Finance

Rekso Group Merger Sinar Sosro dengan Gunung Slamat, Intip Nasib Karyawan dan Struktur Kepemilikan Terbaru

Rekso Group, raksasa bisnis teh milik Keluarga Sosrodjojo, mengumumkan akan melakukan konsolidasi dua anak usahanya: PT Sinar Sosro Gunung Slamat (sebelumnya PT Gunung Slamat) yang berkedudukan di Slawi-Tegal, dan PT Sinar Sosro yang berlokasi di Bekasi.

Dalam prospektus merger yang dirilis pada Selasa, 15 Oktober 2024, disebutkan bahwa pemegang saham utama Gunung Slamat adalah PT Anggada Putrarekso Mulia (99,75%) dan PT Mitra Panca Utama (0,25%). Perusahaan ini memiliki total saham 500.000 lembar dengan nilai nominal Rp1 juta per lembar.

Manajemen Gunung Slamat terdiri dari Soewito Sosrodjojo sebagai Komisaris Utama dan Soejani Sosrodjojo sebagai Komisaris, sementara jajaran direksi diisi oleh Sukowati Sosrodjojo sebagai Direktur Utama, Bambang Wirjawan Soendoro sebagai Wakil Direktur Utama, serta Dwiko Prasetio dan Aswin Surja sebagai Direktur.

Gunung Slamat bergerak di sektor perkebunan teh, manufaktur, dan perdagangan, termasuk melalui kanal digital. Produk utamanya antara lain Teh Cap Pod, Teh Cap Botol, dan Teh Celup Sosro. Hingga akhir 2023, Gunung Slamat mencatatkan aset senilai Rp847,48 miliar dengan liabilitas sebesar Rp540,31 miliar, dan ekuitas sebesar Rp307,17 miliar. Pada tahun yang sama, perusahaan membukukan laba kotor sebesar Rp325,42 miliar dan laba bersih Rp23,66 miliar, turun dibandingkan laba bersih tahun 2022 sebesar Rp37,35 miliar.

Sementara itu, hingga akhir Agustus 2024, laba bersih Gunung Slamat tercatat Rp14,55 miliar, lebih rendah dari Rp25,75 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya.

Aset Sinar Sosro

Dalam prospektus yang sama, disebutkan bahwa pemegang saham PT Sinar Sosro di Bekasi adalah PT Anggada Putrarekso Mulia (90%), serta Sutiono Sosrodjojo dan Wirjono Sosrodjojo masing-masing 5%. Perusahaan ini memproduksi Tehbotol Sosro, S-Tea, Fruit Tea, Country Choice, Tebs, serta air mineral Prim-A. Produk-produknya juga diekspor ke berbagai negara.

Jajaran manajemen PT Sinar Sosro dipimpin oleh Soewito Sosrodjojo sebagai Komisaris Utama, didampingi oleh Soejani Sosrodjojo dan Sutiono Sosrodjojo sebagai Komisaris. Direktur Utama Sinar Sosro adalah Sukowati Sosrodjojo, dibantu oleh tujuh direktur lainnya.

Pada akhir 2023, Sinar Sosro mencatatkan laba kotor Rp1,59 triliun dan laba bersih Rp16,28 miliar, turun signifikan dibandingkan laba bersih tahun 2022 sebesar Rp92,67 miliar. Aset perusahaan per akhir 2023 tercatat Rp3,95 triliun, turun dari Rp4,08 triliun pada 2022.

Penggabungan Usaha

Dalam prospektus, disebutkan bahwa PT Sinar Sosro akan menggabungkan diri ke dalam PT Sinar Sosro Gunung Slamat, yang akan menjadi perusahaan penerima penggabungan, sementara PT Sinar Sosro akan bubar demi hukum. Kedua perusahaan dijadwalkan mengadakan rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) untuk mendapatkan persetujuan pada 15 November 2024, dan penggabungan akan efektif per 1 Desember 2024.

Merger ini bertujuan untuk menciptakan perusahaan teh yang lebih terintegrasi dari hulu ke hilir, sehingga mampu mempertahankan keberlangsungan industri teh di Indonesia. Setelah penggabungan, saham PT Sinar Sosro Gunung Slamat akan dimiliki oleh PT Anggada Putrarekso Mulia (92,93%) dan PT Mitra Panca Utama (0,07%), sementara Wirjono Sosrodjojo dan Sutiono Sosrodjojo masing-masing menggenggam 3,5% saham.

Perusahaan gabungan ini diproyeksikan memiliki aset sebesar Rp4,76 triliun, dengan liabilitas Rp2,47 triliun dan ekuitas Rp2,29 triliun.

Sebagai konsekuensi dari merger ini, PT Sinar Sosro akan berakhir tanpa likuidasi, dan semua aset serta liabilitasnya akan beralih ke PT Sinar Sosro Gunung Slamat. Perusahaan juga menjelaskan bahwa karyawan akan diberi opsi untuk bergabung dengan perusahaan baru atau tidak. Bagi yang tidak bergabung, hak mereka akan diselesaikan sesuai peraturan yang berlaku.

Manajemen juga akan meninjau komposisi karyawan dan berupaya menciptakan efisiensi bisnis yang optimal. Proses distribusi dan pemasaran produk akan diselaraskan untuk memperkuat jaringan distribusi dan penjualan di seluruh wilayah.

Dalam struktur perusahaan baru ini, Soewito Sosrodjojo akan menjabat sebagai Komisaris Utama, didampingi oleh Soejani Sosrodjojo dan Sutiono Sosrodjojo sebagai Komisaris. Sementara Sukowati Sosrodjojo (39) akan menjabat sebagai Direktur Utama dengan dukungan dari 12 direktur.

Sebagai informasi, menurut laporan SOMO (2007) mengenai rantai pasok sektor teh di Indonesia, Soegiharto Sosrodjojo merupakan pengendali Rekso Group. Ia telah membeli saham dari saudaranya, Surjanto dan Soemarsono Sosrodjojo, sehingga keluarga Soegiharto dan anak-anaknya menjadi pemilik PT Anggada Putra Rekso Mulia, sementara Soetjipto dan anak-anaknya berada di bawah konglomerasi PT Indosigma Investa.

Redaksi

Dukung kami untuk terus menyajikan konten bermanfaat dan memberi insight. Hubungi kami untuk konten di redaksi@theeconopost.com. Untuk kerja sama iklan dan promosi lainnya ke marketing@theeconopost.com

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Untuk mengcopy teks yang dibutuhkan hubungi marketing@theeconopost.com