HeadlineIHSG

Saham Diamond Citra (IDX: DADA): Bidang Usaha & Pemegang Saham Pengendali

Tempias.com, JAKARTA – PT Diamond Citra Propertindo Tbk (IDX: DADA) mengumumkan rencana rights issue sekaligus rencana transaksi material pada 12 Juli 2021 di Bursa Efek Indonesia. Transaksi material ini berupa investasi pada PT Cipta Diamond Property (CDP), entitas anak perusahaan senilai Rp450 miliar. 

Bidang usaha DADA adalah perusahaan yang bergerak dalam properti real estate. Kantor pusat Diamond Citra Propertindo beralamat di Jl. Palakali Raya, Kel. Kukusan, Kec. Beji, Kota Depok, Jawa Barat.

Dalam aksi korporasi rights issue, DADA akan menerbitkan 14,35 miliar lembar saham baru dengan nominal Rp 20 per saham. Sedangkan harga pelaksanaan aksi rights issue ini belum ditetapkan menunggu persetujuan RUPS LB pada 18 Agustus 2021 mendatang. Setelah RUPS LB, manajemen memperkirakan akan mendapatkan pernyataan efektif dari OJK agar rights issue dapat terlaksana pada 4 Oktober 2021. 

Perkiraan pemegang saham DADA setelah right issue./Prospektus

 

Pemegang saham yang berhak mendapatkan saham rights issue adalah investor yang terdaftar pada tanggal 14 Oktober 2021. Setiap pemegang 1 saham berhak atas 2 lembar saham rights issue (1:2). 

Selain rights issue, perseroan juga menerbitkan waran II sebanyak 897,12 juta lembar atau setara 12,56 persen. Setiap 16 lembar saham hasil rights issue berhak atas 1 waran dengan harga pelaksanaan Rp 300. 

 

BACA JUGA: Nasib Saham JSKY di Antara Belvin Tannadi & Mirae Sekuritas (IDX: YP)

 

Dalam aksi ini, PT Karya Permata Inovasi Indonesia (KPII) sebagai pemegang saham terbesar (69,6 persen) menyatakan tidak akan mengambil haknya. Demikian juga dengan Tjandra Tjokrodiponto. Keduanya juga menyatakan tidak akan mengalihkan HMETD yang dimilikinya kepada pihak lain sehubungan dengan PUT I ini. 

Investor yang menyatakan akan mengambil saham dari rights issue adalah  Global Modern Investasia Pte.Ltd. (GMI), Asian Growth Company Pte.Ltd.

(AGC) dan Universal Headway System Pte.Ltd. (UHS). Ketiganya akan menyerap sisa saham HMETD yang tidak diambil investor termasuk dari masyarakat. 

Akan tetapi, DADA tidak akan menerima uang tunai dari ketiga investor. Para  pembeli siaga ini akan menyerahkan asetnya atau secara non-tunai (inbreng)  masing-masing sebanyak-banyaknya 3 miliar lembar pada harga penawaran Rp50. Aset yang dipertukarkan atau inbreng adalah 99,99 persen saham milik UHS, GMI, dan AGC di CDP senilai Rp450 miliar. 

Akibat aksi korporasi ini termasuk pelaksanaan waran, maka pemegang saham DADA pada akhir pelaksanaan Waran seri II adalah Karya Permata Inovasi Indonesia (23,46 persen), Tjandra Tjokrodiponto (0,16 persen), Masyarakat (31,50 persen), Universal Headway System Pte.Ltd. (14,96 persen), Global Modern Investasia Pte.Ltd (14,96 persen), Asian Growth Company Pte.Ltd (14,96 persen).

Setelah penyetoran saham dengan cara inbreng atas saham-saham milik UHS, GMI dan AGC pada CDP dilakukan, Perseroan akan memiliki 99,99 persen saham atau sebanyak 11.812  lembar saham di CDP dengan nilai total transaksi Rp450 miliar. 

 

BACA JUGA: Pilih Saham BBCA, BBRI, BMRI atau BBNI; Ini Rekomendasi dari Mirae Semester II/2021

 

DADA menyatakan tambahan modal yang diterima dari aksi korporasi ini sebanyak 62,7 persen akan digunakan untuk mengakuisisi 99,99 persen atau sebanyak 11.812 saham di CDP yang dimiliki oleh UHS, GMI dan AGC, dimana saham tersebut merupakan bentuk penyetoran modal secara inbreng atas 9 miliar lembar saham Perseroan dalam PUT I.

Selanjutnya sekitar 37,3 persen akan digunakan untuk modal kerja Perseroan dan entitas anak seperti gaji karyawan dan tunjangan serta biaya operasional.

CDP sendiri saat ini memiliki beberapa proyek di seputaran Jabodetabek. Proyek itu seperti D’Crown Residence. Proyek yang dimulai sejak 2010 itu berlokasi di Jalan Kirai, Pondok Cabe, Tangerang. Luas proyek mencapai 3 hektare. Sejak pertamakai diluncurkan atau 11 tahun terakhir, CDP telah membangun 75 unit. 

