HeadlineIHSG

RUPSLB BBRI Setujui Right Issue, Berapa Harga Saham Per Lembar?

Tempias.com, JAKARTA- PT Bank Rakyat Indonesia (IDX: BBRI) resmi melakukan Penambahan Modal dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMHMETD) atau Right issue. Keputusan itu diambil dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang berlangsung Kamis, 22 Juli 2021. 

Direktur Utama BRI, Sunarso mengatakan Dana yang terkumpul dari Right Issue BBRI ini akan digunakan untuk pembentukan holding ultra mikro.  Penguatan struktur permodalan diharapkan akan mendukung kegiatan perseroan ke depan baik induk maupun secara group. 

 

“RUPSLB menyetujui penambahan modal dengan HMETD dengan keterlibatan pemerintah melalui HMETD dalam bentuk non tunai,” ujar Sunarso. 

 

Lebih jauh Sunarso mengatakan RUPSLB juga menyetujui pembentukan Holding Ultra Mikro yang terdiri dari BRI sebagai induk, PT Pegadaian dan PT Permodalan Nasional Madani (PMN). Terbentuknya ekosistem ultra mikro diharapkan tidak hanya memberi dampak pada perseroan tetapi bisa lebih meluaskan jangkauan pembiayaan yang bisa diberikan kepada masyarakat. 

 

BACA JUGA: (Terbaru) Rasio Right Issue BBRI 1:1 Harga Pelaksanaan Rp 3.400, Ini Jadwal Lengkapnya

 

Rapat berharap lewat pembentukan Holding Ultra Mikro, para pelaku usaha ultra mikro bisa naik level menjadi pengusaha mikro. Selain membantu lewat pembiayaan, holding juga akan memberikan pendampingan kepada pelaku usaha. 

Rencana pembentukan holding Ultra Mikro melalui pengambilalihan Pegadaian dan PNM direncanakan akan dilakukan pada valuasi Rp 48,7 triliun dan Rp 6,1 triliun atau total Rp 54,8 triliun. Angka ini merujuk pada capaian perusahaan berdasarkan data kuartal pertama 2021.

Berdasarkan data perusahaan, pada 31 Maret 2021, Pegadaian dan PNM memiliki total aset sebesar Rp 107,5 triliun atau setara 7,6 persen aset BBRI. Total ekuitas berada di angka Rp 31,3 triliun atau setara 16,1 persen total ekuitas BBRI.

 

BACA JUGA : Prospek Saham BBRI, dari Right Issue hingga Pembentukan Holding Ultra Mikro

 

Direktur Keuangan BRI, Viviana Dyah Ayu Retno, mengatakan kehadiran Holding Ultra Mikro menjadi momen bagi perusahaan untuk mempercepat target pengelolaan layanan keuangan mikro yang terintegrasi. Sebelumnya perusahaan menargetkan integrasi pengembangan keuangan mikro akan dilaksanakan pada 2025. 

Dengan adanya merger komposisi pengembangan keuangan mikro akan dicapai lebih cepat. Bersama Pegadaian dan PMN kami bisa menyediakan layanan keuangan yang lebih mudah kepada masyarakat.” 

 

Direktur BRI Sunarso
Direktur BRI Sunarso memberi keterangan persn usai RUPSLB

Harga Saham 

Rencana Right Issue yang akan telah membuat saham BBRI bergerak atraktif di pasar. Investor masih membaca arah kebijakan BBRI setelah Right Issue. Pada penutupan perdagangan Kamis, 22 Juli 2021 harga saham BBRI ditutup pada Rp3.900, meningkat dari Rp3.820 pada penutupan perdagangan hari sebelumnya. 

 

BACA JUGA: Profil Viviana Dyah Ayu Retno, Direktur Keuangan BRI (BBRI) Pengawal Holding UMKM ala Erick Thohir

 

BRI akan melakukan rights issue dengan mengeluarkan maksimal 28,67 miliar saham seri B dengan nilai nominal Rp50 per saham. Namun sayangnya perusahaan belum menyebutkan berapa harga yang akan ditetapkan.  Beberapa analisis menyebutkan  total nilai right issue mencapai Rp95,6 triliun.  Nilai ini setara dengan 23,25 persen modal ditempatkan dan disetor penuh perseroan.

 

“Penetapan harga right isus akan dilakukan setelah melakukan beberapa proses termasuk mendaftarkan ke OJK Pasar Modal dan akan kami sampaikan dalam prospektus dan kami mohon bersabar,” ujar Viviana. 

Lebih lanjut ia menyebutkan, penetapan harga right issue nantikan akan didasarkan pada tiga faktor utama yaitu kondisi ekonomi secara makro, kinerja perseroan dan kondisi pemegang saham. 

Wakil Direktur BRI, Catur Budi harto mengatakan dengan adanya right issue, perusahaan akan bergerak lebih dinamis dalam mencapai value perusahaan dengan terbentuknya holding ultra mikro. 

Pertama, perusahaan akan menawarkan produk keuangan yang lebih lengkap. Kedua menyiapkan Integrasi data untuk efisiensi bisnis apabila diperlukan untuk bantuan sosial. Ketiga, adanya akuisisi nasabah Pegadaian dan PMN akan memudahkan bagi perusahaan dan masyarakat untuk mengakses layanan perbankan sehingga terbentuk ekosistem mikrofinance.

Redaksi

Dukung kami untuk terus menyajikan konten bermanfaat dan memberi insight. Hubungi kami untuk konten di redaksi@theeconopost.com. Untuk kerja sama iklan dan promosi lainnya ke marketing@theeconopost.com

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Untuk mengcopy teks yang dibutuhkan hubungi marketing@theeconopost.com