Prospek & Profil Saham PWON, Emiten Blue Chip 2021 Sektor Properti
Tempias.com – Saham Pakuwon Jati Tbk. (PWON) adalah salah satu emiten sektor properti yang ditetapkan oleh Bursa Efek Indonesia sebagai saham blue chip 2021.
Saham blue chip adalah saham yang paling likuid diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia (BEI). Oleh BEI saham blue chip ini dikelompokkan ke dalam indeks IDX30. Yakni 30 saham yang paling likuid dan dipilih dari 60 perusahaan dengan fundamental terbaik. IDX30 atau saham blue chip dievaluasi setiap Januari dan Juli setiap tahunnya.
Pakuwon Jati memiliki kantor pusat di Surabaya dan kantor operasional di Jakarta Selatan. Kantor Pusat Pakuwon Jati terletak di East Coast Center lantai 5, Pakuwon Town Square – Pakuwon City, Surabaya.
Sedangkan kantor operasional berada di Gandaria 8 Office Towers lantai 32, Jl. Sultan Iskandar Muda, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan.
Emiten dengan kode saham PWON ini memiliki bidang usaha properti yang mencakup kota mandiri, mall, hotel, perkantoran dan pemukiman.
BACA JUGA : Update Daftar Saham Blue Chip 2021 dan Bidang Usahanya
Tidak seperti emiten dengan bidang usaha properti yang mengandalkan penjualan putus dalam pendapatannya, sebagian besar bisnis PWON merupakan pendapatan berulang terutama dari segmen mall dan perkantoran. Tidak salah PWON disebut sebagai raja mall.
Dalam bidang usahanya di sektor properti, portofolio PWON di Jakarta Raya seperti Kota Kasablanka, Gandaria City, Blok M Plaza, Somerset Berlian, serta Bekasi Project (dalam pembangunan).
Sedangkan di Surabaya, properti Pakuwon Jati terdiri dari kota terpadu Tunjungan City, Pakuwon Mall, Royal Plaza, Pakuwon City, hingga Grand Pakuwon.
Pada 2020 lalu, Pakuwon juga baru saja membeli Hartono Mall Yogyakarta dan Hotel Marriot Yogyakarta serta Hartono Solo Baru dari grup Duniatex senilai Rp1,35 triliun.
Pakuwon Jati adalah konglomerasi milik Alexander Tedja. Dia memulai bisnis properti ini pada 1982. Perusahaan ini terus tumbuh menjadi konglomerasi Pakuwon Group.
Memperkuat bisnis, pada 1989, Pakuwon mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Jakarta sekaligus menjadi emiten properti pertama.
BACA JUGA : Daftar Saham Blue Chip Syariah 2021 dan Bidang Usahanya
PT Pakuwon Jati Tbk didirikan berdasarkan Akta Notaris No. 281, tanggal 20 September 1982 dari Kartini Muljadi, SH, notaris di Jakarta. Akta pendirian tersebut telah disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan Surat Keputusannya No. C2-308. HT.01.TH.83, tanggal 17 Januari 1983, serta diumumkan dalam Berita Negara No. 27, tanggal 8 April 1983 Tambahan No. 420.
Kehadiran Perseroan di industri properti diawali dengan Tunjungan Plaza I, pusat perbelanjaan modern pertama di Surabaya yang beroperasi sejak 1986. Selanjutnya pada 1991, perseroan meresmikan Blok M Plaza.
Meski begitu, awalnya Pakuwon dalam bisnisnya terus setia akan Surabaya, Jawa Timur. Baru pada 2007, Pakuwon melakukan ekspansi ke Jakarta dengan membangun proyek Superblok Gandaria City (Gancit).
Selesainya proyek Gancit pada 2010, Pakuwon melanjutkan dengan membangun Superblok Kota Kasablanka. Pada 2012, ikon baru di Jakarta Selatan itu beroperasi.
Dalam materi paparan public expose 2020, PWON melaporkan memiliki cadangan lahan (land bank) seluas 480 hektare di sejumlah lokasi strategis di Jakarta Raya dan Surabaya.
Pemegang saham PWON per 31 Januari adalah Pakuwon Arthaniaga (68,68 persen), dan masyarakat (31,32 persen).
Dalam laporan tahunan 2019, meski tidak merinci pembagian sahamnya, Pakuwon menyebutkan pemegang saham pengendali terakhir adalah komisaris utamanya, Alexander Tedja.
BACA JUGA : Update Aplikasi Trading Saham Terdaftar OJK 2021, Milik 10 Broker Teraktif
Putra-putri Alexander Tedja yang menikah dengan Melinda, sebagian juga sudah bergabung dalam grup ini. Dari empat anaknya, sang putra sulungnya, Eiffel Tedja memimpin proyek pembangunan Gandaria City dan Kota Kasablanka. Demikian juga dengan anak kedua mereka Irene Tedja.
Eiffel Tedja sendiri menikah dengan Imelda Dharma, putri dari Artalyta Suryani (Ayin) dan Surya Dharma (Grup Gajah Tunggal).
Sedangkan Irene Tedja menikah dengan Prajna Murdaya, anak dari pasangan konglomerat Murdaya Widyawimarta Poo dan Siti Hartati Tjakra Murdaya (pemilik Grup Central Cipta Murdaya/Pengelola Kompleks Kemayoran dan Perkantoran World Trade Center).
KEBIJAKAN DIVIDEN PWON
Pakuwon termasuk emiten yang rajin membagikan dividen. Meski begitu payout ratio atau besaran dividen yang dibagi berbanding laba relatif konservatif. Dalam 5 tahun terakhir, dividend payout ratio yang diberikan PWON kepada pemegang saham publik berada dalam rentang 11 persen hingga 17 persen.
Perincian dividen PWON dalam 5 tahun terakhir adalah Rp 4,5 pada 2015 (dividend payout ratio atau DPR 17,17 persen), Rp 4,5 pada 2016 (DPR 12,97 persen), Rp 4,5 pada 2017 (DPR 11,57 persen), Rp 6 pada 2018 (DPR 11,36 persen), dan Rp 7 pada 2019 (DPR 12,4 persen).
Hingga kuartal III/2020, pendapatan PWON sebesar Rp 3,04 triliun susut dari kondisi sebelum pandemi pada periode yang sama sebesar Rp 5,24 triliun.
Sedangkan aset perusahaan adalah Rp 26,04 triliun. Tidak banyak berbeda dengan tahun sebelumnya Rp 26,09 triliun.
Dari jumlah aset ini sebesar Rp 17,23 triliun adalah ekuitas. Sedangkan utang atau liabilitas perusahaan sebesar Rp 8,8 triliun. Meningkat dibandingkan periode kuartal III/2019 sebesar Rp 7,99 triliun.
Disclaimer: Informasi mengenai saham tidak bertujuan untuk mengajak menjual atau membeli saham yang disajikan. Investasi saham mengandung risiko dan seluruhnya menjadi tanggung jawab pribadi.