HeadlineSosok

Profil Ardi Supriyadi dan Ronny Senjaya, Pemilik Grahaprima Suksesmandiri (IDX: GTRA) Putra Konglomerat Properti

Pemilik akhir PT Grahaprima Suksesmandiri Tbk. (IDX: GTRA) adalah Ardi Supriyadi dan Ronny Senjaya.

Kedua konglomerat ini memiliki saham GTRA secara langsung maupun melalui entitas, masing-masing sebesar 6 persen. Selanjutnya, saham perusahaan dimiliki oleh PT Andika Eka Putra dan PT Trimulti Aditana Perkasa, yang masing-masing memegang 44 persen saham GTRA.

Nama Ardi dan Ronny masing-masing hanya muncul sebesar 1 persen dalam entitas ini. Di Trimulti, Ardi memiliki 1 persen saham, sedangkan Ronny memiliki 1 persen saham di Andika Eka Putra.

BACA JUGA: Profil Pemilik PT Cakra Buana Resources Energi Tbk. (IDX: CBRE), Ada Suganto Gunawan hingga Suwito.

Sisa saham di kedua perusahaan tersebut, yaitu sebesar 99 persen, dikendalikan oleh PT Dwikarya Semesta Investama. Dalam perusahaan induk ini, Ardi dan Ronny masing-masing memiliki kepemilikan sebesar 50 persen.

Lalu, bagaimana profil Ardi Supriyadi dan Ronny Senjaya sebagai pemilik PT Grahaprima Suksesmandiri Tbk. (IDX: GTRA)?

Berdasarkan prospektus perusahaan, Ardi banyak berkecimpung di bisnis properti. Ia menjabat sebagai direktur di PT Galuh Citarum, pengembang kawasan menengah ke atas di Karawang, termasuk proyek kawasan Galuh Mas.

Pemegang saham PT Galuh Citarum adalah ayah Ardi, Amin Supriyadi Liu (49.970 lembar saham), PT Bumi Biru Properti (114.000 saham), dan Aric Wijaya Lui (30 lembar saham) berdasarkan akta notaris tahun 2019. Amin juga tergabung dalam konsorsium Trivo Group yang mengembangkan Sentra Grosir Cikarang dan TangCity. Selain Ardi, anak Amin lainnya adalah Norman Eka Saputra dan Toni Supriyadi.

BACA JUGA: Pemilik Adaro (IDX: ADRO) & Adaro Minerals (IDX: ADMR): Inilah 4 Keluarga Crazy Rich di Balik Perusahaan Ini.

Ardi sendiri telah menduduki beberapa jabatan direksi di lingkungan proyek Galuh Mas sejak menyelesaikan pendidikannya di Amerika Serikat pada 2004. Jabatan tersebut termasuk Direktur di estate management PT Galuh Kelola Sarana, Direktur di Mal Karawang Central Plaza PT Graha Buana Prima, hingga Komisaris Utama di GTRA.

Sedangkan Ronny Senjaya bertindak sebagai Direktur GTRA sejak awal berdirinya perusahaan. Menjelang IPO, posisinya berubah menjadi Direktur Utama. Ronny merupakan lulusan Bachelor of Art in Hospitality Management dari Swiss Hotel Management School, Switzerland. Ia juga pernah menjadi Komisaris PT Panca Lestari Prima Mulya (2010–2018), distributor resmi Minyak Goreng Sania dan Tepung Terigu Pundi Kencana.

Sejak 2021, Ronny aktif di holding GTRA dan saat ini memimpin langsung perusahaan sebagai Direktur Utama.


Profil dan Sejarah PT Grahaprima Suksesmandiri Tbk. (IDX: GTRA)

Bursa Efek Indonesia mencatat saham GTRA pada 30 Maret 2023. Harga saham perdana ditetapkan sebesar Rp 150 per lembar, dengan jumlah saham yang dilepas sebanyak 378,87 juta lembar atau 20 persen dari saham yang ditempatkan. Dari IPO ini, GTRA meraup dana sebesar Rp 56,83 miliar.

Dana hasil IPO dialokasikan sebesar 64,80 persen untuk pembelian 38 truk dengan total harga Rp 36,82 miliar. Sisanya digunakan untuk modal kerja seperti gaji karyawan, pembayaran angsuran, hingga pembelian GPS. Penjamin emisi efek GTRA adalah PT UOB Kay Hian Sekuritas (kode broker: AI).

BACA JUGA: Profil Eka Fitria, Direktur Treasury & International Banking Bank Mandiri (IDX: BMRI) Berlatar Hukum.

Menurut prospektus, GTRA didirikan pada 2004 dengan kegiatan utama di bidang jasa transportasi dan logistik, termasuk perdagangan mobil, reparasi, perawatan, serta aksesoris mobil.

Sebelum IPO, liabilitas GTRA mencapai Rp 399,4 miliar, sebagian besar berupa utang bank dan leasing. Pinjaman bank tercatat sebesar Rp 74,66 miliar, pinjaman musyarakah Rp 13,85 miliar, pinjaman musyarakah jangka pendek Rp 37,27 miliar, dan utang leasing Rp 227,58 miliar. Liabilitas lainnya mencakup utang pajak, beban akrual, dan utang usaha.

Aset perusahaan tercatat sebesar Rp 650,51 miliar, yang terdiri dari aset lancar Rp 77,05 miliar (termasuk piutang usaha Rp 43,24 miliar dan pajak serta biaya dibayar di muka Rp 18,3 miliar) dan kas Rp 3,78 miliar. Sisa aset adalah aset tetap Rp 514,45 miliar, uang muka pembelian aset Rp 56,69 miliar, dan aset tidak lancar Rp 2,31 miliar.

Pada Agustus 2022, pendapatan GTRA tercatat sebesar Rp 136,81 miliar, naik dari Rp 96,28 miliar pada periode yang sama tahun 2021. Selama 2021, pendapatan perusahaan mencapai Rp 147,18 miliar. Pada Agustus 2022, perusahaan memiliki 821 unit truk, meningkat dari 547 unit pada Agustus 2021. Sebanyak lima pelanggan utama menyumbang 52,32 persen pendapatan, dengan 25 persen di antaranya berasal dari PT Inbisco (Mayora Group).

(Putra, O. Permana)

Redaksi

Dukung kami untuk terus menyajikan konten bermanfaat dan memberi insight. Hubungi kami untuk konten di redaksi@theeconopost.com. Untuk kerja sama iklan dan promosi lainnya ke marketing@theeconopost.com

One thought on “Profil Ardi Supriyadi dan Ronny Senjaya, Pemilik Grahaprima Suksesmandiri (IDX: GTRA) Putra Konglomerat Properti

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Untuk mengcopy teks yang dibutuhkan hubungi marketing@theeconopost.com