HeadlineIHSG

Pemilik Wings Group dan Daftar Saham di Bursa Efek Indonesia

Grup Wings dan pengendalinya menjadi pembicaraan publik setelah nama perusahaan tidak muncul dalam investor untuk ibu kota negara yang baru. Konglomerasi yang terkenal sebagai perusahaan penghasil produk-produk rumah tangga dan pemeliharaan kesehatan itu mengumumkan bahwa pihaknya tidak tergabung dalam konglomerat yang membangun Hotel Nusantara di Kawasan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara yang dirintis Agung Sedayu Group dengan kepemimpinan Sugianto Kusuma alias Aguan. 

Head of Corporate Communications & CSR WINGS Group Indonesia, Sheila Kansil dalam pernyataan tertulisnya dikutip Sabtu (6/1/2023) menyatakan mengambil jalan berbeda. Konglomerasi yang dirintis oleh Harjanto Susanto dan Johanes F. Katuari pada 1948 di Surabaya itu menyebut akan berperan dalam proyek non komersial di IKN. Proyek yang akan dijalankan yakni botanical garden.  

“Kami sampaikan bahwa Wings Group tetap ikut serta di dalam Konsorsium Nusantara IKN yang bersifat Non-Komersial, salah satu contohnya adalah pembangunan Botanical Garden,” ujar Sheila dalam keterangan tertulis Kamis, 4 Januari 2024.

Lalu siapakah pemilik Wings Group saat ini? Adakah perusahaan konglomerasi ini yang mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia? 

Saat ini Wings Group dipimpin generasi kedua. Pernyataan konsultan hukum Makes & Partners Law Firm menyebut keluarga Katuari dalam konglomerasi ini dipimpin oleh Eddy William Katuari. Sedangkan keluarga Susanto diwakili kepemimpinannya oleh Hanny Sutanto. Kedua keluarga tergabung dalam perusahaan induk PT Lumbung Artakencana. 

Eddy William Katuari sebagai representasi Grup Wings menjadi orang terkaya ke 46 di Indonesia pada 2023 menurut majalah ekonomi Forbes dengan perkiraan kekayaan US$ 1,03 miliar atau sekitar Rp 15 triliun. Sedangkan Harjo Sutanto menjadi orang terkaya Indonesia ke 48 dalam pengumuman ranking 2020.

BACA JUGA: Grup Djarum Perbesar Kepemilikan di DailySocial.id

Jika merujuk hanya keluarga inti pendiri, emiten dalam konglomerasi ini yang tercatat di Bursa Efek Indonesia pertama kali adalah PT Unggul Indah Cahaya Tbk. (UNIC). Perusahaan yang IPO pada 1989 ini merupakan kongsi Wings Group, Grup Salim, Sinarmas, dan Lautan Luas.

Selanjutnya, keluarga ini mengantarkan PT Bank Multiarta Sentosa Tbk. (BMAS) setelah diminta regulator untuk memiliki modal minimal Rp3 triliun.

Dalam prospektus IPO PT Bank Multiarta Sentosa Tbk. (BMAS) pada 2021, generasi kedua keluarga Katuari dalam perusahaan induk terdiri dari  Eddy William Katuari (10 persen), Teddy Jeffrey Katuari (10 persen),  Finney Henry Katuari (10 persen), Djuwita Abadi (10 persen), Juliana Christina Katuari (10 persen). 

Djuwita adalah istri dari mendiang Freddy Ignatius Katuari. Pasangan ini memiliki dua orang anak yakni Joyce M. Katuari dan Lisa O. Katuari.

Keluarga Susanto dalam perusahaan holding PT Lumbung Artakencana terdiri dari Hanny Sutanto (17,32 persen), Handoyo Sutanto (5,58 persen), Harjo Sutanto (4,54 persen), dan John Michael Sutanto (5,58 persen). 

Sedangkan keluarga Wakijo Tanojo sebagai pihak yang membantu pengembangan WIngs Group diwakili oleh Hendrik Tanojo (7,91 persen) dan Alex Ivan Tanoyo (9,07 persen)

Saham Wings Group di Bursa Efek Indonesia

Menariknya, meski secara konglomerasi Wings Group hanya memiliki UNIC dan BMAS di Bursa Efek Indonesia, namun cabang keluarga ini memiliki cukup banyak emiten yang melepas sahamnya ke publik. 

Putri Eddy William Katuari misalnya, yakni Grace L Katuari menikahi putra mahkota Grup Djarum Martin Hartono. Grace sendiri menjadi petinggi di bisnis properti konglomerasi BCA itu.

Grup Djarum adalah pemilik Hotel Indonesia Kempinski Jakarta. Sedangkan Grup Wings mengoperasikan The Apurva Kempinski Bali yang baru digunakan KTT G20 Bali. Kedua keluarga juga terlibat dalam proyek pabrik tebu terintegrasi di Indonesia Timur. Konglomerasi Djarum sendiri memiliki emiten BBCA, BELI, RANS, hingga TOWR di Bursa Efek Indonesia.

BACA JUGA: 10 Bank di Indonesia dengan Aset Terbesar Kuartal III/2023, BSI dan BNLI Paling Solid

Anak Eddy yang lain, Jane S. Katuari menikahi putra mahkota Gozco Group yakni Kreisna Dewantara Gozali. Sosok ini memimpin Gozco Plantation (GZCO). Konglomerasi ini adalah pengendali Bank Yudha Bhakti dan kini berganti nama menjadi Bank Neo Commerce (BBYB) setelah pemegang saham pengendali menjadi Akulaku. 

Putri Eddy yang lain, Erlina Katuari juga menikahi keluarga konglomerat dari Thailand yakni Benjamin Jiaravanon. Keluarga Jiaravanon adalah konglomerat di balik bisnis peternakan terpadu PT Charoen Pokphand Tbk (CPIN), PT Central Proteina Prima Tbk (CPRO) dan PT BISI International Tbk (BISI). 

Sementara keturunan Wakijo Tanojo memiliki jaringan bisnis Victoria Group yang dikendalikan Suzanna Tanojo. Keluarga ini juga muncul dalam pemegang saham PT Bhuwanatala Indah Permai Tbk (BIPP) dan PT Bintang Mitra Semestaraya Tbk (BMSR).

Redaksi

Dukung kami untuk terus menyajikan konten bermanfaat dan memberi insight. Hubungi kami untuk konten di redaksi@theeconopost.com. Untuk kerja sama iklan dan promosi lainnya ke marketing@theeconopost.com

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Untuk mengcopy teks yang dibutuhkan hubungi marketing@theeconopost.com