Opini Auditor Moore Atas Lapkeu Smartfren (FREN) Q3/2024 yang Rugi Rp1 Triliun jelang Merger dengan EXCL
Kantor Akuntan Publik (KAP) Mirawati Sensi Indri (member Moore) menilai pengakuan pendapatan yang berasal dari sistem teknologi informasi menjadi tantangan utama dalam mengeluarkan opini audit PT Smartfren Telecom Tbk. (FREN).
KAP Moore sendiri menilai laporan keuangan konsolidasian interim PT Smartfren Telecom Tbk. dan entitas anaknya (Grup) per September 2024 menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material untuk posisi keuangan konsolidasian Grup per 30 September 2024.
“Untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada tanggal 30 September 2024, Grup mengakui pendapatan usaha sebesar Rp8,54 triliun. Pendapatan diproses oleh sistem Tl yang kompleks dan melibatkan data dalam jumlah besar dengan kombinasi produk, jasa, dan harga terkait,” tulis Ario Bulan Awalia Noor dari Moore dalam surat bertanggal 12 November 2024.
Dia menekankan, sitem teknologi yang kompleks di dalam pengakuan pendapatan di Smartfren mempengaruhi secara signifikan arah audit.
Sementara itu, dalam data Laporan Keuangan September 2024, Smartfren (FREN) melaporkan penurunan pendapatan usaha sebesar 1% menjadi Rp8,54 triliun hingga akhir September 2024, dibandingkan dengan Rp8,62 triliun pada periode yang sama tahun lalu.
Dalam periode ini secara keseluruhan, FREN membukukan rugi bersih sebesar Rp1 triliun, atau meningkat 68,05% secara tahunan (year on year) dari kerugian Rp575,1 miliar pada Januari-September 2023.
Jika diperinci dalam periode ini pendapatan FREN sebagian besar berasal dari layanan data telekomunikasi senilai Rp7,47 triliun, disusul oleh pendapatan non-data sebesar Rp322,6 miliar, jasa interkoneksi Rp204,12 miliar, dan pendapatan lainnya mencapai Rp538,7 miliar.
Sementara itu, total beban usaha FREN naik 4,78% menjadi Rp8,7 triliun dari Rp8,31 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya. Hal ini berkontribusi pada rugi usaha FREN sebesar Rp164,1 miliar, berbanding terbalik dengan laba bersih Rp319,18 miliar yang diperoleh pada kuartal III tahun 2023.
Pada sisi neraca, total aset FREN tercatat sebesar Rp42,4 triliun sampai akhir September 2024, turun 5,87% dari Rp45,04 triliun pada akhir Desember 2023. Sementara itu, total liabilitas perusahaan mengalami penurunan 29,14% menjadi Rp20,76 triliun dari Rp29,3 triliun pada akhir tahun 2023. Sebaliknya, ekuitas FREN mengalami kenaikan sebesar 38,54%, tercatat sebesar Rp21,7 triliun pada 30 September 2024, dibandingkan posisi Desember 2023 yang mencapai Rp15,67 triliun.
Laporan Keuangan FREN ini akan digunakan sebagai basis aksi korporasi merger dengan PT XL Axiata Tbk. (EXCL). Rencana merger ini telah diumumkan pada 15 Mei 2024 lalu dengan komitmen tanpa ikatan membentuk MergeCo. Saat ini tengah berlangsung uji tuntas dan permohonan izin kepada regulator.