FinanceHeadline

Jelang Right Issue, Bank Neo Commerce (IDX: BBYB) Catatkan Kenaikan Laba Dua Bulan Beruntun

Tempias.com, JAKARTA- PT Bank Neo Commerce Tbk (IDX: BBYB) mulai menunjukkan kinerja positif. Direktur Utama PT Bank Neo Commerce Tbk, Tjandra Gunawan, mengatakan capaian positif itu tidak terlepas dari berbagai inovasi dan pengembangan layanan yang telah dilakukan perusahaan.

“Sejak aplikasi neobank kami hadir di Maret tahun lalu, BNC terus menambah berbagai layanan dan fitur yang dapat memenuhi kebutuhan nasabah, tidak hanya kebutuhan terkait transaksi keuangan tetapi juga lifestyle,” jelas Tjandra dalam keterangan resmi seperti dikutip beberapa waktu lalu.

Menurut Tjandra, sepanjang 2022 ini saja, BNC telah meluncurkan berbagai layanan dan fitur yang inovatif melengkapi yang sudah ada sebelumnya. Inovasi itu di antaranya fitur Neo Emas, QRIS, Virtual Account (VA), dan Remittance. Yang teranyar, saat ini fitur QRIS sudah bisa digunakan oleh nasabah BNC untuk melakukan pembayaran di merchant-merchant di seluruh Indonesia.

Selain itu, nasabah sudah dapat melakukan pembayaran dengan menggunakan QRIS, BNC juga menyediakan fasilitas yang membuat nasabah dapat melakukan transaksi pembelian dan penjualan emas di aplikasi neobank. Nasabah juga bisa melakukan pembayaran tagihan dan/atau pembelian pulsa, mengajukan pinjaman secara online dan beragam transaksi lainnya.

“Hal ini merupakan komitmen kami dalam menjawab kebutuhan para nasabah kami,” jelas Tjandra lagi.

Agresifnya langkah BNC dalam memperkenalkan berbagai fitur dan layanan berimbas ke peningkatan kinerja yang terlihat dari kenaikan yang berkelanjutan atas pendapatan berbasis komisi (fee based income). Laporan keuangan perusahaan mencatat fee based income BNC pada Juni 2022 sebesar Rp176,1 miliar menjadi Rp207,9 miliar pada Juli. Jumlah ini naik 69,38 persen bila dibanding Desember 2021 di angka Rp122,7 miliar.

Dari sisi pendapatan bunga bersih (Net Interest Income/NII), di bulan Juli 2022 BNC membukukan sebesar Rp702,5 miliar. Jumlah ini naik 28,42 persen jika dibandingkan posisi Juni 2022 yang sebesar Rp547,0 miliar. Bila dibanding posisi Desember 2021 terjadi kenaikan cukup signifikan 122,4 persen di angka Rp315,9 miliar.

 

BACA JUGA: 24 Bank Terancam Turun Kasta, Ini Skenario dari OJK 

 

Tak hanya itu, BNC juga mencatatkan adanya penurunan Rasio Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) secara bertahap dari 156,75 persen pada Juni 2022 menjadi 145,2 persen pada Juli 2022. Begitu juga dengan rasio Net Interest Margin (NIM) naik dari 10,16 persen pada Juni 2022 menjadi 10,95 persen pada Juli 2022. Sedangkan dari sisi laba, terjadi kenaikan dua bulan berturut-turut.

“BNC juga berhasil membukukan laba sebesar Rp4,5 miliar di bulan Juli 2022 dari sebelumnya Rp5,6 miliar di bulan Juni 2022. Pencapaian laba selama dua bulan berturut-turut ini memberikan dampak positif bagi kinerja Perseroan di awal semester II tahun 2022.”

Perkembangan baik lainnya, BNC juga mencatatkan berbagai pencapaian positif di sisi Aset dan Dana Pihak Ketiga (DPK). Di sisi aset, terjadi kenaikan sebesar 6,26 persen dari Rp14,3 triliun di Juni 2022 menjadi Rp15,2 triliun di Juli 2022. Bila dibandingkan dengan aset di akhir Desember 2021 yang sebesar Rp11,3 triliun, terjadi peningkatan sebesar Rp3,9 triliun atau 34,61 persen. Sedangkan dari sisi likuiditas, perolehan DPK di Juli 2022, meningkat 4,5 persen dibandingkan perolehan Juni 2022 dari Rp11,1 triliun menjadi Rp11,6 triliun.