Lainnya adalah proyek D’Golden Cinere Residence yang diluncurkan pada 2011. Proyek ini juga memiliki luas 3 hektar dengan unit yang telah terbangun sebanyak 223 rumah. Terakhir, proyek yang dibangun CDP adalah D’Marco Residence, proyek yang dijalankan pada 2012 ini memiliki luas tanah 10 hektar. Perusahaan disebutkan telah membangun 400 unit atas proyek yang terletak di Jl. Raya Bogor KM 39, Cilodong itu.

BACA JUGA: IPO UVCR (Trimegah Karya Pratama), Ini Profil Hady Kuswanto Pemegang Saham Pengendali

 

Profil Pemegang saham DADA

Sebelum rights issue dijalankan, pemegang saham pengendali DADA adalah Adam Balfagih melalui Karya Permata Inovasi Indonesia (KPII). Saat DADA IPO pada 2020 lalu, Adam memiliki 77,5 persen saham perusahaan pengendali yakni Cipta Permata Internasional yang mengendalikan 95,8 saham KPII. Adam adalah alumnus Universitas Pancasila angkatan 1997. Adam menjadi direktur DADA sejak 2014. Adam juga menjabat direktur KPII dari 2003.

DADA merupakan bagian dari Diamondland Group yang didirikan sejak 2003. Portofolio grup ini seperti Perintis Residence, Gelegah Puri I, Agung Melati Residence, Purnawarman Residence, Cinere Indah Residence, Lebak Lestari Residence, AUP Residence, Gelagah Puri II, Siaga Residence, Risna Residence, Irenk XIII Residence, Merdeka Residence, D’Diamond Residence, Diamond Andara Residence, Cinere Park View, D’Crown Residence, D’Maple Residence, D’Golden Residence, D’Marco Diamond, DAVE Apartment, D Apple Apartment, River 8, Prime Home, Puri @ Kemang, Kirana House, Chrystal @ Blok M, Apple 2. 

Dari 27 proyek Diamondland Group, proyek DADA sendiri hanya Diamond Amara Avenue atau Dave Apartment. Proyek ini terletak 200 meter dari akses tol Cijago dengan gedung 23 lantai. Apartemen ini terdiri dari 868 unit apartemen dan 33 unit kios. 

Sedangkan anak usaha DADA mengembangkan Apple Residence, proyek ini terdiri dari tiga unit apartemen dengan ketinggian empat lantai, terdapat 300 unit kamar dalam proyek itu. 

Calon investor baru DADA dari right issue yakni Global Modern Investasia Pte.Ltd. (GMI) merupakan perusahaan berbadan hukum Singapura. Perusahaan ini baru didirikan pada 11 Januari 2021 lalu. Pemegang saham GMI adalah investor dari Singapura, Cheng Nguang Hong. Tidak banyak informasi mengenai Cheng, namun namanya muncul sebagai direktur hingga pengendali perusahaan cangkang dari negara surga pajak British Virgin Islands berdasarkan laporan ICIJ. 

 

BACA JUGA: Pergerakan Harga Saham Kimia Farma, Kode Emiten & Kinerja Keuangan

 

Universal Headway System Pte.Ltd. (UHS) juga didirikan di bawah hukum Singapura. Perusahaan ini dibentuk pada 16 Oktober 2020. Pemegang saham perusahaan adalah Stella Pe Peck Luan. Nama ini juga tercatat sebagai direktur pada Bridgewater International Limited. Anak perusahaan tidak langsung dari Lippo Karawaci (LPKR). 

Asian Growth Company Pte.Ltd. (AGC) didirikan 11 Januari 2021. Perusahaan ini juga di bawah hukum Singapura dengan pemilik Lee Chi Kuen. Nama Lee juga muncul sebagai investor aktif menggunakan perusahaan cangkang dari Panama. Laporan ICIJ menunjukkan Lee berinvestasi pada Nebula Capital Management Limited bersama First Pacific (Asia) Pte. Ltd. Nama terakhir adalah perusahaan investasi yang dikendalikan oleh taipan Anthoni Salim. 

Masuknya para investor baru ini tentu masih harus menunggu persetujuan pemegang saham dalam RUPS LB pada Agustus mendatang. Sementara di lantai bursa, saham DADA telah longsor dari harga IPO-nya ke level Rp50. Saat pelepasan saham perdana, saham DADA ditawarkan di level Rp 102 per lembar. Saham ini kemudian sempat meloncat ke level Rp 382 pada penutupan perdagangan 17 April 2020. Setelahnya, harga saham DADA terus longsor hingga menyentuh level terendah di Rp 50. 

 

Redaksi

Dukung kami untuk terus menyajikan konten bermanfaat dan memberi insight. Hubungi kami untuk konten di redaksi@theeconopost.com. Untuk kerja sama iklan dan promosi lainnya ke marketing@theeconopost.com

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *