HeadlineIHSG

Pipeline IPO Jumbo Bertambah di BEI per 24 Januari 2025

Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat hingga 24 Januari 2025, pipeline saham, emisi efek bersifat utang dan sukuk (EBUS), serta rights issue menunjukkan aktivitas pasar yang cukup beragam.

Hingga tanggal ini, delapan perusahaan telah berhasil mencatatkan sahamnya (IPO) di BEI dengan total dana yang dihimpun sebesar Rp3,7 triliun. Selain itu, sebanyak 18 perusahaan tercatat dalam pipeline pencatatan saham di BEI.

Berdasarkan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) Nomor 53/POJK.04/2017, klasifikasi perusahaan berdasarkan aset terbagi menjadi tiga kategori. Dari kategori ini, tidak ada IPO perusahaan dengan aset kecil alias di bawah Rp50 miliar.

BEI mencatat perusahaan dengan aset menengah (Rp50–Rp250 miliar) yang siap IPO sejauh ini ada satu entitas. Sedangkan deretan saham yang siap IPO berasal dari emiten jumbo dengan aset besar di atas Rp250 miliar.

“Hingga saat ini, terdapat (total) 18 perusahaan dalam pipeline pencatatan saham BEI,” kata I Gede Nyoman Yetna, Direktur Penilaian Perusahaan BEI dalam paparan yang disampaikan Jumat, 24 Januari 2025.

BEI mencatat perusahaan dengan aset jumbo siao iPO 17 perusahaan. Kategori ini mencerminkan minat perusahaan berskala besar untuk memanfaatkan pasar modal sebagai sarana pendanaan.

Sektor-sektor perusahaan yang berada dalam pipeline pencatatan saham meliputi Basic Materials dengan dua perusahaan, Consumer Cyclicals dengan satu perusahaan, Consumer Non-Cyclicals dengan enam perusahaan, Energy dengan dua perusahaan, Financials dengan satu perusahaan, Healthcare dengan dua perusahaan, dan Industrials dengan tiga perusahaan. Tidak ada perusahaan dari sektor Infrastructures, Properties & Real Estate, Technology, maupun Transportation & Logistic. Sektor Consumer Non-Cyclicals mendominasi pipeline dengan enam perusahaan, mencerminkan daya tarik sektor ini bagi investor.

Pasar obligasi (Ebus) oleh emiten juga mencatat perkembangan yang menarik. Hingga saat ini, BEI mencatat 8 emisi dari tujuh penerbit dengan total dana yang dihimpun mencapai Rp8,6 triliun. Sementara itu, terdapat 18 emisi dari 14 penerbit yang masih berada dalam pipeline BEI.

Perusahaan-perusahaan dalam pipeline Ebus berasal dari sektor Basic Materials dengan tiga perusahaan, Consumer Cyclicals dan Consumer Non-Cyclicals masing-masing satu perusahaan, Energy dan Financials masing-masing empat perusahaan, serta Infrastructures dengan satu perusahaan. Tidak ada perusahaan dari sektor lainnya. Sektor Energy dan Financials mendominasi pipeline EBUS, masing-masing dengan empat perusahaan.

Rights issue menjadi salah satu aksi korporasi yang menarik perhatian pelaku pasar. Namun, hingga 24 Januari 2025, belum ada perusahaan yang menerbitkan rights issue dengan total nilai Rp0,00 triliun. Meski demikian, terdapat tujuh perusahaan yang sedang berada dalam pipeline rights issue. Perusahaan-perusahaan tersebut berasal dari sektor Basic Materials dengan tiga perusahaan, Energy dengan dua perusahaan, dan Healthcare dengan dua perusahaan. Sektor Basic Materials mendominasi pipeline rights issue, dengan kontribusi 42,9% dari total pipeline.

Dari data yang tersedia, sektor-sektor seperti Consumer Non-Cyclicals, Energy, dan Basic Materials menunjukkan dominasi yang konsisten dalam berbagai pipeline, baik untuk pencatatan saham, emisi EBUS, maupun rights issue. Hal ini mengindikasikan adanya kepercayaan investor terhadap sektor-sektor ini, yang dinilai memiliki prospek pertumbuhan yang baik di tengah dinamika ekonomi global. Di sisi lain, sektor-sektor seperti Technology, Properties & Real Estate, serta Transportation & Logistic belum menunjukkan aktivitas yang signifikan dalam pipeline BEI. Hal ini bisa menjadi peluang untuk mendorong pengembangan lebih lanjut pada sektor-sektor tersebut.

Pipeline saham, EBUS, dan rights issue di Bursa Efek Indonesia hingga 24 Januari 2025 mencerminkan dinamika yang beragam di pasar modal. Dominasi sektor tertentu, seperti Consumer Non-Cyclicals, Basic Materials, dan Energy, menunjukkan minat yang tinggi dari investor. BEI perlu terus mendukung aktivitas ini dengan menyediakan regulasi yang mendukung serta infrastruktur yang memadai untuk menarik lebih banyak perusahaan dari berbagai sektor. Dengan perkembangan ini, diharapkan pasar modal Indonesia dapat terus tumbuh dan memberikan kontribusi positif bagi perekonomian nasional.

Redaksi

Dukung kami untuk terus menyajikan konten bermanfaat dan memberi insight. Hubungi kami untuk konten di redaksi@theeconopost.com. Untuk kerja sama iklan dan promosi lainnya ke marketing@theeconopost.com

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *