Tajir! Laba BBNI Meroket 397 Persen, Segini Lho Untung Per Lembar Saham
Tempias.com, JAKARTA – PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (IDX: BBNI) baru saja merilis laporan keuangan konsolidasian perusahaan yang telah diaudit untuk tahun buku 2021. Meski di tengah gempuran pandemi perusahaan mencatatkan kinerja keuangan positif.
Berdasarkan keterbukaan informasi yang dipublikasikan di media, Rabu, 26 Januari 2022 emiten BBNI berhasil membukukan laba Rp 11,72 triliun untuk periode 1 Januari-31 Desember 2021. Nilai ini naik signifikan hingga 397 persen (yoy) dibanding laba per 31 Desember 2020 yaitu Rp 2,94 triliun.
Sedangkan secara konsolidasian pada tahun buku 2021 perusahaan mencatatkan laba Rp 11,722 naik dari Rp 4,19 triliun pada 2020. Besarnya kenaikan laba tahunan ini membuat laba bersih per saham naik dari Rp 176 pada 2020 menjadi Rp 585 per lembar saham pada tahun buku 2021.
Moncernya kinerja keuangan BBNI sepanjang 2021 ditopang oleh sejumlah faktor. Meski pendapatan bunga turun dari RP 51,89 triliun menjadi Rp 49,48 triliun namun beban bunga turun signifikan. Beban bunga pada tahun buku 2021 adalah Rp 11,67 triliun dari sebelumnya Rp 18 triliun. Dengan begitu secara total pendapatan bunga naik dari Rp 33,8 triliun menjadi Rp 37,8 triliun year on year.
BACA JUGA: Bank BRI (IDX: BBRI) Gelar RUPS, Bersiap Bagi Dividen Lagi?
Sepanjang 2021 BBNI juga berhasil melakukan sejumlah efisiensi sehingga beban operasional perusahaan berkurang. Per 31 Desember 2021 perusahaan mencatat pendapatan operasional selain bunga Rp 25,51 triliun. Dengan kinerja ini perusahaan bisa menekan Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) dari 93,31 persen menjadi 81,18 persen pada tahun buku 2021.
BNI juga mencatat adanya tambahan penghasilan dari revaluasi aset tetap sebesar Rp 912 miliar. Juga ada keuntungan yang berasal dari pengukuran kembali atas program pensiun manfaat pasti sebesar Rp 684 miliar.
Secara keseluruhan, solidnya kinerja keuangan BBNI pada tahun buku 2021 mendorong naiknya rasio kewajiban penyediaan modal minimum (KPMM) menjadi 19,74 persen dari sebelumnya 16,78 persen. Sedangkan rasio kredit bermasalah (NPL) gross turun 4,25 persen menjadi 3,70 persen dan NPL Net turun dari 0,95 persen menjadi 0,73 persen.
Lainnya, BBNI mencatatkan kenaikan Return on Asset (ROA) dari 0,54 persen menjadi 1,43 persen dan Return to Equity (ROE) dari 2,86 persen menjadi 10,42 persen. Hal ini didukung oleh membaiknya kepatuhan masyarakat dan menyelesaikan kewajiban perbankan.
Hal lain yang tidak kalah penting adalah adanya penurunan Cost to income ratio dari 44,17 persen menjadi 43,33 persen dan penurunan Loan to Deposit Ratio (LDR) dari 87,28 persen menjadi 79,71 persen.
BACA JUGA: Kocok Ulang Allo Bank (IDX: BBHI) & Ambisi Besar Chairul Tanjung
Bank Digital BBNI
Capaian kinerja keuangan perusahaan selama 2021 ini membuat BBNI makin mantap melakukan sejumlah terobosan pada 2022. Salah satunya adalah rencana menggarap pasar bank digital.
Saat ini BBNI telah resmi menandatangani rancangan pengambilalihan PT Bank Mayora yang akan disulap menjadi bank digital. Dalam prospektus yang diumumkan Sabtu, 22 Januari 2022, naskah pengambilalihan telah ditandatangani pada pekan lalu, (12 Januari 2022).
“Saat ini BNI tengah melakukan program transformasi yang salah satu inisiasinya adalah memperkuat kapabilitas digital guna memenuhi kebutuhan dan ekspektasi pelanggan,” tulis manajemen dalam prospektusnya.
BACA JUGA: Sah! BNI Caplok Bank Mayora, Ini Skema Akuisisi & Nasib Karyawannya
Mekanisme pengambilalihan dilakukan dengan dua cara, yakni injeksi modal melalui right issue serta private placement dari pengendali. Melalui mekanisme pertama, Bank Mayora akan menerbitkan sebanyak 1,02 miliar lembar saham baru.
Jumlah ini setara dengan 54,9 persen saham yang ditempatkan dan disetor penuh dan diserap sepenuhnya oleh BNI. Selanjutnya BNI akan mengambil 169,07 juta lembar saham yang telah ada.
Keseriusan BNI dalam menggarap pasar digital juga akan ditopang dengan makin kuatnya kondisi keuangan perusahaan. Dalam laporan keuangan yang ditandatangani Direktur Utama BBNI Royke Tumilaar itu, secara konsolidasian total aset BNI adalah Rp 964 triliun naik dari Rp 891 trliun pada 2020.
BNI makin kokoh dengan naiknya modal inti Tier I konsolidasian dari Rp 103 triliun menjadi 122,86 triliun. Sedangkan modal inti tier II naik dari Rp 7 triliun menjadi Rp 13,1 triliun pada akhir tahun buku 2021. (Ira Guslina)