunan, pengoperasian, pengusahaan dan penyediaan pelayanan infrastruktur pasif telekomunikasi di wilayah Kota Semarang. Pada 2021 Moratelindo terus melakukan ekspansi dengan mengembangkan Fiber To The Home (FTTH) ke kota-kota baru seperti Jambi, Bandung, Semarang serta melanjutkan pengembangan FTTX ke kota Kupang dan Labuan Bajo. Moratelindo terus melakukan perluasan daerah Oxygen Home (internet rumah), di mana FTTH di akhir tahun 2021 telah mencapai 413.025 home pass dan 111.968 total pelanggan. Per 31 Desember 2021 solusi FTTX Perseroan menyediakan koneksi ke sekitar 216 gedung dan 6.700 koneksi ke entitas swasta dan pemerintah. (Ira Guslina)

Putra

Editor In Chief https://www.theeconopost.com/ Hubungi saya di redaksi@theeconopost.com

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Untuk mengcopy teks yang dibutuhkan hubungi marketing@theeconopost.com