“Berbagai catatan positif ini menjadi tolok ukur bahwa BNC menjadi bank digital yang secara konsisten digunakan oleh para nasabah,” jelas Tjandra.

BNC serius dukung berbagai komunitas

Lebih jauh mengenai pertumbuhan positif ini, Direktur Bisnis PT Bank Neo Commerce Tbk, Aditya Windarwo, mengatakan seiring dengan adanya komitmen perusahaan dalam memberikan layanan keuangan digital pada masyarakat. Tidak hanya di Pulau Jawa, tetapi juga kota-kota besar lainnya melalui berbagai kolaborasi seperti neobank Localfest 2022 pada 9-11 September 2022 di Parkir Timur Senayan, Jakarta.

“Hal ini kami lakukan dengan tujuan semakin mengenalkan aplikasi neobank #BuatSemua orang di seluruh Indonesia, sehingga nantinya manfaat yang kami tawarkan dapat dinikmati oleh mereka, juga sebagai bentuk dukungan kami bagi UKM di Indonesia,” jelas Aditya.

Ia mengatakan hingga September 2022, pengguna aplikasi neobank saat ini telah mencapai lebih dari 19 juta orang dengan proporsi pengguna sebanyak 65 persen berlokasi di Pulau Jawa. Sedangkan 35 persen sisanya berada di luar Pulau Jawa. Hal inilah menjadi pemicu semangat BNC untuk terus memperluas jaringan penggunanya dengan merambah ke komunitas-komunitas.

Sambut Right Issue

Kinerja positif yang ditunjukkan BNC pada beberapa bulan terakhir menjadi angin segar jelang pelaksanaan penambahan modal yang akan digelar. Sebelumnya, BNC mengumumkan akan melaksanakan penambahan modal dengan hak memesan efek terlebih dahulu atau right issue pada triwulan akhir 2022.

Rancangan aksi korporasi itu telah disepakati dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang berlangsung pada 21 Juli 2022 lalu. BBYB berencana melepas sebanyak-banyaknya 5 miliar lembar saham dan mengincar dana Rp5 triliun. Pelaksanaan right issue tahun ini diyakini bisa memacu kinerja perusahan.

“Dana right issue VI nantinya akan digunakan perseroan untuk penyaluran kredit dan kegiatan operasional perbankan lainnya,” jelas Tjandra

Sebelumnya, pada 2021 BNC telah melaksanakan dua kali right issue. Dalam aksi korporasi right issue IV perusahaan telah menghimpun Rp248,03 miliar. Dana itu telah digunakan untuk penyaluran kredit Rp186,53 miliar dan operasional perbankan sebesar Rp61,50 miliar.

Sedangkan right issue V, perseroan berhasil memperoleh tambahan modal bersih sebesar Rp2,5 triliun. Realisasi dari penggunaan dana hasil bersih PUT V sampai dengan periode 30 Juni 2022 adalah untuk kegiatan operasional perbankan sebesar Rp451,30 miliar dan pengembangan teknologi informasi sebesar Rp69,33 miliar.

Pelaksanaan right issue VI yang sudah mendekati waktu ini sekaligus menjadi jalan bagi BNC untuk memastikan langkah menjadi bank umum swasta nasional dengan memiliki modal inti minimal Rp3 triliun. Hal ini merujuk pada Peraturan OJK Nomor 12/POJK.03/2020 tentang Konsolidasi Bank Umum mengenai ketentuan modal minimum. Sedangkan hingga triwulan pertama 2022, BNC memiliki modal inti Rp2,32 triliun.

Sebelumnya, Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Dian Ediana Rae mengatakan bank umum bisa melakukan sejumlah langkah untuk bisa memenuhi aturan OJK. Salah satunya adalah dengan menggelar berbagai upaya untuk pemenuhan modal inti minimum.

“Terkait pemenuhan modal inti minimum, OJK akan terus meminta komitmen dari pemegang saham bank untuk melakukan penambahan modal serta mendorong aksi korporasi yang dibutuhkan,” ujar Dian.

Lebih lanjut, ia mengatakan OJK akan terus membangun sistem perbankan yang berintegritas sebagai fundamental dalam menciptakan stabilitas perbankan dan mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. (Ahmad Ridwan)

Redaksi

Dukung kami untuk terus menyajikan konten bermanfaat dan memberi insight. Hubungi kami untuk konten di redaksi@theeconopost.com. Untuk kerja sama iklan dan promosi lainnya ke marketing@theeconopost.com

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Untuk mengcopy teks yang dibutuhkan hubungi marketing@theeconopost.com