HeadlineIHSG

Laba Jaya Ancol (PJAA) Rp111 per Saham pada 2024

TheEconopost.com – PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk. (PJAA) mencatatkan laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp177,79 miliar per 31 Desember 2024. Angka ini turun sebesar 24,39% dibandingkan Rp235,17 miliar pada tahun 2023. Penurunan tersebut terutama dipengaruhi oleh penurunan pendapatan lain-lain dan peningkatan beban pajak penghasilan.

Dikutip dari penjelasan laporan keuangan, Rabu, 29 Januari 2025, pada tahun 2023 PJAA mengakui pendapatan lain-lain sebesar Rp65,24 miliar atas Pajak Bumi dan Bangunan. Penambahan pendapatan lain-lain saat itu disebabkan oleh keringanan pembayaran beban Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) tahun 2020 dan 2021 sebesar 50% berdasarkan Keputusan Gubernur Daerah Khusus Ibukota Jakarta No. 554 tahun 2023. Pos pendapatan ini yang tidak lagi muncul pada 2024.

Sebagai pembanding tanpa PBB akrual, pada 2022, PJAA membukukan laba Rp154 miliar. Sedangkan sebelum pandemi Covid-19 atau pada 2019, laba Jaya Ancol sebesar Rp230 miliar.

Kembali kepada kinerja 2024, pendapatan usaha tercatat sebesar Rp1,26 triliun pada tahun lalu, sedikit menurun dibanding Rp1,27 triliun pada tahun sebelumnya. Laba bruto juga mengalami penurunan dari Rp696,95 miliar pada 2023 menjadi Rp666,77 miliar. Selain penurunan pendapatan, Ancol juga melaporkan kenaikan beban pokok pendapatan sebesar 3,86%.

Perusahaan melaporkan beban lain-lain berkurang dari Rp98,24 miliar menjadi Rp41,99 miliar. Beban pajak penghasilan meningkat menjadi Rp72,97 miliar dibandingkan Rp43,76 miliar pada 2023, kondisi yang juga berdampak signifikan pada laba bersih.

Penghasilan komprehensif lain juga mencatatkan rugi sebesar Rp59,45 miliar, terutama disebabkan oleh kerugian belum direalisasi dari aset keuangan pada nilai wajar sebesar Rp60,21 miliar. Catatan atas laporan keuangan mengungkapkan, kerugian ini karena Ancol tidak mengeksekusi rights issue PT Jakarta Tollroad Development (JTD) sehingga kepemilikannya terdilusi menjadi 5,89%.

Akibatnya, total laba komprehensif yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk menurun dari Rp147,59 miliar pada 2023 menjadi Rp118,34 miliar pada 2024.

Atas kinerja 2024 ini, laba per saham dasar PJAA mengalami penurunan dari Rp147 menjadi Rp111.

Ancol sendiri merancang, RUPS dan RUPS Luar Biasa pada 25 Februari 2025. Dalam rapat tahunan ini, biasanya kebijakan dividen dan keputusan strategis lainnya ditetapkan.

Sebagai gambaran, dalam RUPST tanggal 23 Februari 2024 atas kinerja 2023, Ancol membagikan dividen Rp32 per lembar atau setara 21,77% dari laba bersih tahun buku 2023. Sedangkan pada RUPS sebelumnya atas kinerja 2022, Ancol membagikan dividen Rp29 per lembar atau setara 37,78%

Pemegang saham Ancol pada akhir 2024 adalah Pemerintah DKI Jakarta sebesar 72%, Grup Ciputra melalui PT Pembangunan Jaya (18,01%), sedangkan sisanya dimiliki masyarakat.

Catatan dari Auditor

Laporan keuangan Ancol 2024 ini diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Amir Abadi Jusuf, Aryanto, Mawar dan Rekan (RSM Indonesia). Dalam catatannya, auditor menilai laporan keuangan Ancol ditampilkan secara wajar dalam semua hal material per 31 Desember 2024.

“Menurut opini kami, laporan keuangan konsolidasian menyajikan secara wajar dalam semua hal yang material,” tulis Maxson Hakim Wijaya, akuntan publik RSM Indonesia dalam surat pengantar laporan auditor bertanggal 28 Januari 2025.

Meski demikian, Maxson memberi catatan atas keberadaan aset tetap dalam penyelesaian (ATDP) proyek perluasan kawasan. Pasalnya, nilai aset yang diakui dalam proyek perluasan mencapai Rp531,59 miliar atau setara 14,8% dari total kekayaan Ancol.

“Sesuai SAK di Indonesia, Grup diharuskan menguji apakah terdapat indikasi penurunan nilai ATDP setiap akhir periode pelaporan,” jelasnya.

Redaksi

Dukung kami untuk terus menyajikan konten bermanfaat dan memberi insight. Hubungi kami untuk konten di redaksi@theeconopost.com. Untuk kerja sama iklan dan promosi lainnya ke marketing@theeconopost.com

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Untuk mengcopy teks yang dibutuhkan hubungi marketing@theeconopost.com