Profil Albert Burhan, CEO Pelita Air Servis dari Garuda Tauberes
Tempias.com, JAKARTA – PT Pelita Air Service, anak usaha Pertamina telah menetapkan Albert Burhan sebagai CEO baru pada pekan pertama Oktober 2021 lalu.
Penunjukkan direkur utama Pelita Air ini mendapatkan sorotan lebih seiring persoalan besar yang membelit maskapai flag carrier, PT Garuda Indonesia Tbk. (IDX: GIAA). Sebagai BUMN penerbangan, GIAA memiliki persoalan keuangan sangat rumit.
Perinciannya per Juni 2021 ekuitas atau kekayaan Garuda Indonesia sudah tekor -US$ 2,8 miliar alias minus Rp 40,9 triliun, sedangkan liabilitas atau kewajiban GIAA baik jangka pendek dan panjang mencapai US$12,96 miliar atau Rp 185,32 triliun.
Untuk mengurangi liabilitas, GIAA sudah mengembalikan sebagian pesawat yang disewa untuk beroperasi, pemotongan gaji hingga 50 persen, juga penawaran pensiun diri bagi karyawan. Akan tetapi, kewajiban GIAA masih sangat banyak sehingga disebut sulit ditolong dengan PMN.
BACA JUGA: Sejarah Pelita Air yang Digadang Mengganti Garuda Indonesia (IDX: GIAA)
Pemerintah kemudian menyiapkan Pelita Air sebagai maskapai pengisi celah rute perjalanan yang ditinggalkan Garuda Indonesia karena pesawat semakin sedikit. Pelita dinilai cukup kuat secara bisnis karena juga ditopang induknya, Pertamina. Kini maskapai tengah mengajukan izin penerbangan berjadwal. Beralih model dari saat ini berdasarkan sewa, Pelita Air juga menyegarkan jajaran direksi dengan mengangkat Albert Burhan sebagai CEO yang baru.
Lalu bagaimana profil Albert Burhan yang diserahi tanggung jawab membangun ekspansi Pelita Air ini?
Albert merupakan sosok yang memiliki karier yang panjang dalam dunia penerbangan dengan Garuda Indonesia. Albert mencatatkan posisi manajemen di Garuda Indonesia diraih mulai dari VP Treasury Management GIAA (2005-2012).
Dalam posisi ini, Albert berperan menyelesaikan dan terlibat aktif dalam banyak transaksi di bidang aircraft leasing, aircraft financing, corporate and debt restructuring dan initial public offering (IPO) Garuda Indonesia.
BACA JUGA: Profil Andi Fahrurrozi, Dirut GMFI Kepercayaan Garuda (IDX: GIAA)
Lulusan Teknik Sipil dan MBA dari Institut Teknologi Bandung (ITB) itu kemudian dipromosikan menjadi Direktur Keuangan pada Citilink Indonesia semenjak 2012. Maskapai dengan konsep biaya murah anak usaha GIAA. Dalam RUPS Citilink 2014, posisi Albert dinaikkan oleh manajemen Garuda menjadi Direktur Utama. Namun kemudian dia memilih mengundurkan diri (2014-2017) seiring heboh kasus pilot Citilink mengkonsumsi minuman beralkohol. Setelah mundur, dia kembali ke GIAA sebagai Vice President Corporate Planning & Program Office Garuda Indonesia (GIAA).
Saat kasus direktur utama GIAA meledak terkait kasus sepeda mahal, Menteri BUMN Erick Thohir menyoroti adanya anak usaha yang memiliki nama unik yaitu PT Garuda Tauberes Indonesia. Pada perusahaan kagro ini, Albert adalah CEO nya (April 2019-Oktober 2019). Setelah Taubers dibubarkan, Albert dipercaya GIAA menjadi penanggung jawab pada Garuda Indonesia Air Charter (Okt 2019-Mei 2020). Perannya kemudian bergeser menjadi Advisor untuk CEO Garuda sejak Mei 2020 sampai kemudian di nobatkan sebagai CEO Pelita Air.