HeadlineIHSG

Astra (ASII) Usulkan Dividen Final Rp308 dalam RUPS Mei 2025, Laba Rp34,1 Triliun pada 2024

TheEconopost.com, PT Astra International Tbk (ASII) membukukan laba bersih sebesar Rp34,1 triliun pada tahun 2024, naik tipis 1% dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Pertumbuhan ini didorong oleh kinerja solid dari sektor sepeda motor, jasa keuangan, serta infrastruktur dan logistik, meskipun mengalami tekanan dari melemahnya penjualan mobil dan turunnya harga batu bara.

Pendapatan bersih konsolidasi Astra meningkat 5% menjadi Rp330,9 triliun dibandingkan dengan Rp316,6 triliun pada tahun 2023. Sementara itu, laba per saham naik menjadi Rp845. Astra juga mencatat peningkatan nilai aset bersih per saham sebesar 7% menjadi Rp5.265.

Di sektor otomotif, laba bersih turun 2% menjadi Rp11,2 triliun akibat penurunan penjualan mobil nasional sebesar 14% menjadi 866.000 unit. Namun, bisnis sepeda motor Astra tetap stabil dengan pangsa pasar 78% dan mencatat penjualan 4,9 juta unit. Bisnis suku cadang melalui PT Astra Otoparts Tbk juga tumbuh 10% dengan laba bersih mencapai Rp2 triliun.

Divisi jasa keuangan mencatat pertumbuhan laba 6% menjadi Rp8,4 triliun, didorong oleh peningkatan pembiayaan konsumen yang naik 9% menjadi Rp128,2 triliun.

Di sektor alat berat, pertambangan, konstruksi, dan energi, Astra mencatatkan penurunan laba 5% menjadi Rp12 triliun. Meskipun penjualan alat berat Komatsu turun 16%, bisnis pertambangan emas dan kontraktor penambangan tetap menunjukkan kinerja positif.

Segmen agribisnis mencatat kenaikan laba 9% menjadi Rp914 miliar, ditopang oleh kenaikan harga CPO sebesar 16% meskipun volume penjualan turun 9%. Sementara itu, laba bersih dari infrastruktur dan logistik meningkat signifikan 37% menjadi Rp1,3 triliun.

Di sektor teknologi informasi dan properti, Astra membukukan pertumbuhan laba masing-masing sebesar 43% dan 56%, didorong oleh peningkatan marjin usaha serta kenaikan tingkat hunian di Menara Astra.

Dividen dan Prospek Bisnis 2025

Manajemen Astra mengusulkan dividen final sebesar Rp308 per saham, lebih rendah dibandingkan Rp421 per saham pada 2023. Dengan tambahan dividen interim Rp98 per saham, total dividen yang diusulkan untuk tahun 2024 menjadi Rp406 per saham dengan rasio pembayaran 48%.

Presiden Direktur Astra, Djony Bunarto Tjondro, menyatakan bahwa perusahaan tetap optimistis terhadap prospek pertumbuhan jangka panjang Indonesia. Astra akan terus memperkuat bisnis inti dan menjajaki peluang baru guna mendorong pertumbuhan jangka menengah dan panjang.

“Grup mencatatkan laba bersih yang solid pada tahun 2024, dengan resiliensi kinerja dari portofolio yang terdiversifikasi, meskipun sentimen konsumen di Indonesia melemah. Kontribusi yang lebih tinggi berasal dari bisnis sepeda motor, jasa keuangan, serta infrastruktur dan logistik, yang sebagian diimbangi oleh dampak penurunan penjualan mobil dan harga batu bara yang lebih rendah.,” ujar Djony dalam keterangan tertulisnya, Kamis, 27 Februari 2025.

Astra juga terus melakukan ekspansi bisnis, termasuk meningkatkan kepemilikannya di Halodoc menjadi 31,3% dengan nilai transaksi Rp900 miliar. Perusahaan juga Grup menyelesaikan akuisisi 95,8% saham Heartology Cardiovascular Hospital. Dengan total investasi Rp5,2 triliun di sektor kesehatan, Astra ingin memainkan peran strategis dalam industri layanan kesehatan Indonesia.

Redaksi

Dukung kami untuk terus menyajikan konten bermanfaat dan memberi insight. Hubungi kami untuk konten di redaksi@theeconopost.com. Untuk kerja sama iklan dan promosi lainnya ke marketing@theeconopost.com

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Untuk mengcopy teks yang dibutuhkan hubungi marketing@theeconopost.com