Sosok

Profil Brian Yuliarto, Mendiktisaintek Berlatar Dekan FTI ITB hingga Dosen Tamu di Kampus Jepang

TheEconopost.com, Prof. Brian Yuliarto, S.T., M.Eng., Ph.D., resmi dilantik menjadi Menteri Pendidikan Tinggi, Sains dan Teknologi (Dikti Saintek) oleh Presiden Prabowo hari ini, Rabu, 19 Februari 2025.

Dilihat dari profil resmi dari laman ITB, Brian adalah seorang akademisi dan peneliti di bidang Teknik Fisika dengan fokus pada pengembangan nanomaterial untuk aplikasi sensor dan energi. Ia menyelesaikan pendidikan S1 di Jurusan Teknik Fisika Institut Teknologi Bandung (ITB) pada tahun 1999, kemudian melanjutkan studi S2 dan S3 di Department of Quantum Engineering and System Science, University of Tokyo, yang diselesaikannya pada tahun 2005.

Selama bergabung dengan ITB, Prof. Brian juga telah menduduki berbagai posisi akademik dan administratif. Ia pernah menjabat sebagai Dekan Fakultas Teknologi Industri (FTI) ITB untuk periode 2020–2024. Sebelumnya, ia juga pernah menjadi Kepala Research Center on Nanoscience and Nanotechnology ITB (2019–2020), Kepala Program Studi Teknik Fisika ITB (2016–2020), serta Kepala Lembaga Kemahasiswaan ITB (2010–2016). Selain itu, ia juga tercatat sebagai Visiting Professor di Tsukuba University sejak tahun 2021.

Dalam bidang penelitian, Prof. Brian aktif dalam pengembangan sensor berbasis nanomaterial yang dapat digunakan untuk berbagai aplikasi, termasuk mendeteksi gas berbahaya, polutan udara, serta diagnosis penyakit. Sejumlah risetnya telah dipublikasikan dalam jurnal internasional dan mendapat sitasi luas. Berdasarkan data terbaru, ia telah menerbitkan lebih dari 329 artikel ilmiah yang terindeks Scopus dengan lebih dari 5.618 sitasi dan memiliki H-index sebesar 38.

Selain aktivitas akademik, Prof. Brian juga terlibat dalam berbagai kerja sama riset dengan institusi dalam dan luar negeri. Beberapa paten atas hasil penelitiannya telah didaftarkan dan digunakan dalam pengembangan teknologi sensor yang lebih efisien. Kontribusinya dalam bidang rekayasa nanomaterial mendapatkan pengakuan dengan beberapa penghargaan, termasuk Habibie Prize 2024 dalam kategori Ilmu Rekayasa.

Pada tahun 2024, Prof. Brian turut serta dalam pencalonan Rektor ITB periode 2025–2030 dengan visi “Kinarya Transformatif untuk Keunggulan Global.” Dalam misinya, ia menekankan penguatan sistem akademik, peningkatan ekosistem riset, serta kontribusi ITB dalam pembangunan nasional. Program yang diusung juga mencakup pengelolaan sumber daya manusia dan penguatan tata kelola institusi agar lebih adaptif terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Meski demikian, Ketua Majelis Wali Amanat ITB Budi Gunadi Sadikin beserta pemilik hak suara lainnya menempatkan Tatacipta Dirgantara sebagai rektor baru. Oleh Dirgantara, Brian dirangkul menjadi Wakil Rektor.

Sebagai bagian dari komunitas akademik, Prof. Brian terus berkontribusi dalam bidang penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan di Indonesia. Dengan pengalaman dalam kepemimpinan akademik serta fokus pada inovasi teknologi, ia menjadi salah satu figur yang aktif dalam mendorong kemajuan ilmu rekayasa dan penerapan nanoteknologi di berbagai sektor.

Redaksi

Dukung kami untuk terus menyajikan konten bermanfaat dan memberi insight. Hubungi kami untuk konten di redaksi@theeconopost.com. Untuk kerja sama iklan dan promosi lainnya ke marketing@theeconopost.com

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Untuk mengcopy teks yang dibutuhkan hubungi marketing@theeconopost.com