Prospek Saham Erajaya (ERAA), Bidang Usaha & Profil Pemegang Saham
Tempias.com – PT Erajaya Swasembada Tbk. menyampaikan ke Bursa Efek Indonesia menyelenggarakan stock split (pemecahan nilai saham) dengan rassio 1:5 atau dari nominal Rp 500 menjadi Rp 100.
Bursa Efek Indonesia mencatat jumlah saham ERAA mencapai 3,19 miliar lembar. Artinya setelah stock split, jumlah saham beredar meningkat menjadi 15,95 miliar lembar.
Jadwal stock split saham ERAA mengacu pada harga perdagangan Selasa, 30 Maret 2021. Selanjutnya saham ERAA dengan nominal baru diperdagangkan pada Rabu, 31 Maret 2021. Harga saham ERAA sendiri pada hari ini, Kamis, 25 Maret 2021 saat pengumuman diterbitkan pada sesi I berada pada level Rp.2640 per lembar.
Artinya jika tidak ada perubahan hingga 30 Maret 2021 mendatang, maka pada 31 Maret harga saham ERAA akan diperdagangkan pada nilai Rp530. Walau begitu, harga saham stock split ERAA masih dapat naik atau turun sesuai dengan keyakinan investor.
Struktur pemegang saham terakhir (ultimate shareholder) ERAA ./Prospektus 2011
BIDANG USAHA SAHAM ERAA
Saham ERAA bergerak dalam bidang usaha ritel dan distributor untuk perangkat telekomunikasi hingga gadget. Erajaya Group merupakan importir telepon seluler, smartphone dan tablet, subscriber identity module card (SIM Card), voucher isi ulang operator jaringan selular, aksesoris, gadget seperti komputer dan perangkat elektronik, serta berbagai produk yang berhubungan dengan konektivitas jaringan internet seperti drone, smarthome, hingga smartwatch.
Beberapa produk yang bekerjasama dengan ERAA adalah Apple, ASUS, Blackberry, DJI, Garmin, Google, GoPro, Honor, Huawei, Lenovo, LG, Motorola, Nokia, OPPO, Realme, Samsung, Vivo, Xiaomi dan para operator seluler.
ERAA belum menerbitkan laporan keuangan 2020 hingga 25 Maret 2021 karena ada pelonggaran dari OJK. Meski begitu mengacu kepada laporan tahunan 2019 atau sebelum pandemi Covid-19, ERAA memiliki 1.100 toko ritel, 83 pusat distribusi dan sekitar 61,000 reseller pihak ketiga sebagai channel.
Jangkauan ini berdasarkan klaim perusahaan menempatkan ERAA memiliki pangsa pasar 35 persen distribusi dan penjualan handphone di Indonesia. ERA juga menjalankan 56 toko ritel dan 3 titik distribusi di Malaysia. Selain itu, perusahaan juga membuka 17 toko ritel di Singapura.
Saat ini, pemegang saham ERAA terdiri dari PT Eralink International dengan kepemilikan 54,51 persen dan publik 45,17 persen. Sedangkan selebihnya dimiliki oleh direksi dan komisaris.
Tidak banyak informasi tentang pemegang saham Eralink International saat ini. Meski begitu dalam prospektus IPO saham ERAA pada 2011, pemegang saham terakhir Eralink International adalah discretionary trust melalui Credit Suisse Trust Limited.
Settlor dari trust ini terdiri dari Ardy Hady Wijaya, Budiarto Halim, dan Richard Halim Kusuma. Penerima manfaat dari dana perwalian ini selain pada settlor adalah keturunan masing-masing para penyetor. Namun tidak dijabarkan besaran komposisi dari masing-masing penyetor.
Credit Suisse membentuk Golden Bright Capital Holdings Pte. Ltd bersama Ardy Hady Wijaya dengan porsi 99,9998 persen dan 0,0002 persen mengendalikan PT Eralink International.
SEJARAH Erajaya Swasembada (ERAA)
PT Erajaya Swasembada dibentuk melalui akta pendirian No.7 pada 8 Oktober 1996 di notaris Myra Yuwono. Perusahaan disahkan oleh Menteri Kehakiman pada 24 Februari 1997.
Kantor pusat Erajaya Swasembada (ERAA) beralamat di Jl Gedong Panjang No. 29 – 31, Jakarta 11240.
Perusahaan saat ini memiliki anak usaha PT Erafone Artha Retailindo (Jakarta), PT Teletama Artha Mandiri (Jakarta), PT Mitra Internasional Indonesia (Jakarta), PT Nusa Gemilang Abadi (Jakarta), PT Sinar Eka Selaras (Jakarta), Era International Network Era (Malaysia), PT Era Sukses Abadi (Jakarta), PT Mandiri Sinergi Niaga (Jakarta), Erajaya Swasembada Pte. Ltd. (Singapura), Era International Network (Singapura), PT Nusantara Prima Sukses Artha (Jakarta), PT Azec Indonesia Management (Jakarta), Erajaya Holding Pte. Ltd (Singapura), PT Data Tekno Indotama (Jakarta) dan PT Indonesia Orisinil Teknologi (Jakarta).
Sedangkan melalui Erafone Artha Retailindo, perusahaan menjalankan Data Citra Mandiri, Nusa Abadi Sukses Artha, CG Computers Sdn. Bhd (49 persen), Prakarsa Prima Sentosa, Prima Pesona Prakarsa, Erafone Dotcom, dan Citra Kreativa Inovasi.
Anak usaha Mandiri Sinergi Niaga menjalankan anak usaha Multi Media Selular, dan Data Media Telekomunikasi. Lainnya melalui Nusantara Prima Sukses Artha terdapat cucu usaha Urogen Advanced Solutions, dan Surya Andra Medicalindo.
Di Malaysia, Era menambah portofolionya melalui cucu usaha CG Computers Sdn. Bhd dengan menjalankan Switch Concept Sdn. Bhd, Urban Republic Sdn. Bhd, Erafone Retails Malaysia Sdn. Bhd, JKK Software Sdn. Bhd., dan Techero Sdn. Bhd.
KINERJA KEUANGAN SAHAM ERAA
Saham ERAA yang menguat di zona hijau tidak lepas dari pertumbuhan bisnisnya yang kuat hingga September 2020. Setelah terhempas ke level Rp900 saat pandemi menerjang pada 27 Maret 2020, saham ERAA berbalik menguat hingga menyentuh Rp2.640 pada sesi I perdagangan Kamis, 25 Maret 2021.
Meski begitu, rekor harga saham ERAA tertinggi sepanjang masa tercatat di level Rp3.280 pada penutupan perdagangan 27 Juli 2008.
Hingga September 2020, ERAA mencatatkan penjualan Rp23,17 triliun. Tidak jauh berbeda dengan September 2019 dengan penjualan Rp23,61 triliun.
Meski begitu, laba per saham perusahaan melonjak dari Rp52 per lembar menjadi Rp93 per lembar karena ditopang turunnya beban keuangan dan berkurangnya beban pokok penjualan.
Sedangkan aset saham ERAA dalam laporan keuangan paling baru itu naik tipis dari Rp9,74 triliun menjadi Rp9,78 triliun.