Pemilik Golden Westindo, Miliki Kerja Sama dengan Jepang
PT Golden Westindo Artajaya Tbk (GWAA), yang didirikan pada tahun 1994, adalah perusahaan yang dimiliki oleh Rusdi Djamil Lioe, istrinya Gouw Mie Lien dan anak mereka Karolina Leo melalui perusahaan holding PT Rama Delta Lestari, yang membawahi PT Golden Westindo Investama. Keluarga ini memiliki 90,74% saham GWAA sebelum IPO.
Sedangkan sisa saham 9,26% dimiliki oleh PT Golden Samudra Pasific. Entitas ini tidak sepenuhnya dimiliki oleh keluarga Lieo, karena terdapat nama Eric Limanto yang menggenggam 30,01% saham alias setara dengan 2,7% saham GWAA.
Golden Westindo Artajaya merupakan salah satu pedagang pakan pembenihan udang dan ikan, pakan ikan hias, serta peralatan akuarium.
Perusahaan yang menempatkan Rusdi Djamil Lioe sebagai direktur utama itu, mengoperasikan dua segmen utama, yaitu Aquaculture dan Aquatic. Di segmen Aquaculture, PT Golden Westindo menyediakan pakan pembenihan alami dengan merek Golden West Artemia serta pakan buatan dengan merek BernAqua. Sementara itu, di segmen Aquatic, mereka menawarkan produk pakan ikan hias merek Hikari, serta pakan beku yang diproduksi oleh PT Kyorin Group Indonesia, anak usaha perseroan.
Produk Golden Westindo dipasarkan di wilayah Jawa, Bali, Sumatera, dan Kalimantan. Perusahaan juga melakukan ekspor ke Amerika Serikat, Jepang, dan Korea Selatan, terutama produk pakan beku ikan hias.
Kinerja Keuangan Sebelum IPO
Dalam prospektus, GWAA mencatat pendapatan usaha sebesar Rp98,53 miliar dan laba bersih Rp16,13 miliar pada 2023, dengan Net Profit Margin (NPM) sebesar 16,38%. Rasio ini meningkat signifikan dibandingkan tahun sebelumnya yang hanya 10,18%.
Pada kuartal pertama 2024, perseroan melaporkan peningkatan pendapatan usaha sebesar 9,30% menjadi Rp25,06 miliar, sementara laba bersih naik 59,40% menjadi Rp3,85 miliar, didorong oleh kinerja segmen Aquatic.
Perseroan mengklaim memiliki pangsa pasar sebesar 30% di Indonesia dan menjalin kemitraan dengan beberapa pemasok internasional seperti Great Salt Lake Artemia (AS), Bern Aqua NV (Belgia), Kyorin Co. Ltd. (Jepang), dan Eheim GmbH & Co. KG (Jerman).
Dalam rangka penawaran umum perdana saham (IPO), perseroan akan menawarkan sebanyak 685.714.300 lembar saham atau 30% dari modal ditempatkan dan disetor penuh. Dana yang dihimpun dari IPO, diperkirakan mencapai Rp82,29 miliar, akan digunakan untuk belanja modal, termasuk pembangunan Artemia Hatching Facility, serta modal kerja dan investasi di PT Kyorin Group Indonesia.
Sebagai bagian dari strategi ekspansinya, PT Golden Westindo berencana mendirikan dua Artemia Hatching Facility di Lampung dan Situbondo, Jawa Timur. Fasilitas ini akan memproduksi pakan pembenihan alami dalam bentuk nauplii dan diharapkan mulai beroperasi masing-masing pada kuartal IV 2025 dan kuartal II 2026. Karolina Leo, Direktur PT Golden Westindo, menyatakan bahwa sekitar 40,5% dari dana IPO akan digunakan untuk proyek ini.
Perseroan juga telah memiliki fasilitas produksi di Tangerang dan Bandung dengan kapasitas yang besar untuk mendukung pertumbuhan operasionalnya.